Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pendiri Ben & Jerry’s Ditangkap saat Demo Gaza di Sidang Senat AS

Ben Cohen, salah satu pendiri Ben & Jerry's, es krim. (Dismas, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times – Ben Cohen, salah satu pendiri merek es krim Ben & Jerry’s, ditangkap dalam sidang Senat Amerika Serikat (AS) usai memprotes bantuan militer ke Israel dan kondisi kemanusiaan di Gaza.

Ia ditahan atas tuduhan menghalangi, mengganggu, atau membuat sesak, tuduhan umum yang kerap dijatuhkan kepada demonstran di Washington. Pelanggaran ini bisa berujung hukuman hingga 90 hari penjara, denda 500 dolar AS (sekitar Rp8,2 juta), atau keduanya.

Penangkapan terjadi Rabu (14/5/2025) saat Menteri Kesehatan Robert F Kennedy Jr tengah bersaksi di hadapan komite kesehatan, pendidikan, tenaga kerja, dan pensiun. Saat suasana ricuh karena teriakan aktivis anti-vaksin, Cohen berdiri dan menyuarakan protes soal blokade di Gaza.

“Kongres membunuh anak-anak miskin di Gaza dengan membeli bom dan membayarnya dengan mengusir anak-anak dari Medicaid di AS,” kata Cohen dalam video yang diunggah di media sosialnya, dikutip dari The Guardian, Jumat (16/5/2025).

Ia juga menyampaikan bahwa Kongres harus melonggarkan pengepungan agar makanan bisa masuk ke Gaza.

1. Aksi protes terekam video dan melibatkan tujuh orang

Video yang beredar memperlihatkan Cohen digiring keluar ruang sidang dengan tangan diborgol di belakang punggungnya. Ia tampak tetap tenang meski sejumlah petugas membawanya paksa dari ruangan.

Momen itu terjadi tak lama setelah kelompok aktivis meneriakkan slogan terhadap Robert F Kennedy Jr seperti “Anti-vaksin, anti-sains, anti-Amerika.”

Menurut laporan BBC, total ada tujuh orang yang ditangkap dalam aksi tersebut. Beberapa dari mereka didakwa atas tuduhan menyerang petugas polisi atau melawan saat ditangkap. Protes ini dianggap sebagai gangguan terhadap jalannya sidang resmi pemerintah.

2. Cohen konsisten vokal soal isu Israel–Palestina

ilustrasi gaza (pexels.com/TIMO)

Cohen dan rekannya, Jerry Greenfield, sudah lama vokal dalam isu Israel–Palestina. Pada 2021, mereka menulis artikel di The New York Times untuk mendukung keputusan perusahaan es krim tersebut menghentikan penjualan di wilayah pendudukan Palestina. Mereka menyatakan sikap itu mendukung keadilan dan hak asasi manusia sebagai prinsip dalam ajaran Yahudi.

Mereka juga menyebut diri sebagai “Yahudi yang bangga” dan pendukung negara Israel, namun kerap mengkritik kebijakan pemerintah Israel.

Hubungan dengan Unilever, perusahaan induk Ben & Jerry’s sejak 2000, memburuk usai keputusan soal wilayah pendudukan. Kini, mereka tengah berseteru secara hukum dengan Unilever.

Pada Maret lalu, Ben & Jerry’s menggugat Unilever karena diduga memecat CEO David Stever akibat perbedaan pendapat soal kampanye politik merek tersebut. Ketegangan meningkat sejak perusahaan itu terang-terangan mendukung gencatan senjata di Gaza.

3. Unilever tegaskan aksi Cohen bersifat pribadi

Unilever menanggapi aksi Cohen dengan menjauhkan perusahaan dari keterlibatan. Mereka menyatakan sikap Cohen sepenuhnya merupakan tindakan pribadi sebagai warga negara, bukan mewakili perusahaan.

“Ben Cohen mengambil sikap sebagai warga aktivis pada isu-isu yang menurutnya penting secara pribadi. Tindakan ini sendiri sebagai individu dan bukan atas nama Ben & Jerry's atau Unilever,” ujar juru bicara Unilever, dikutip dari BBC, Jumat (16/5/2025).

Meski Ben & Jerry’s pernah menjadi suara lantang dalam berbagai isu sosial, perusahaan mengatakan bahwa aksi terbaru Cohen tidak dilakukan atas nama merek. Unilever juga menekankan bahwa dewan independen yang dibentuk sejak akuisisi pada 2000 bertugas menjaga nilai-nilai Ben & Jerry’s, bukan mendikte sikap individu pendirinya.

Sementara itu, blokade total Israel atas Gaza telah memasuki pekan ke-11 dan memicu krisis pangan besar. Lebih dari 2,3 juta warga Palestina bergantung pada makanan kaleng dan kacang kering, dengan laporan terbaru menyebut risiko kelaparan di Gaza kini berada di tingkat kritis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us