Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pakistan Uji Coba Rudal di Tengah Ketegangan dengan India 

Ilustrasi rudal balistik (pixabay.com/StockSnap)

Jakarta, IDN Times – Pakistan melakukan uji coba rudal balistik di tengah meningkatnya ketegangan dengan India pada Sabtu (3/5/2025). Rudal tersebut diidentifikasi berjenis Abdali yang membawa hulu ledak konvensional dan nuklir.

“Rudal permukaan-ke-permukaan, yang diberi nama Abdali Weapon System, dengan jangkauan 450 kilometer, berhasil diuji sebagai bagian dari latihan pada Sabtu,” kata pemerintah Pakistan, dilansir dari Al Jazeera.

Peluncuran bertujuan memastikan kesiapan operasional pasukan dan memvalidasi parameter teknis utama, termasuk sistem navigasi rudal yang canggih dan fitur kemampuan manuver yang ditingkatkan.

Presiden Pakistan Asif Ali Zardari dan Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengucapkan selamat kepada para ilmuwan, insinyur, dan mereka yang berada di balik keberhasilan uji coba rudal tersebut.

1. Konflik meningkat usai insiden Kashmir

Peta wilayah Kashmir yang memisahkan India dan Pakistan. (commons.wikimedia.org/Free to use, licensed under the Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0)

Uji coba rudal balistik itu dilakukan tiga hari setelah Menteri Informasi Pakistan Attaullah Tarar mengatakan Islamabad memiliki informasi intelijen terkait rencana serangan India terhadap Pakistan.

Serangan tersebut diduga sebagai balasan atas insiden penembakan di Pahalgam, Kashmir, pada 22 April. Sebanyak 26 wisatawan tewas dalam aksi yang didalangi oleh milisi asal Pakistan tersebut.

India sebelumnya menuduh pemerintah Pakistan terlibat dalam aksi tersebut. Namun, Islamabad membantah dan menyerukan penyelidikan bersama.

2. Pakistan peringatkan eskalasi tak akan untungkan siapapun

Bendera Pakistan (Unsplash.com/Abuzar Xheikh)

Di hadapan Dewan Keamanan PBB pada Jumat, Duta Besar Pakistan Asim Iftikhar Ahmad mengatakan esklasi antara India dan negaranya tak akan menguntungkan siapapun. Ia mengkritik tindakan sepihak India yang berencana mengerahkan militer dan mengancam perdamaian regional.

"Eskalasi di Asia Selatan, yang merupakan kawasan yang dihuni hampir 2 miliar orang, tidak menguntungkan siapa pun. Sudah saatnya kewarasan menang dan dialog serta diplomasi dilakukan untuk mencegah situasi semakin tak terkendali," katanya, dilansir dari Anadolu Agency.

Asim juga mengkritik India karena mempolitisasi isu terorisme. Baginya, New Delhi sengaja melakukan hal tersebut sebagai bagian dari strategi yang lebih luas untuk mengalihkan perhatian dari perselisihan Kashmir.

"Intinya adalah bahwa India telah menggunakan, selama bertahun-tahun, momok terorisme ini, menampilkan dirinya sebagai korban terorisme. Sementara Pakistan sendiri adalah korban terorisme terbesar. Jadi, mereka telah menyalahgunakan ini sebenarnya untuk mempromosikan tujuan politik tertentu," katanya.

3. Dampak perselisihan semakin meluas

Personel Angkatan Darat India dari White Knight Corps dipersenjatai dengan senapan jenis AK yang dimodifikasi. (commons.wikimedia.org/PRO Defence Jammu)

Kedua negara telah mengambil tindakan diplomatik satu sama lain, termasuk membatalkan visa bagi warga negara masing-masing dan menarik staf diplomatik. India juga telah menangguhkan partisipasinya dalam Perjanjian Perairan Indus, perjanjian penggunaan dan distribusi air tahun 1960 dengan Pakistan.

Adapun Islamabad mengatakan setiap upaya untuk mengalihkan atau menghentikan aliran air akan dianggap sebagai tindakan perang.

Dalam beberapa hari terakhir, tentara kedua negara Asia Selatan juga saling tembak-menembak di sepanjang perbatasan Kashmir yang disengketakan. Sementara itu, warga Kashmir semakin khawatir terkait risiko yang ditimbulkan akibat perang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us