Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pertemuan Perdana Trump-Mamdani Penuh Pujian, Kok Bisa?

IMG_2509.jpeg
Wali Kota Terpilih New York City Zohran Mamdani dan Presiden AS Donald Trump dalm pertemuan perdana di Gedung Putih. (X/@ZohranKMamdani)
Intinya sih...
  • Dari ketegangan politik ke dialog yang lebih cairDalam beberapa tahun terakhir, Mamdani dan Trump berada pada spektrum politik yang saling bertolak belakang. Keduanya sepakat bahwa pertemuan tersebut tidak bertujuan memperdebatkan perbedaan pandangan.
  • Fokus pada biaya hidup dan isu ekonomi wargaMamdani mengangkat isu-isu praktis seperti kenaikan harga sewa, utilitas, dan bahan makanan sebagai inti dari agenda pemerintahannya kelak. Trump menghormati penekanan Mamdani pada isu biaya hidup.
  • Masih ada ketidaksepahamanSalah satu area perbedaan terbesar antara keduanya adalah isu penegakan imigrasi. Meski demikian, mereka men
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Wali Kota terpilih New York City Zohran Mamdani bertemu di Gedung Putih, Jumat (21/11/2025). Dalam pertemuan yang digambarkan keduanya sebagai awal hubungan kerja yang produktif.

Pertemuan perdana itu berlangsung di tengah sejarah panjang kritik terbuka antara mereka.

Dalam konferensi pers setelah pertemuan, Trump memuji Mamdani, politisi Muslim yang sebelumnya pernah ia sebut sebagai ‘jihadis’ dan bahkan ia ancam cabut kewarganegaraannya. Pujian diberikan Trump atas keberhasilannya menang dalam pemilihan serta kampanyenya yang menyoroti isu biaya hidup.

Trump menyebut diskusi tersebut ‘sangat produktif’ dan menekankan bahwa keduanya memiliki kepentingan yang sama terhadap masa depan New York City, kota tempat ia dibesarkan. Ia juga menyatakan Mamdani memenangkan kontestasi wali kota dengan mudah.

Mamdani merespons dengan menyebut pertemuan itu berlangsung dalam semangat kekaguman bersama terhadap New York. Ia mengatakan, pembahasan mereka mencakup isu-isu seperti biaya sewa, utilitas, hingga harga kebutuhan pokok.

1. Dari ketegangan politik ke dialog yang lebih cair

Dalam beberapa tahun terakhir, Mamdani dan Trump berada pada spektrum politik yang saling bertolak belakang. Mamdani dikenal sebagai sosialis demokrat yang vokal membela hak-hak warga Palestina dan menekankan keberagaman New York sebagai kekuatan kota tersebut.

Sebaliknya, Trump selama bertahun-tahun mendorong kebijakan imigrasi keras dan retorika yang menuding imigran sebagai ancaman dalam negeri. Meski demikian, keduanya sepakat bahwa pertemuan tersebut tidak bertujuan memperdebatkan perbedaan pandangan.

“Saya pikir baik Presiden Trump maupun saya sangat jelas dengan posisi kami, yang saya hargai adalah pertemuan ini tidak fokus pada perbedaan, meskipun jumlahnya banyak, melainkan pada tujuan bersama melayani warga New York,” terangnya, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (22/11/2025).

Mamdani menyebut sikap pragmatis ini penting di tengah krisis biaya hidup yang menekan jutaan warga. Ia menyoroti kondisi ekonomi kota, di mana satu dari empat penduduk hidup dalam kemiskinan.

Trump sendiri, yang selama masa kampanye kerap mengkritik Mamdani, belakangan menunjukkan apresiasi terhadap fokus Mamdani pada isu ekonomi. “Dia bilang banyak pemilih saya memilih dia. Dan saya tidak keberatan,” ujar Trump.

2. Fokus pada biaya hidup dan isu ekonomi warga

Dalam pertemuan tersebut, Mamdani mengatakan dirinya mengangkat isu-isu praktis yang dihadapi warga seperti kenaikan harga sewa, utilitas, dan bahan makanan. Ia menyebut permasalahan ini sebagai inti dari agenda pemerintahannya kelak.

Mamdani menyinggung video yang ia bagikan pada November 2024, berisi diskusi dengan para pemilih Trump tentang keterjangkauan hidup dan keterlibatan AS dalam konflik global. Melalui contoh itu, ia menekankan bahwa ada ruang untuk kerja sama lintas pandangan politik jika fokus diarahkan pada persoalan ekonomi yang dirasakan publik.

Trump, yang saat ini menghadapi sorotan publik terkait keadaan ekonomi nasional, menyampaikan bahwa ia menghormati penekanan Mamdani pada isu biaya hidup. Ia menggambarkan hal tersebut sebagai titik temu yang dapat digunakan untuk membangun kolaborasi.

Baik Trump maupun Mamdani sepakat bahwa krisis ekonomi memerlukan kerja sama meski perbedaan politik di antara mereka tetap besar.

3. Masih ada ketidaksepahaman

Salah satu area perbedaan terbesar antara keduanya adalah isu penegakan imigrasi. Ketika ditanya mengenai hal tersebut, Mamdani mengatakan bahwa meski sikap mereka berbeda, ia berharap bisa bekerja sama pada tujuan-tujuan yang mereka anggap sama-sama penting.

Ia menekankan, pertemuan mereka menyoroti semangat untuk menemukan titik temu, bukan mengulang pertentangan lama. “Tujuan bersama kami adalah melayani New Yorkers. Itu sesuatu yang bisa mengubah hidup 8,5 juta orang,” ujar Mamdani.

Trump tidak mengungkapkan banyak terkait potensi ketidaksepakatan, namun menyiratkan bahwa ia terbuka terhadap kerja sama selama hal itu berkaitan dengan keberhasilan kota.

Sementara pembahasan detail kebijakan belum disampaikan ke publik, pejabat Gedung Putih menyebut pertemuan tersebut menjadi sinyal bahwa kedua belah pihak berupaya membuka ruang komunikasi yang sebelumnya tertutup akibat tensi politik.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in News

See More

Rapimnas Pemuda Katolik Bahas Kolaborasi hingga Isu Hutan Adat

22 Nov 2025, 08:58 WIBNews