Parlemen Jerman Setujui Bantuan Senjata Berat ke Ukraina

Jakarta, IDN Times - Parlemen Jerman Bundestag pada Kamis (28/4/22), menyetujui petisi dukungan untuk Ukraina. Salah satu isi petisi tersebut adalah menyetujui pengiriman senjata berat ke Kiev guna membantu melawan invasi Rusia.
Jerman telah menjadi target kritik dari para sekutunya di Uni Eropa (UE) tentang sikapnya dalam masalah Ukraina. Jerman dinilai minim membantu Ukraina dengan senjata. Desakan agar pemerintahan Kanselir Olaf Scholz mengirim senjata berat ke Ukraina terus dilakukan oleh sekutu luar dan dalam negeri.
Perang Rusia di Ukraina sejak 24 Februari telah memasuki bulan ketiga. Perang mematikan itu masih terus berkobar khususnya di Donbass, bagian timur Ukraina. Tapi Rusia juga kerap meluncurkan rudal balistik ke kota-kota barat Ukraina, termasuk ibu kota Kiev. Bahkan ketika Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) berkunjung ke ibu kota, rudal Rusia menghantam blok pemukiman penduduk.
1. Bundestag dukung petisi pengiriman senjata berat ke Ukraina

Kanselir Olaf Scholz dilanda keragu-raguan selama beberapa minggu, untuk memberikan izin pengiriman bantuan senjata berat ke Ukraina. Dia terus mendapatkan desakan, bahkan dari sekutunya sendiri di pemerintahan.
Scholz pada akhirnya memberi lampu hijau untuk mengirim senjata anti-pesawat Gepard. Kini desakan itu kembali muncul dari parlemen Jerman. Pada Kamis, petisi disetujui untuk membantu Ukraina dengan senjata berat.
Dikutip dari Reuters, petisi itu berbunyi, "Selain isolasi ekonomi yang luas dan pemisahan Rusia dari pasar internasional, cara paling penting dan efektif untuk menghentikan invasi Rusia adalah dengan mengintensifkan dan mempercepat pengiriman senjata efektif dan sistem kompleks termasuk senjata berat."
Pemerintahan Jerman yang kini berkuasa didukung oleh koalisi tiga partai. Mereka semua mendukung petisi tersebut, bahkan termasuk oposisi juga ikut serta. Sebanyak 586 anggota parlemen mendukung petisi, 100 orang menentang dan tujuh orang abstain.
2. Invasi Rusia dinilai pelanggaran terang-terangan
Petisi yang disetujui Bundestag adalah gelombang baru dukungan Jerman untuk mendesak pemerintah mengizinkan bantuan pengiriman senjata berat yang lebih kompleks kepada pemerintah Ukraina.
Bahkan petisi itu juga bergerak lebih jauh. Dilansir The Local, petisi menyerukan pemerintah Olaf Scholz secara tidak langsung mengganti stok senjata yang dikirim ke Ukraina dari negara-negara Eropa timur.
Ketua bersama kelompok parlementer Partai Hijau, Britta Hasselmann, mengatakan invasi Rusia ke Ukraina adalah pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan Ukraina "memiliki hak tak terbatas untuk membela diri." Partai koalisi pemerintah FDP juga mengatakan menyetujui pengiriman senjata berat ke Ukraina, baik itu secara langsung atau tidak langsung, adalah keputusan yang benar.
3. Jenis senjata berat yang bisa dikirim Jerman ke Ukraina

Setelah mendapatkan desakan dan kritik bertubi-tubi dari sekutu UE, Jerman pada akhirnya mengirim senjata pertahanan seperti rudal antitank, senapan mesin dan amunisi. Untuk senjata berat yang lebih kompleks, Olaf Scholz terkesan hati-hati karena tidak ingin memicu konflik terbuka dengan Rusia.
Namun partai koalisi pemerintah dan oposisi bergandengan tangan untuk mendukung pengiriman senjata berat. Dilansir Deutsche Welle, jenis senjata berat yang akhirnya bisa dikirim ke Ukraina adalah kendaraan lapis baja seperti tank utama, tank ringan bahkan tank antipesawat.
Pemerintah Olaf Scholz juga didesak untuk melakukan percepatan dalam pengiriman senjata-senjata itu guna membantu pasukan Ukraina bertahan dari gempuran pasukan angkatan bersenjata Rusia.
Sejauh ini Jerman sangat hati-hati dalam mengirim senjata mematikan ke daerah konflik. Bahkan sebelum perang Rusia-Ukraina, Jerman memiliki aturan yang tidak memperbolehkan senjata buatannya dikirim ke wilayah konflik, meski senjata itu dimiliki pihak ketiga.
Tapi aturan itu berubah karena invasi Rusia yang menghancurkan Ukraina. Jerman pada akhirnya mengirim senjata pertahanan ke Kiev, seiring desakan dari sekutu UE. Namun bantuan dari Jerman itu dirasa masih belum cukup dan Olaf Scholz didesak untuk memberi izin pengiriman senjata berat.