Lufthansa Tangguhkan Penerbangan ke Beirut dan Teheran

- Lufthansa Group memperpanjang penangguhan penerbangan ke Teheran dan Beirut hingga awal 2025.
- Keputusan tersebut diambil karena meningkatnya pertempuran antara Israel dan Hizbullah di Lebanon.
- Serangan Israel pada Lebanon telah menewaskan hampir seluruh pimpinan Hizbullah, menyebabkan jutaan warga mengungsi.
Jakarta, IDN Times - Maskapai Lufthansa Group telah memperpanjang penangguhan penerbangan ke Teheran di Iran dan Beirut di Lebanon hingga awal tahun depan. Keputusan tersebut di ambil oleh maskapai penerbangan asal Jerman ini di tengah meningkatnya pertempuran antara Israel dan Hizbullah di Lebanon.
"Penerbangan ke Teheran akan ditangguhkan hingga 31 Januari 2025, dan ke Beirut hingga 28 Februari 2025," kata grup tersebut pada Rabu (23/10/2024), dikutip dari The Straits Times.
Lufthansa Group juga mencakup Swiss International Airlines, Austrian Airlines, Brussels Airlines, dan Eurowings.
1. Lufthansa Group telah berulang kali merubah jadwal akibat situasi di Timur Tengah
Dalam pernyataan terpisah, Swiss mengatakan bahwa penerbangan ke Beirut akan ditangguhkan hingga 18 Januari 2025, guna memberikan kepastian perencanaan yang lebih baik bagi penumpang dan awaknya.
Sebelumnya, Lufthansa Group telah berulang kali mengubah jadwalnya dalam beberapa bulan terakhir karena kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Timur Tengah, seperti yang dilakukan maskapai lainnya.
Awal pekan ini, maskapai tersebut mengumumkan perpanjangan penangguhan penerbangan ke Tel Aviv di Israel hingga 10 November.
Kelompok tersebut menyatakan bahwa mereka akan menghindari wilayah udara Israel hingga akhir Oktober. Serta, tidak akan menggunakan wilayah udara Iran dan Irak hingga pemberitahuan lebih lanjut, kecuali untuk koridor di wilayah udara Irak untuk keberangkatan dan kedatangan ke Irbil, dilansir Arab News.
2. Israel hantam kota pelabuhan Lebanon, Tyre
Tentara Israel menyatakan bahwa pihaknya telah menyerang situs-situs Hizbullah di kota pelabuhan Tyre, Lebanon. Israel telah memberikan peringatan kepada orang-orang di sekitar bangunan-bangunan tertentu, menyuruh mereka untuk keluar dari daerah tersebut.
Dalam pernyataannya pada 23 Oktober, serangan mereka menargetkan kompleks komando dan kontrol Hizbullah, termasuk markas besar Uni Front Selatan. Tanpa memberikan bukti, pernyataan tersebut menuduh bahwa Hizbullah telah menggunakan markas tersebut untuk mendorong pelaksanaan operasi teroris terhadap warga dan pasukan Israel.
Al Jazeera melaporkan, serangan-serangan tersebut sangat penting karena ini adalah pertama kalinya sebuah kota dihantam. Perkembangan di Tyre ini merupakan tanda yang jelas dari eskalasi yang dilakukan oleh militer Israel.
Sensus terakhir menyebutkan bahwa kota tersebut memiliki populasi sekitar 200 ribu jiwa. Namun, kemungkinan jumlahnya berkurang, mengingat banyak orang telah pergi dalam beberapa minggu terakhir untuk melarikan diri dari pertempuaran ketika serangan itu terjadi.
3. Israel juga melaporkan telah menewaskan 3 komandan Hizbullah
Sementara itu, militer Israel juga mengatakan bahwa mereka telah menewaskan tiga komandan Hizbullah dan sekitar 70 pejuang di selatan dalam 48 jam terakhir. Sehari sebelumnya, Israel mengonfirmasi telah membunuh Hashem Safieddine, calon pemimpin kelompok tersebut setelah tewasnya Hassan Nasrallah dalam serangan udara Israel pada 27 September.
Dilansir Reuters, serangan Israel terhadap Lebanon sepanjang bulan lalu telah menewaskan hampir seluruh pimpinan Hizbullah. Hal ini dinilai menjadi pukulan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam empat dekade pertempuran Israel-Hizbullah.
Serangan Israel pada September, telah menyebabkan sedikitnya 1,2 juta warga Lebanon mengungsi. Menurut otoritas kesehatan Lebanon pada Rabu, setidaknya 2.546 orang tewas dan lebih dari 11.860 orang terluka dalam serangan Israel sejak Oktober tahun lalu.