Malaysia Tutup Sekolah karena 6 Ribu Siswa Influenza
- Lonjakan signifikan klaster influenza di Malaysia, terutama di sekolah dan taman kanak-kanak.
- Pedoman pencegahan influenza wajib diterapkan di semua institusi pendidikan, termasuk penggunaan masker dan isolasi siswa yang menunjukkan gejala.
- Kesiapan Kementerian Pendidikan menghadapi ujian Sijil Pelajaran Malaysia (SPM) di tengah wabah influenza dengan penutupan sekolah dan isolasi mandiri bagi siswa yang terinfeksi.
Jakarta, IDN Times - Sekitar 6 ribu siswa di seluruh Malaysia dilaporkan terinfeksi influenza pada pekan ini. Kementerian Pendidikan setempat telah mengonfirmasi peningkatan kasus yang signifikan, memicu penutupan sementara sejumlah sekolah demi mencegah penyebaran lebih luas.
Direktur Jenderal Kementerian Pendidikan Malaysia, Mohd Azam Ahmad, pada Senin (13/10/2025), menyatakan kesiapan institusi pendidikan dalam menghadapi wabah ini. Ia menegaskan bahwa pengalaman selama pandemik COVID-19 menjadi dasar dalam penerapan protokol kesehatan saat ini.
1. Lonjakan signifikan dalam jumlah klaster influenza
Kementerian Kesehatan Malaysia melaporkan adanya lonjakan signifikan dalam jumlah klaster influenza, meningkat dari 14 klaster pada minggu sebelumnya menjadi 97 klaster di seluruh negeri. Sebagian besar klaster ditemukan di sekolah-sekolah dan taman kanak-kanak, dengan Selangor sebagai wilayah dengan jumlah klaster tertinggi sampai 43, diikuti oleh Kuala Lumpur dan Putrajaya sebanyak 15 klaster. Kondisi ini menjadi alasan sejumlah sekolah di berbagai daerah melakukan penutupan sementara.
"Kami sudah memiliki pengalaman luas dalam menangani penyakit menular sejak pandemi Covid-19," kata Direktur Jenderal Kementerian Pendidikan, Mohd Azam Ahmad, dilansir Channel News Asia.
2. Pedoman pencegahan influenza yang wajib diterapkan di semua institusi pendidikan
Kementerian Pendidikan Malaysia mengumumkan telah mengeluarkan pedoman pencegahan dan pengendalian influenza yang wajib diterapkan di semua institusi pendidikan, termasuk sekolah dasar, lembaga pelatihan guru, dan perguruan tinggi. Pedoman tersebut disebarkan melalui dinas pendidikan di tingkat negara bagian dan distrik pada Senin (6/10/2025).
"Kami telah mengingatkan sekolah-sekolah untuk menggunakan masker dan mengurangi aktivitas kelompok besar, serta memastikan siswa yang menunjukkan gejala segera mendapat perawatan dan isolasi yang tepat," kata Mohd Azam, dilansir South China Morning Post.
Jika terjadi peningkatan kasus di suatu sekolah, maka penutupan sekolah akan dilakukan sesuai anjuran dari kantor kesehatan distrik.
3. Kesiapan menghadapi ujian di tengah wabah
Mohd Azam Ahmad menegaskan kesiapan Kementerian Pendidikan dalam menghadapi dampak wabah influenza terhadap pelaksanaan ujian Sijil Pelajaran Malaysia (SPM) yang dijadwalkan dimulai pada 3 November 2025.
"Kami telah meminta Dewan Ujian untuk bersiap menghadapi tantangan ini saat SPM segera dimulai," katanya.
Penutupan sekolah dan isolasi mandiri bagi siswa yang terinfeksi diberlakukan sesuai rekomendasi kesehatan, dengan masa karantina selama lima hingga tujuh hari. Namun, kementerian belum menentukan kapan sekolah yang ditutup sementara akan dibuka kembali, tergantung pada perkembangan situasi dan arahan dari otoritas kesehatan.