Meksiko Temukan 17 Mayat Selama Operasi Pemberantasan Narkoba

Jakarta, IDN Times - Meksiko mengumumkan penemuan 17 mayat di beberapa kuburan massal di negara bagian Chiapas pada Minggu (29/12/2024). Penemuan tersebut terjadi selama operasi pemberantasan narkoba di La Concordia, perbatasan Meksiko dengan Guatemala.
Wilayah itu merupakan tempat berlangsungnya pertikaian antara kartel narkoba yang bersaing. Pemerintahan baru Meksiko telah berjanji mengikuti kebijakan sebelumnya untuk melawan kartel narkoba.
1. Sepuluh mayat dimutilasi

Jaksa Agung Chiapas, Jorge Luis Llaven Abarca, melaporkan pencarian yang dilakukan selama 72 jam terakhir menemukan tiga kuburan berisi tiga mayat di daerah Zaragoza, La Concordia.
Pencarian lainnya di Costa Azul menemukan delapan kuburan tambahan dengan 12 mayat laki-laki, termasuk dua utuh dan 10 dimutilasi.
“Demikian pula, dua kuburan rahasia ditemukan di daerah Nueva Esperanza di wilayah Palenque, dengan sisa-sisa dua jasad laki-laki,” kata Abarca, dikutip dari Anadolu agency.
Mayat-mayat tersebut telah dipindahkan ke layanan medis forensik untuk diidentifikasi dan menentukan waktu kematian.
2. Selama operasi ada empat orang yang ditangkap
Gubernur Chiapas, Eduardo Ramirez, Aguilar dalam sebuah unggahan di media sosial berjanji untuk mengintensifkan operasi untuk memulihkan ketenangan dan kedamaian sosial di wilayah tersebut.
Dalam operasi tersebut, pihak berwenang menangkap empat orang dan menyita senjata dan narkoba. Saat ini penyelidikan masih berlangsung, dengan dukungan Komisi Pencarian Nasional, yang menggunakan pengawasan udara, pencarian darat, dan anjing pelacak.
Minggu lalu, Abarca mengatakan sebuah kuburan tersembunyi lainnya ditemukan di Emiliano Zapata, bagian dari Chiapas, yang berisi mayat-mayat terbakar habis. Dia tidak dapat memberikan keterangan secara spesifik karena kondisi mayat yang sulit untuk diidentifikasi.
3. Perselisihan kartel narkoba

Organisasi kemanusiaan melaporkan kartel narkoba telah berselisih di wilayah tersebut terkait jalur narkoba, perdagangan migran, dan senjata. Perang perebutan wilayah ini melibatkan kartel Sinaloa dan Generasi Baru Jalisco, yang membantai seluruh keluarga dan memaksa orang untuk memilih salah satu pihak, dilansir dari New York Post.
Pertikaian itu telah menyebabkan lebih dari 10 ribu orang mengungsi selama beberapa tahun terakhir. Banyak penduduk Chiapas yang melarikan diri ke Guatemala.
Namun, Chiapas baru-baru ini menghadapi masuknya ribuan migran dari Haiti, Kuba, dan Venezuela yang ingin menuju Amerika Serikat.