Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perundingan Rusia-Ukraina di Turki: Moskow Janji Kurangi Serangan

ilustrasi ranpur Ukraina (Twitter.com/Defence of Ukraine)
ilustrasi ranpur Ukraina (Twitter.com/Defence of Ukraine)

Jakarta, IDN Times - Delegasi dialog damai Rusia, pada Selasa (29/3/2022), berjanji mengurangi serangan secara drastis di Kiev. Pernyataan itu dikeluarkan ketika mereka bertemu delegasi damai Ukraina di Istanbul, Turki. 

Pembicaraan tatap muka terjadi setelah Rusia melancarkan serangan selama lebih dari satu bulan, dan serangan tersebut memaksa 4 juta penduduk Ukraina meninggalkan negeri untuk mengungsi. 

Delegasi dari Ukraina mengajukan proposal yang menyatakan bahwa mereka siap untuk jadi negara netral, tidak bergabung dengan aliansi apapun. Tapi mereka meminta jaminan keamanan dari pihak ketiga, seperti Kanada, Polandia dan Turki. Rusia, Amerika Serikat (AS), Inggris, Jerman atau Italia juga bisa terlibat.

1. Proposal Ukraina dalam pembicaraan damai dengan Rusia

ilustrasi (Pixabay.com/Geralt)
ilustrasi (Pixabay.com/Geralt)

Dalam kemelut pertempuran yang terus terjadi di Ukraina, harapan untuk perdamaian masih tetap ada. Pada Selasa, delegasi damai Ukraina telah bertemu dengan delegasi Rusia. 

Pada kesempatan itu, delegasi Ukraina mengajukan proposal yang berisi beberapa syarat dilakukannya perdamaian. Dilansir Reuters, sejumlah poin penting dalam proposal Ukraina adalah Kiev siap jadi negara netral, tidak bergabung dalam aliansi apapun, atau tidak menjadi tuan rumah pangkalan militer asing.

Poin penting selanjutnya, Ukraina meminta negara pihak ketiga untuk menjamin keamanannya. Lalu, Kiev juga meminta Rusia agar diizinkan bergabung dengan Uni Eropa (UE).

Dikutip dari The Guardian, pertemuan yang dilakukan di Istana Dolmabahce itu awalnya berlangsung dingin. Delegasi Ukraina dan Rusia tidak saling berjabat tangan. Miliarder Rusia yang dulu memiliki klub sepak bola Chelsea FC, Roman Abramovich, terlihat hadir dalam pembicaraan tersebut.

2. Rusia janji mengurangi serangan drastis ke ibu kota Kiev

Delegasi Rusia, Vladimir Medinsky, mengaku akan membawa proposal dari Ukraina untuk dibicarakan dan dikonsultasikan dengan Presiden Vladimir Putin.

Menurut Associated Press, di tengah pembicaraan damai itu, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin mengatakan, "pada dasarnya (akan) mengurangi aktivitas militer ke arah Kiev dan Chernihiv."

Hal itu dilakukan untuk meningkatkan rasa saling percaya dan menciptakan kondisi untuk negosiasi lebih lanjut.

Namun, delegasi Rusia juga melayangkan protes terhadap Ukraina. Mereka keberatan dengan tahanan perang Rusia yang disebut telah diinterogasi dengan kejam oleh pihak Ukraina.

Secara umum, baik Moskow atau Kiev menanggapi pertemuan tatap muka delegasi pembicaraan damai itu dengan positif. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, juga menilai pembicaraan itu positif. Meski begitu, ledakan peluru Rusia tetap terjadi di Ukraina.

Zelenskyy menyuntikkan semangat pada tentaranya untuk tetap tidak lengah.

"Tentara penyerang (Rusia) masih memiliki potensi besar untuk melanjutkan serangan terhadap negara kita," kata dia. 

3. AS meragukan janji Rusia

John Kirby, Sekretaris pers Pentagon. (Twitter.com/Kevin Baron)
John Kirby, Sekretaris pers Pentagon. (Twitter.com/Kevin Baron)

Tak bisa dipungkiri, pertemuan tatap muka delegasi Ukraina dan Rusia di Istanbul memberikan nada optimisme.

Medinsky mengatakan, "dengan syarat kerja cepat pada kesepakatan dan menemukan kompromi yang diperlukan, kemungkinan untuk berdamai akan menjuadi lebih dekat," dikutip dariThe Moskow Times.

David Arakhamia, negosiator senior dari Ukraina, juga mengungkapkan pernyataan yang optimis.

"Hasil pertemuan hari ini sudah cukup untuk pertemuan di tingkat pimpinan," katanya.

Zelenskyy sebelumnya telah berulang kali mendesak untuk bisa berbicara langsung dengan Putin. Tapi pihak Rusia menolak hal tersebut.

AS melihat hasil pertemuan delegasi Ukraina-Rusia dengan keraguan. Juru bicara Pentagon, John Kirby, menjelaskan meski ada pergeseran fokus serangan ke timur Ukraina, tapi Rusia tetap jadi ancaman bagi Kiev.

Dilansir BBC, Kirby percaya bahwa pasukan Rusia telah bergerak menjauh dari ibu kota Kiev. Tapi jumlah pasukan yang menjauh itu hanya sedikit.

"Kami tidak, dan tidak seorang pun seharusnya, membodohi diri sendiri dengan klaim Kremlin baru-baru ini, bahwa mereka tiba-tiba akan mengurangi serangan di dekat Kiev," kata dia.

Menurut pejabat AS tersebut, ancaman terhadap Kiev belum berakhir. Pasukan Rusia masih terus melakukan serangan, termasuk serangan udara.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us