Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Maroko Batasi Materi Ceramah Para Imam soal Palestina

Bendera Moroko (unsplash.com/Afker Moiz)
Bendera Moroko (unsplash.com/Afker Moiz)

Jakarta, IDN Times - Perdebatan mengenai pembatasan ceramah bertemakan Palestina yang dialamatkan kepada para imam di Maroko kembali mencuat. 

Dalam pertemuan di parlemen pada Jumat (8/11/2024), anggota dewan dari Partai Sosialis, Nabila Mounib, mengungkapkan keprihatinannya terkait situasi tersebut. Dia mengatakan bahwa para imam tidak dapat membahas isu Palestina secara bebas.

Pernyataan ini mencerminkan ketidakpuasan terhadap pembatasan yang dianggap menghalangi suara keadilan bagi rakyat Palestina.

1. Pembatasan khotbah imam

Pembatasan ini telah menjadi topik hangat sejak dikeluarkan dokumen yang beredar di media sosial pada Oktober 2023. Dokumen tersebut diduga menjelaskan batasan-batasan yang dikenakan pada para imam terkait pembicaraan tentang isu-isu politik, termasuk konflik Israel-Hamas.

Meski Kementerian Urusan Islam Maroko menyatakan bahwa membahas penderitaan rakyat Palestina diperbolehkan, banyak aktivis merasa ada batasan tidak resmi yang tetap ada.

“Saya ingin mengecam upaya untuk mencegah imam berbicara tentang Palestina,” ujar Mounib dalam wawancara dengan Anfas Press.

Mounib menambahkan, ia tidak menyerukan agar imam mengajak jihad dari mimbar mereka. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada keinginan untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina, cara penyampaian pesan tersebut masih menjadi perdebatan.

Menteri Urusan Islam Ahmed Toufiq membantah klaim Mounib bahwa para imam dilarang membahas perang Israel-Hamas. Namun, ia mengakui adanya larangan untuk menyerukan jihad dalam konteks ini.

“Setiap imam yang membicarakan kebiadaban dan ketidakadilan dipersilakan, tetapi menyerukan jihad adalah hal yang berbeda,” ujarnya, dikutip dari KTVZ.

2. Interpretasi jihad yang berbeda

Perdebatan mengenai penggunaan istilah jihad dalam konteks konflik ini menjadi semakin kompleks. Dalam bahasa Arab, jihad berarti usaha atau perjuangan, dan dapat merujuk pada usaha untuk hidup sesuai dengan ajaran Tuhan. Namun, istilah ini juga sering disalahartikan sebagai perang suci, yang dapat digunakan untuk merekrut sukarelawan dalam konflik bersenjata.

Toufiq menjelaskan, ada berbagai interpretasi tentang jihad yang perlu dipertimbangkan. Ia menekankan pentingnya konteks saat membahas istilah ini dalam khotbah.

"Ada banyak cara untuk memahami jihad, kita harus berhati-hati dalam penggunaannya," kata Toufiq, dilansir dari Voice of America.

Sementara itu, aktivis pro-Palestina di Maroko menganggap bahwa pembatasan ini lebih berkaitan dengan ketegangan antara negara dan masyarakat. Aktivis pro-Palestina merasa bahwa suara mereka teredam oleh kekhawatiran pemerintah akan potensi gejolak sosial jika isu Palestina dibahas secara terbuka.

3. Ketegangan antarnegara dan masyarakat

Ketegangan antara pemerintah Maroko dan masyarakat semakin meningkat seiring dengan berlanjutnya konflik di Timur Tengah. Banyak aktivis merasa bahwa pembatasan terhadap ceramah imam mencerminkan kekhawatiran pemerintah ihwal respons publik terhadap isu-isu sensitif seperti Palestina. Mereka berpendapat bahwa kebebasan berbicara adalah hak asasi yang harus dilindungi.

Mounib menekankan pentingnya memberikan ruang bagi para imam untuk berbicara tentang isu-isu yang mempengaruhi umat Islam secara global. Ia percaya bahwa kebebasan berpendapat adalah kunci untuk mencapai pemahaman dan solidaritas yang lebih baik.

Dalam konteks ini, banyak pihak berharap agar pemerintah dapat membuka dialog dengan masyarakat mengenai pembatasan ini. Hal ini dianggap penting untuk menciptakan suasana yang lebih kondusif bagi diskusi mengenai isu-isu penting seperti perjuangan rakyat Palestina tanpa takut akan konsekuensi politik.

Dengan situasi yang terus berkembang, perhatian publik terhadap masalah ini diharapkan dapat mendorong perubahan positif dalam cara pemerintah menangani isu-isu sensitif di masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sanggar Sukma Sijati
EditorSanggar Sukma Sijati
Follow Us