Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Peru Resmi Putus Hubungan Diplomatik dengan Meksiko, Mengapa?

Bendera Peru (pixabay.com/TheDigitalArtist)
Bendera Peru (pixabay.com/TheDigitalArtist)
Intinya sih...
  • Peru memutuskan hubungan diplomatik dengan Meksiko.
  • Peru menuduh Chávez sebagai pelaku pemberontakan.
  • Peru mengkritik Meksiko karena intervensi dalam urusan dalam negeri.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Peru putuskan untuk mengakhiri hubungan diplomatik dengan Meksiko setelah Mantan Perdana Menteri Peru, Betssy Chávez, diberikan suaka oleh kedutaan Meksiko di Lima, pada Senin (3/11/2025). Langkah ini diambil sebagai respons atas keputusan Meksiko yang dianggap Peru sebagai tindakan tidak bersahabat dan campur tangan dalam urusan dalam negeri negara tersebut.

Pemerintah Peru menyatakan kekecewaannya terkait perlindungan yang diberikan kepada Betssy Chávez, yang sedang menjalani pemeriksaan atas dugaan pemberontakan pada 2022.

1. Keputusan Peru mengakhiri hubungan diplomatik dengan Meksiko

Menteri Luar Negeri Peru, Hugo de Zela, mengumumkan secara resmi pemutusan hubungan diplomatik dengan Meksiko. Keputusan ini muncul setelah Meksiko memberikan suaka kepada Betssy Chávez di kedutaan mereka di Lima.

"Hari ini kami mengetahui dengan keterkejutan dan penyesalan mendalam bahwa mantan Perdana Menteri Betssy Chávez, yang diduga sebagai salah satu pelaku upaya kudeta oleh mantan Presiden Pedro Castillo, diberikan suaka di kediaman Kedutaan Besar Meksiko di Peru," kata Hugo de Zela dalam konferensi pers, dilansir Le Monde.

Presiden Peru, José Jerí, juga menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk campur tangan berulang dari pemerintah Meksiko terhadap urusan internal Peru, memperburuk ketegangan hubungan kedua negara. Pemutusan hubungan diplomatik ini menjadi respons tegas atas apa yang dipandang sebagai pelanggaran kedaulatan nasional oleh pemerintah Peru.​

2. Peru menuduh Chávez sebagai salah satu pelaku pemberontakan

Betssy Chávez, yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri di bawah kepemimpinan Pedro Castillo, kini menghadapi dakwaan serius terkait dugaan keterlibatannya dalam upaya kudeta pemerintahan pada akhir 2022. Castillo berusaha mendeklarasikan keadaan darurat dan membubarkan Parlemen menjelang pemungutan suara impeachment terhadapnya. Namun, upaya ini gagal karena tidak mendapatkan dukungan militer dan berujung pada pemecatan serta penangkapan Castillo.​

Kantor Kejaksaan Agung Peru menuduh Chávez sebagai salah satu pelaku pemberontakan dan menghendaki hukuman penjara hingga 25 tahun. Chávez sendiri telah ditahan sejak Juni 2023 dan kemudian dibebaskan pada September 2025 sambil menunggu proses pengadilan. Pengacara Chávez menyatakan bahwa ia tidak mengetahui secara pasti apakah kliennya telah mengajukan permohonan suaka secara resmi di kedutaan Meksiko.

3. Peru mengkritik Meksiko karena intervensi dalam urusan dalam negeri

Hugo de Zela menegaskan bahwa proses pemberian suaka ini dianggap sebagai tindakan tidak bersahabat yang semakin memperburuk ketegangan hubungan bilateral. Selain itu, pihak Peru mengkritik bahwa pemimpin di Meksiko, baik yang sekarang maupun sebelumnya, telah beberapa kali melakukan intervensi dalam urusan dalam negeri Peru.

"Faktanya, mereka mencoba menggambarkan pelaku kudeta sebagai korban, sedangkan rakyat Peru menginginkan hidup dalam demokrasi, yang diakui oleh seluruh negara kecuali Meksiko," ujar De Zela, dilansir BBC.

Sementara itu, pemerintah Meksiko belum memberikan komentar resmi terkait keputusan Peru tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

Ketua BAM DPR Temui Buruh, Setuju Revisi UU Ketenagakerjaan

06 Nov 2025, 17:12 WIBNews