Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Marah Dikritik soal Migran, Menlu Italia Batal Kunjungi Prancis

Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani. (twitter.com/Antonio_Tajani)
Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani. (twitter.com/Antonio_Tajani)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani, pada Kamis (4/5/2023) batal mengunjungi Prancis usai dikritik Menteri Dalam Negeri Prancis, Gérald Darmanin, terkait kebijakan migrasi.

Memasuki 2023, Italia terus dihantui arus migran ilegal asal Afrika yang berdatangan di pesisir wilayahnya. Berdasarkan data PBB, hingga Maret tahun ini, sudah ada 23.600 migran yang datang di Italia. Jumlah ini, bahkan hampir empat kali lipat dari total yang datang sepanjang 2022. 

1. Tajani sebut pernyataan Darmanin tidak dapat diterima

Tajani menuliskan bahwa ungkapan Darmanin kepada Perdana Menteri Giorgia Meloni telah menyinggung seluruh Italia. Sambil menegaskan pembatalan kunjungannya ke Paris. 

"Saya tidak akan berkunjung ke Paris untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Prancis, Catherine Colonna," terang Tajani, dilansir Politico.

"Pernyataan ofensif Mendagri Gerald Darmanin kepada Italia tidak dapat diterima. Ini bukanlah semangat dalam menyelesaikan tantangan utama yang dihadapi oleh seluruh negara Eropa," tambahnya. 

Padahal, Tajani sudah dijadwalkan berkunjung ke Prancis untuk bertemu langsung dengan Colonna pada Kamis. Keduanya diagendakan bertemu untuk mempererat hubungan diplomatik yang merenggang. 

2. Darmanin sebut Meloni adalah pembohong

Darmanin mengkritik bahwa Meloni tidak dapat mengatasi masalah migran sejak terpilih sebagai pemimpin di Italia. Bahkan, ia menyebut Meloni telah berbohong. 

Dalam kampanyenya, Meloni dan partai koalisi sayap kanan berjanji untuk mencegah masuknya migran ilegal di Italia. 

Dilaporkan Reuters, komentar pedas ini membuat relasi kedua negara kian merenggang. Pasalnya, Paris-Roma sudah saling serang sejak PM Meloni menjabat pada Oktober yang diakibatkan perbedaan pandangan politik. 

Pada November 2022, Darmanin sempat menyebut bahwa pemerintahan Meloni egois karena membiarkan kapal penyelamat yang membawa 230 migran berlabuh di Prancis. Ia dianggap terlalu memaksakan diri dan enggan membawa migran ke Italia.

3. Relasi Prancis-Italia sempat mencapai titik terburuk pada 2019

ilustrasi bendera Prancis (pexels.com/@atypeek)
ilustrasi bendera Prancis (pexels.com/@atypeek)

Perseteruan Italia dan Prancis yang terburuk terjadi pada Februari 2019. Kala itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron memutuskan menarik duta besarnya di Roma. Ia pun menganggap itu adalah krisis terburuk antara kedua negara sejak Perang Dunia II. 

Dilaporkan The Guardian, insiden itu disebabkan Prancis yang menyebut Italia dipimpin Matteo Salvini dan Luigi Di Maio terus melakukan serangan verbal. Pemicu lainnya adalah permasalahan migran di perbatasan Prancis-Italia.

Setelah pembatalan kunjungan Tajani ke Paris, Colonna mengharapkan perbaikan hubungan diplomatik Prancis dan Italia. 

"Hubungan diplomatik antara Italia dan Prancis didasarkan pada saling hormat antara dia negara dan dua pemimpinnya. Kami mengharapkan kunjungan Tajani di Paris segera," tulis Colonna. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us