Sekjen NATO: Perang di Ukraina Bisa Berlangsung Lama dari Perkiraan

Serangan balasan Kiev menghasilkan sedikit keuntungan

Jakarta, IDN Times - Sekertaris Jendral NATO, Jens Stoltenberg, memperingatkan bahwa perang yang berlangsung di Ukraina bisa berlangsung lama. Masalah itu muncul karena serangan balasan Kiev terhadap Rusia hanya menghasilkan sedikit keuntungan.

“Sebagian besar perang berlangsung lebih lama dari perkiraan saat perang pertama kali dimulai. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan diri untuk perang jangka panjang di Ukraina,” kata Stoltenberg dalam wawancara dengan surat kabar Jerman, Berliner Morgenpost yang diterbitkan Minggu (17/9/2023). 

“Kami semua mengharapkan perdamaian secepatnya. Namun pada saat yang sama, kita harus menyadari, jika Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dan rakyat Ukraina menyerah, negara mereka tidak akan ada lagi. Jika Presiden Rusia Vladimir Putin dan Rusia meletakkan senjata mereka, kita akan mencapai perdamaian,” kata Sekjen NATO itu, dikutip CNN.

“Cara termudah untuk mengakhiri perang ini adalah jika Putin menarik pasukannya,” tambah Stoltenberg.

1. Hanya menunggu waktu untuk Ukraina bergabung NATO

Ketua NATO itu juga menegaskan kembali bahwa hanya masalah waktu sebelum Ukraina bergabung dengan aliansi militer negara Eropa tersebut.

“Ukraina akan menjadi anggota NATO, semua sekutu telah menyatakan hal ini dengan jelas,” kata Stoltenberg. Dia menambahkan bahwa Ukraina akan membutuhkan jaminan keamanan ketika perang berakhir, jika tidak maka “sejarah dapat terulang kembali.”

Mengenai kemungkinan Rusia menggunakan senjata nuklir dalam perang dengan Ukraina, Stoltenberg mengatakan, “Retorika nuklir Putin berbahaya dan kejam, namun NATO siap menghadapi setiap ancaman dan tantangan," tutur Stoltenberg.

“Tujuan NATO adalah mencegah perang, tidak terkecuali perang nuklir. Kami memiliki pencegahan yang kredibel,” imbuhnya.

Baca Juga: Polandia, Hungaria dan Slovakia Lanjut Batasi Impor Pertanian Ukraina

2. Zelensky kemungkinan akan memperbarui permintaan senjata

Dilansir Thenationalnews, Zelensky direncanakan akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, pada minggu ini. Diperkirakan dia akan memperbarui permintaan pasokan senjata, termasuk Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS).

Meskipun lebih banyak pasokan senjata yang akan diumumkan saat kunjungan Zelensky, namun ATACMS belum ada dalam daftar tersebut. Empat senator AS telah mendesak Biden untuk memasukan senjata tersebut kedalam daftar bantuan.

“Ukraina telah menurunkan kekuatan tempur Rusia secara signifikan dan hanya membutuhkan sebagian kecil dari ATACMS yang kami simpan,” tulis senator Tom Cotton, Roger Wicker, Susan Collins,  dan Lindsey Graham dalam sebuah surat pada hari Sabtu kemarin.

3. Waktu untuk melakukan serangan balik bagi Ukraina terus berjalan

Sejauh ini Kiev hanya memperoleh sedkit keuntungan dalam melawan agresi Rusia dalam serangan balasannya. Sementara kemenangan itu harus dibayar dengan pengorbanan yang besar.

Di satu sisi, waktu terus berjalan bagi Ukraina untuk memperoleh kemajuan yang signifikan. Jendral tinggi Amerika meyakini bahwa Ukraina hanya memiliki waktu berkisar enam minggu sebelum perubahan cuaca mengahambat serangan balasan. 

“Masih ada waktu yang cukup, sekitar 30 hingga 45 hari untuk menghadapi cuaca buruk,” kata Ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal Mark Milley. Setelah itu, lumpur dan hujan kemungkinan besar akan berdampak pada kemampuan manuver medan perang, kata sang Jendral, dikutip CNN.

Baca Juga: Polandia Larang Mobil Berpelat Rusia Masuk ke Negaranya

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

peternak ulat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya