Perdana! Trump Umumkan Pertarungan UFC Bakal Digelar di Gedung Putih

- Trump dekat dengan UFC dan efeknya pada citra politik
- Persiapan megah dan dukungan dari UFC
- Kontroversi dan respons dari para petarung
Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan bahwa ajang pertarungan besar Ultimate Fighting Championship (UFC) akan digelar di halaman Gedung Putih pada 14 Juni 2026, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-80.
Awalnya, pertarungan ini dijadwalkan pada 4 Juli 2026 untuk memperingati 250 tahun kemerdekaan AS, namun jadwalnya dipercepat tanpa menyebut kaitan dengan hari ulang tahun Trump. Keputusan itu menjadi salah satu langkah simbolis dalam perayaan besar dua setengah abad AS.
Dilansir dari Al Jazeera, UFC dikenal sebagai organisasi terkemuka seni bela diri campuran (MMA) yang menampilkan petarung di arena oktagon dengan kombinasi teknik jiu-jitsu, kickboxing, dan gulat. Penyelenggaraan pertarungan di halaman Gedung Putih menjadi pertama kalinya dalam sejarah pusat kekuasaan AS dijadikan arena olahraga keras.
Trump menyampaikan pengumuman tersebut saat berpidato di hadapan pelaut Angkatan Laut di Naval Station Norfolk, Virginia, dalam perayaan 250 tahun Angkatan Laut AS.
1. Kedekatan Trump dengan UFC dan efeknya pada citra politik
Trump dikenal sebagai pendukung setia UFC dan kerap menghadiri pertandingannya, termasuk saat tampil di acara UFC 316 di New Jersey, di mana penonton menyambutnya seperti bintang rock. Popularitas olahraga ini tinggi di kalangan pria muda, kelompok yang menjadi basis penting dalam pemilu AS 2024, sehingga kehadiran Trump di berbagai acara UFC turut memperkuat daya tarik politiknya. Hubungan erat itu menciptakan citra Trump sebagai sosok yang dekat dengan budaya populer dan hiburan massa.
Sejak terpilih kembali pada pemilu 2024, Trump tercatat menghadiri tiga pertandingan UFC, termasuk satu pekan setelah kemenangannya. Acara tersebut menjadi bagian dari perayaan besar 250 tahun kemerdekaan Amerika dan sekaligus mempertegas pengaruh budaya pop dalam politik era kepemimpinannya.
Trump menyebut rangkaian kegiatan itu sebagai Great American State Fair (Pameran Negara Bagian Amerika yang Hebat) dan menggambarkannya sebagai bentuk tekad untuk menjadikan perayaan tersebut simbol persatuan serta kebanggaan nasional.
2. Persiapan megah dan dukungan dari UFC
Presiden UFC, Dana White, mengonfirmasi rencana ini melalui siaran langsung di Instagram. White, yang dikenal sebagai sahabat lama sekaligus pendukung Trump, mengungkapkan bahwa UFC akan mengalokasikan dana sekitar 700 ribu dolar AS (setara Rp11,6 miliar) untuk memulihkan halaman bagian selatan Gedung Putih setelah acara.
Dalam konferensi pers yang diunggah di kanal YouTube UFC, ia menambahkan bahwa acara tersebut akan menjadi kartu pertarungan terbesar yang pernah disusun dalam sejarah perusahaan itu.
Arena oktagon akan dipasang di halaman Selatan Gedung Putih dengan tambahan pertunjukan kembang api, permainan cahaya, dan sesi penimbangan petarung di Lincoln Memorial. Selain itu, kegiatan untuk penggemar akan digelar di National Mall, menghubungkan pertarungan ini dengan perayaan 250 tahun kemerdekaan Amerika. Trump dilaporkan terlibat langsung dalam proses perencanaan acara tersebut untuk memastikan setiap detail mencerminkan kebesaran perayaan nasional.
Direktur Komunikasi Gedung Putih, Steven Cheung, memuji skala besar acara tersebut dalam wawancaranya dengan Wall Street Journal.
“Ini akan menjadi salah satu acara olahraga terhebat dan paling bersejarah dalam sejarah,” katanya, dikutip dari The Hill.
Pertandingan ini diprediksi menarik 25 ribu penonton di halaman Selatan Gedung Putih, menjadikannya bagian dari deretan acara monumental lain di masa jabatan kedua Trump, seperti Piala Dunia 2026 dan Olimpiade Musim Panas 2028.
3. Kontroversi dan respons dari para petarung

Bintang UFC, Conor McGregor, telah memastikan partisipasinya dalam pertarungan di Gedung Putih, menambah daya tarik bagi penonton dan penggemar MMA di seluruh dunia. Namun, di tengah euforia tersebut, sejumlah pihak masih mengkritik olahraga ini karena risiko cedera otak yang tinggi akibat pukulan berulang ke kepala, seperti disampaikan oleh para ahli medis yang menyoroti keselamatan atlet.
Sementara itu, mantan juara UFC dan bintang World Wrestling Entertainment (WWE), Ronda Rousey, menyatakan penolakannya untuk ikut serta.
“Saya tidak akan bertarung di Gedung Putih,” ujarnya dalam podcast The Lapsed Fan, dikutip dari Newsweek.
Ia kemudian menambahkan bahwa setelah Mike Tyson menjadi bagian dari pertarungan terbesar tahun ini, peluang untuk kembali ke dunia pertarungan tetap terbuka. Ucapannya menunjukkan adanya tarik-menarik antara nilai hiburan besar acara dan kekhawatiran terhadap kerasnya dunia pertarungan UFC.