Latvia Diterjang Banjir Terbesar dalam Beberapa Dekade

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Latvia telah memperingatkan penduduk di Kota Jekabpils untuk mengungsi pada Minggu (15/1/2023). Ini terkait kemungkinan terjadinya banjir bandang yang didasarkan dari tingginya permukaan air Sungai Daugava dalam beberapa hari terakhir.
Dilansir France24, warga di Jekabpils mengatakan bahwa bencana ini merupakan yang terbesar dalam beberapa dekade terakhir. Salah seorang penduduk bernama Maris Kodols menyebut es dan air dengan cepat mengalir ke area permukiman warga.
"Potongan es dan air es langsung membanjiri seluruh sudut kota. Ini adalah banjir terburuk sejak 1981. Bahkan, level permukaan air sungai saat ini hanya 5 cm di bawah rekor tertinggi pada tahun 1980-an," ungkapnya.
1. Bendungan di Sungai Daugava bocor
Banjir di Jekabpils kali ini diakibatkan oleh bocornya bendungan Sungai Daugava pada Sabtu (14/1/2023). Padahal, bendungan tersebut baru berusia 10 tahun dan berfungsi sebagai penghalang sekaligus penanda peringatan awal level permukaan air sungai.
Menurut Wali Kota Jekabpils, Raivis Ragainis, beberapa ekskavator sudah dikirimkan ke bendungan. Alat itu akan digunakan untuk memperkuat bendungan dari tekanan es dengan karung pasir.
"Bendungan masih aman sejauh ini. Kita sudah memperkuatnya, tapi situasi terus masih memprihatinkan. Tidak ada jamunan bahwa bendungan ini mampu menahan tekanan air es yang begitu ekstrem," tutur Ragainis, dikutip LSM.
2. Pemerintah sudah mengevakuasi warga di Jekabpils
Meskipun air sudah menggenang ke area perkotaan, air luapan sungai masih belum mencapai bangunan pencakar langit di distrik Mežrūpnieki. Namun, air sudah menggenangi sejumlah permukiman warga di pinggiran sungai.
Pemerintah sudah melakukan evakuasi penduduk yang rumahnya terdampak genangan air banjir. Namun, masih ada penduduk yang memilih bertahan dan menetap di lantai dua rumahnya untuk menghindari genangan.
Penduduk setempat mengaku tidak berniat meninggalkan tempat tinggalnya dan mengaku tidak bisa tidur setiap malam. Pasalnya, warga tetap khawatir jika dievakuasi karena cemas akan kondisi propertinya dan ingin menjaga barang-barangnya.
3. Permukaan air Sungai Daugava terus meningkat
Pada Kamis (12/1/2023) malam, level permukaan air Sungai Daugava sudah mencapai 7,66 meter dari permukaan laut. Kondisi ini lebih tinggi 1,5 meter dari hari sebelumnya dan lebih tinggi 4 meter dari 1 Januari lalu.
Pakar hidrologi memprediksi bahwa permukaan air Sungai Daugava akan melampaui 8,4 meter. Itu artinya permukaan air sudah di atas peringatan merah yang menunjukkan tingginya resiko kerusakan di area sekitar dan termasuk resiko kematian.
Sementara, tingginya permukaan air ini diakibatkan oleh massa es yang terus mengalir dari teritori Belarus. Balok es tersebut memblokir arus sungai dan beresiko mengakibatkan timbulnya banjir bandang.
Pada Sabtu lalu, permukaan air Sungai Daugava sudah mencapai 8,92 meter di atas titik pemantauan stasiun. Ini menunjukkan level tertinggi sejak 40 tahun terakhir.