Peru Putus Hubungan Diplomatik dengan Meksiko

- Peru memutuskan hubungan diplomatik dengan Meksiko karena memberikan suaka kepada mantan Perdana Menteri Peru, Betssy Chavez, yang terlibat dalam upaya kudeta.
- Chavez dituntut hukuman 25 tahun penjara atas dugaan keterlibatan dalam rencana pembubaran Kongres oleh mantan presiden Peru, Pedro Castillos.
- Peru menuduh pemerintah Meksiko ikut campur urusan dalam negerinya sejak digulingkannya mantan presiden Castillo.
Jakarta, IDN Times - Peru, pada Senin (3/11/2025), mengumumkan bahwa negaranya telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Meksiko. Pihaknya menuduh negara tersebut memberikan suaka kepada mantan Perdana Menteri Peru, Betssy Chavez, yang diadili atas dugaan upaya kudeta pada 2022.
“Hari ini kami terkejut dan sangat menyesal mengetahui bahwa Betssy Chavez, yang diduga ikut terlibat dalam upaya kudeta mantan Presiden Pedro Castillo, diberikan suaka di kediaman Kedutaan Besar Meksiko di Peru,” kata Menteri Luar Negeri Hugo de Zela dalam konferensi pers.
De Zela menyebut keputusan Meksiko itu sebagai tindakan yang tidak bersahabat, dan menambahkan bahwa presiden dan mantan presiden negara tersebut telah berulang kali ikut campur dalam urusan dalam negeri Peru. Hingga kini, Meksiko belum memberikan komentar terkait pemutusan hubungan diplomatik tersebut.
1. Chavez dituduh terlibat dalam upaya Castillo untuk membubarkan Kongres
Pengacara Chavez, Raul Noblecilla, mengatakan kepada stasiun radio lokal RPP bahwa ia belum mendapat kabar dari kliennya selama beberapa hari, dan tidak mengetahui apakah kliennya telah meminta suaka.
Dilansir dari BBC, Chavez dipenjara pada Juni 2023 atas dugaan keterlibatan dalam rencana pembubaran Kongres oleh mantan presiden Peru, Pedro Castillos. Ia kemudian dibebaskan dengan jaminan pada September 2025 dan membantah tuduhan yang dikenakan padanya.
Chavez juga menolak laporan yang menyebut bahwa dirinya mencoba melarikan diri ke kedutaan Meksiko saat upaya Castillo membubarkan Kongres tengah berlangsung. Sopirnya bersaksi bahwa Chavez memintanya untuk mengantarnya ke sana, sebelum kembali ke kantornya.
2. Chavez dituntut hukuman 25 tahun penjara
Castillo sendiri ditangkap pada Desember 2022 atas tuduhan pemberontakan setelah mencoba membubarkan Kongres dan membentuk pemerintahan darurat. Beberapa jam setelah upaya tersebut, Castillo dimakzulkan dan telah berada dalam penahanan preventif sejak saat itu.
Dilansir dari Al Jazeera, Castillo dan Chavez menjalani persidangan pada Maret 2025. Jaksa menuntut hukuman 34 tahun penjara bagi mantan presiden tersebut, dan 25 tahun penjara bagi Chavez atas dugaan keterlibatannya dalam rencana pembubaran Kongres. Keduanya sama-sama membantah tuduhan terhadap mereka.
3. Peru tuduh pemerintah Meksiko ikut campur urusan dalam negerinya
Dilansir dari DW, hubungan antara Peru dan Meksiko telah memburuk sejak Castillo digulingkan. Pada Desember 2022, Peru mengusir duta besar Meksiko setelah negara itu memberikan suaka kepada istri dan anak mantan presiden tersebut.
Pengganti Castillo, mantan presiden Dina Boluarte, juga sempat menarik sementara duta besar Peru untuk Mexico City. Ia menuduh Presiden Meksiko saat itu, Andres Manuel Lopez Obrador, ikut campur dalam urusan Peru dengan menyatakan dukungan kepada Castillo.


















