Pipa Minyak di Ekuador Bocor, Cemari Hutan Amazon

Jakarta, IDN Times - Salah satu bagian pipa minyak milik perusahaan swasta di Ekuador dilaporkan telah mengalami kebocoran sejak Jumat (29/1/2022). Insiden ini disebut telah mengakibatkan munculnya semburan minyak ke kawasan Hutan Amazon dan bahkan telah mengalir ke Sungai Coca.
Kasus kebocoran pipa minyak sudah beberapa kali terjadi di area Hutan Amazon Ekuador dan telah merusak ekosistem setempat. Bahkan, hal itu dapat mengancam flora dan fauna yang berhabitat di kawasan lindung tersebut.
1. Dua hektare area hutan lindung telah tercemar oleh tumpahan minyak
Menurut keterangan Kementerian Lingkungan Ekuador pada Senin (31/1/2022) dilansir dari DW, semburan minyak mentah yang dialirkan melalui area Hutan Amazon sudah mencemari sebagian area konservasi di Provinsi Sucumbios.
Bahkan, disebut minyak mentah sudah mencemari sekitar 2 hektare area hutan lindung di Tamana Nasional Cayambe-Coca. Kedua taman nasional itu terletak di sekitar aliran Sungai Coca yang bermuara ke Sungai Amazon di Brasil.
Maka dari itu, Pemerintah Ekuador sudah mengkategorikan peristiwa ini sebagai kejadian polusi besar. Pasalnya, semburan minyak dapat mengancam keberadaan flora dan fauna di area tersebut, yang diketahui dihuni burung langka, amfibi dan berbagai fauna endemik lainnya.
Kementerian Lingkungan juga sudah menerjunkan personel darurat untuk memastikan keamanan air sungai bagi masyarakat lokal dan pribumi. Pihak pemerintah sudah memantau 210 km aliran Sungai Coca dan cabangnya untuk menilai kelayakan dan menelusuri hidrokarbon di aliran sungai.
2. Kebocoran pipa minyak disebabkan longsor dan erosi batuan
Kebocoran pipa diduga akibat adanya erosi dan tanah longsor di Piedra Fina yang sudah diguyur hujan secara konstan dalam beberapa hari terakhir. Diduga reruntuhan batu itu mengenai salah satu bagian pipa dan mengakibatkannya bocor.
"Insiden ini disebabkan oleh jatuhnya batuan yang mengenai penutup pipa pada pukul 17.06 sore pada tanggal 28 Januari di Piedra Fina. Pipa itu tidak akan digunakan lagi untuk mengirimkan minyak mentah" ujar pihak OCP Ekuador selaku pemilik pipa.
Pada Sabtu (29/1/2022) OCP mengumumkan untuk memulai pembersihan dan memberhentikan sementara proses pengambilan minyak sampai semuanya kembali aman. Namun, hal itu tetap ditentang oleh aktivis lingkungan CONAIE yang mengetahui sejak awal kebocoran pipa minyak.
Sementara pipa sepanjang 486 km itu diketahui dapat menampung 450 ribu barrel minyak per harinya. Sebelumnya, OCP juga sudah menutup pipa itu selama beberapa minggu di bulan Desember lantaran adanya erosi di Piedra Fina. Akan tetapi, OCP kembali melakukan pengambilan minyak mentah di akhir bulan, dikutip dari Vice.
3. Pemerintah Ekuador minta OCP berikan detil dampak kerusakan akibat semburan minyak
Dilaporkan Reuters, Pemerintah Ekuador juga sudah membuka investigasi dan proses hukum kepada OCP Ekuador selaku pemilik pipa minyak. Pihak pemerintah juga meminta perusahaan untuk memberikan detil investigasi dampak semburan minyak ini.
Minyak Bumi memang sudah ditemukan di tepi Sungai Coca sejak lama dan berdampak besar terhadap pencemaran sungai pada April 2020 lalu. Hal itu setelah adanya semburan minyak dari pipa milik OCP dan SOTE yang bocor akibat gerusan erosi batuan.
Di samping kasus ini, semburan minyak akibat eksploitasi minyak oleh Chevron di kawasan Hutan Amazon sudah mengakibatkan pencemaran di wilayah Lago Agrio dan berbuntut dilangsungkannya proses persidangan lebih dari satu dekade.
Kendati demikian, Pemerintah Ekuador sedang bekerja sama dengan perusahaan minyak China untuk melakukan pengeboran minyak di Yasuni. Padahal area tersebut meliputi hutan yang paling perawan dan menyimpan ribuan keanekaragaman hayati.