Israel Tembak Pos Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon

- Pasukan PBB di Lebanon diserang oleh militer Israel, melanggar gencatan senjata yang disepakati.
- UNIFIL mencatat empat insiden lain yang melibatkan tembakan militer Israel di dekat posisi mereka.
- Militer Israel mengklaim telah membunuh seorang pejuang Hizbullah di Lebanon selatan.
Jakarta, IDN Times - Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) melaporkan tembakan langsung dari militer Israel mengenai perimeter pos mereka di Lebanon selatan pada Selasa (13/5/2025). Kejadian ini menjadi insiden pertama sejak Israel dan Hizbullah menyepakati gencatan senjata pada November 2024.
Insiden terjadi di dekat desa Kfar Shouba, tak jauh dari Garis Biru (Blue Line) yang memisahkan Lebanon dari Israel dan Dataran Tinggi Golan.
UNIFIL mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap sikap agresif militer Israel terhadap personel PBB yang sedang bertugas sesuai Resolusi Dewan Keamanan 1701.
1. UNIFIL protes tindakan agresif Israel
UNIFIL mencatat setidaknya empat insiden lain yang melibatkan tembakan militer Israel di dekat posisi mereka. Pasukan penjaga perdamaian yang berpatroli bersama tentara Lebanon di kota Maroun al-Ras pada Selasa (13/5/2025) menjadi sasaran sinar laser dari posisi terdekat militer Israel.
Sinar laser juga diarahkan ke patroli UNIFIL dari dua tank Merkava Israel di Alma ash-Shaab pada 7 Mei lalu. Sebuah drone Israel terbang lima meter di atas patroli UNIFIL dan mengikuti mereka sejauh satu kilometer. Drone Israel juga berulang kali terbang di atas aset UNIFIL di timur kota Houla.
"UNIFIL memprotes semua insiden tersebut dan kami terus mengingatkan semua pihak tentang tanggung jawab mereka untuk menjamin keamanan personel dan properti PBB setiap saat," kata UNIFIL dalam pernyataannya, dilansir Straits Times.
2. Israel masih serang Lebanon di tengah gencatan senjata
Gencatan senjata November lalu mengakhiri konflik setelah Israel menyerang Lebanon melalui udara dan melakukan invasi darat. Serangan tersebut menghancurkan banyak wilayah Lebanon selatan. Meskipun gencatan senjata telah disepakati, serangan lintas batas masih terjadi.
Pada Rabu (14/5/2025), militer Israel mengklaim telah membunuh seorang pejuang Hizbullah di Lebanon selatan.
"Hari ini, militer Israel melancarkan serangan di daerah Qaaqaaiyet El Jisr dan berhasil mengeliminasi komandan area Qabrikha dari organisasi Hizbullah," bunyi pernyataan militer Israel, dilansir Al Jazeera.
Konflik bermula saat Hizbullah menembaki Israel di awal perang Gaza sebagai bentuk solidaritas dengan Hamas. Israel membalas dengan serangan yang menewaskan ribuan pejuang Hizbullah, menghancurkan gudang senjata, dan membunuh para pemimpin teratas mereka, termasuk Hassan Nasrallah.
3. Terdapat 3 ribu pelanggaran gencatan senjata oleh Israel
Kesepakatan gencatan senjata melarang Hizbullah dan kelompok bersenjata lainnya memiliki senjata di wilayah selatan Sungai Litani, sekitar 20 kilometer dari perbatasan Israel. Israel juga harus menarik pasukan dari selatan Lebanon, sementara tentara Lebanon ditempatkan di wilayah perbatasan.
Namun, Israel masih menduduki lima bukit strategis di perbatasan meski gencatan senjata telah berlangsung hampir enam bulan. Pihak Lebanon telah melaporkan hampir 3 ribu pelanggaran gencatan senjata oleh Israel yang mengakibatkan hampir 200 orang tewas dan sekitar 500 orang luka-luka, dilansir Anadolu Agency.
Sementara itu, terdapat dua kali serangan roket ke Israel dari wilayah Lebanon. Hizbullah mengaku tidak terlibat dalam serangan-serangan tersebut.