Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PBB Sebut 1.500 Orang Tewas di Haiti karena Geng Kriminal

ilustrasi bendera Haiti (pixabay.com/jorono)
ilustrasi bendera Haiti (pixabay.com/jorono)
Intinya sih...
  • Krisis kemanusiaan di Haiti semakin memburuk.
  • Lebih dari 1,3 juta warga Haiti terpaksa mengungsi akibat kekerasan geng kriminal.
  • PBB mendorong pemerintah dan komunitas internasional untuk memperkuat perlawanan terhadap geng kriminal.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PBB melaporkan ada sebanyak 1.520 orang tewas dan 609 terluka pada periode April-Juni 2025 imbas kekerasan geng kriminal di Haiti. Korban tewas mayoritas berada di area metropolitan Port-au-Prince. 

“Serangan ini terus berlanjut yang berakibat pada pelanggaran hak asasi manusia (HAM) ekstrem dan berujung membuat ribuan orang warga terpaksa mengungsi dari rumahnya,” tutur Kepala Koordinator HAM PBB, Ulrika Richardson, dikutip dari EFE, Sabtu (2/8/2025). 

Geng kriminal di Haiti kian mengintensifikasi serangan di ibu kota Port-au-Prince dalam beberapa bulan terakhir. Aktivitas utama mereka berada di Centre dan Artibonite.

1. Operasi keamanan dorong naiknya kasus kematian di Haiti

PBB melaporkan bahwa sejumlah operasi keamanan mendorong 64 persen dari total kematian di Haiti pada periode tersebut. Sedangkan 24 persen dibunuh atau terluka akibat aktivitas geng kriminal. 

Melansir UN News, salah satu insiden paling mengerikan terjadi pada akhir Mei di mana anggota geng kriminal menggorok leher 15 laki-laki berusia 70-80 tahun. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk pengorbanan upacara voodoo dan kemudian membakarnya. 

Sementara itu, 12 persen kasus tewas dan terluka disebabkan aktivitas kelompok pertahanan sipil yang dibentuk akibat ketidakmampuan aparat keamanan melawan geng kriminal. Pada Mei, pasukan pertahanan sipil membunuh 55 orang yang mayoritas petani. Mereka dianggap mendukung geng kriminal. 

2. Krisis kemanusiaan di Haiti semakin memburuk

Pada 30 Juni, PBB melaporkan bahwa lebih dari 1,3 juta warga Haiti terpaksa mengungsi imbas semakin maraknya kekerasan yang dilakukan oleh geng kriminal. 

PBB mendorong pemerintah Haiti dan bantuan dari komunitas internasional untuk memperkuat perlawanan terhadap geng kriminal. Seluruh pihak diharapkan mampu menghormati HAM dan menegakkan aturan hukum. 

Sejak 2023, Kenya sudah memimpin misi keamanan multinasional di Haiti untuk melawan geng kriminal. PBB berharap semakin banyak negara yang ikut dalam misi keamanan ini untuk mewujudkan perdamaian di Haiti. 

3. AS akan deportasi kolaborator geng kriminal Haiti

Bendera Amerika Serikat. (unsplash.com/mck)
Bendera Amerika Serikat. (unsplash.com/mck)

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio mengumumkan rencana deportasi warga Haiti yang diduga mendukung geng kriminal. Padahal, warga Haiti tersebut sudah memegang izin tinggal permanen. 

“AS tidak akan memperbolehkan individu mendapatkan status hukum resmi untuk menetap di negara kami sedangkan mereka memfasilitas aksi-aksi kekerasan dari organisasi kriminal atau mendukung organisasi teroris di negara asalnya,” ungkapnya, dikutip dari Deutsche Welle

Langkah ini disebut untuk menargetkan individu yang berkolaborasi dengan geng kriminal Viv Ansanm. Geng tersebut diketahui sudah menguasai sebagian besar Port-au-Prince. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us