Negara-Negara Muslim Dukung Rencana Damai Trump untuk Gaza

- Delapan negara Muslim mendukung rencana Presiden AS Donald Trump untuk menghentikan perang di Gaza dan menegaskan komitmen pada solusi dua negara.
- Proposal tersebut mendapat sambutan positif dari sejumlah pemimpin dunia, meski sebagian kelompok Palestina menolak dan warga Gaza masih skeptis.
- Rencana ini dianggap sebagai peluang menciptakan perdamaian, stabilitas, serta pembangunan kembali Gaza melalui kerja sama internasional.
Jakarta, IDN Times – Para Menteri Luar Negeri dari Qatar, Yordania, Uni Emirat Arab, Indonesia, Pakistan, Turki, Arab Saudi, dan Mesir menyambut baik kepemimpinan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam upaya mengakhiri perang di Gaza. Mereka menegaskan keyakinan pada kemampuan AS untuk membuka jalan menuju perdamaian dan keamanan kawasan.
“Kami siap bekerja sama secara konstruktif demi mewujudkan perdamaian komprehensif di Gaza,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari, dikutip dari Channel News Asia.
Para menteri mendukung proposal Trump yang mencakup pembangunan kembali Gaza, mencegah pengungsian warga Palestina, serta memastikan solusi dua negara. Mereka juga menyambut baik pernyataan Trump yang menolak pencaplokan Tepi Barat, seraya menegaskan komitmen bersama untuk menjamin pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa batas dan menciptakan stabilitas di kawasan.
1. Joint statement negara-negara muslim diumumkan Qatar
Qatar, sebagai perwakilan negara-negara muslim tersebut mengumumkan joint statement (pernyataan bersama). Dalam pernyataan tersebut, delapan negara mayoritas muslim menegaskan kesiapannya untuk bekerja sama dengan AS. Indonesia bahkan menawarkan pasukan sebagai bagian dari keamanan Gaza di masa depan, sementara Pakistan menyatakan ingin mempererat hubungan dengan Washington.
Otoritas Palestina turut menyebut rencana Trump sebagai tulus dan penuh tekad. Namun, kelompok Jihad Islam menolaknya dengan menyebutnya “resep agresi berkelanjutan”. Warga Gaza sendiri masih skeptis, menganggap rencana tersebut sekadar strategi untuk membebaskan sandera tanpa benar-benar menghentikan perang.
2. Respons Internasional

Rencana perdamaian ini juga mendapat sambutan dari sejumlah pemimpin dunia. Kanselir Jerman, Friedrich Merz menyebutnya sebagai kesempatan terbaik untuk menghentikan perang, sementara Kremlin menyatakan keprihatinan atas tragedi yang masih berlangsung di Gaza. China pun menyatakan dukungan pada semua upaya meredakan ketegangan Palestina–Israel.
Di Eropa, Inggris dan Prancis memberikan dukungan penuh. Mantan PM Inggris, Tony Blair bahkan menyebut proposal tersebut sebagai rencana berani dan cerdas yang dapat membawa masa depan lebih cerah bagi Gaza.
3. Komitmen solusi dua negara

Para menteri luar negeri negara-negara muslim menekankan pentingnya solusi dua negara sebagai kunci perdamaian. Mereka menegaskan bahwa Gaza harus terintegrasi dengan Tepi Barat dalam satu negara Palestina yang sah sesuai hukum internasional.
Pernyataan bersama itu juga menegaskan tuntutan penarikan penuh Israel dari Gaza, pembebasan sandera, dan jaminan mekanisme keamanan yang melindungi semua pihak. Mereka menekankan bahwa hanya solusi politik yang adil yang dapat memastikan stabilitas jangka panjang di kawasan Timur Tengah.