PM Kanada Selamat dari Mosi Tidak Percaya Kedua dalam Seminggu

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau kembali berhasil bertahan dari mosi tidak percaya yang diajukan parlemen pada, Selasa (1/10/2024). Ini merupakan mosi kedua dalam kurang dari seminggu yang diajukan oleh partai oposisi Konservatif.
Hasil voting di Majelis Rendah Kanada menunjukkan 207 anggota parlemen menolak mosi, sementara 121 anggota mendukungnya.
Meski berhasil mengatasi mosi tidak percaya, posisi Trudeau masih menghadapi berbagai tantangan politik. Partai Konservatif yang memimpin oposisi terus melancarkan kritik terhadap kebijakan pemerintah. Sementara dukungan publik terhadap Partai Liberal pimpinan Trudeau terus menurun.
1. Partai Konservatif kembali gagal peroleh dukungan oposisi lain
Mosi tidak percaya yang diajukan Partai Konservatif kali ini kembali gagal mendapat dukungan dari partai-partai oposisi lainnya. Dilansir The Guardian, Partai Bloc Québécois yang memperjuangkan kemerdekaan provinsi Quebec justru mendukung Trudeau.
Partai ini menyatakan akan terus mendukung pemerintahan Trudeau setidaknya hingga akhir Oktober 2024, dengan syarat adanya peningkatan dana pensiun untuk lansia. Sementara itu, Partai New Democratic Party (NDP) juga menolak mendukung mosi Konservatif.
"Kami tidak akan bermain permainan Pierre Poilievre (pemimpin Konservatif)," ujar Pemimpin NDP, Jagmeet Singh, dikutip CTV News.
Meski demikian, jajak pendapat terbaru menunjukkan Partai Konservatif memimpin jauh dengan 42 persen dukungan publik. Sementara Partai Liberal pimpinan Trudeau hanya mendapat 21 persen dukungan, di bawah NDP yang meraih 22 persen.
2. Pemerintahan Trudeau banjir kritik dan tuntutan
Partai Konservatif terus melancarkan kritik terhadap kebijakan pemerintahan Trudeau. Mereka menyoroti isu-isu seperti rencana kenaikan pajak karbon, masalah perumahan, tingginya biaya hidup, dan meningkatnya angka kejahatan.
Di sisi lain, Partai Bloc Québécois juga memberi ultimatum kepada pemerintah Trudeau. Dilansir BBC, mereka menuntut agar dua rancangan undang-undang (RUU) diloloskan sebelum 29 Oktober. Salah satu RUU tersebut adalah peningkatan dana pensiun untuk lansia melalui program Jaminan Hari Tua (OAS).
RUU peningkatan OAS ini diperkirakan akan membutuhkan dana sebesar 16 miliar dolar Kanada atau sekitar Rp180 triliun selama 5 tahun. Menteri Keuangan Chrystia Freeland menyatakan, pemerintah perlu membuat keputusan bijak terkait penggunaan sumber daya yang terbatas untuk kepentingan semua generasi.
3. Partai Liberal kehilangan dukungan masyarakat dan koalisi
Trudeau telah menjabat sebagai Perdana Menteri Kanada selama hampir 9 tahun. Namun, posisinya kini semakin tertekan dengan menurunnya dukungan publik. Partai Liberal kehilangan dua kursi penting dalam pemilihan sela musim panas lalu di wilayah Toronto dan Montreal. Padahal, kedua wilayah ini merupakan basis kuat partai tersebut.
Kesepakatan antara Partai Liberal dan NDP yang telah membantu Trudeau berkuasa sejak pemilu federal 2021 juga telah berakhir bulan September 2024 lalu. Situasi ini semakin mempersulit pemerintahan minoritas Trudeau dalam menghadapi tekanan oposisi.
Pemilu federal Kanada berikutnya baru akan diselenggarakan paling lambat Oktober 2025. Beberapa pihak meragukan bahwa PM Trudeau akan berhasil mempertahankan pemerintahannya sampai tahun depan.
Menanggapi ketegangan politik, Menteri Kesehatan Mark Holland menyerukan agar semua pihak menenangkan diri dan mencari titik temu.
"Saya rasa ada banyak hiperbola, banyak gertakan, banyak politik saat ini, dan itu normal di tahap akhir pemerintahan minoritas," ujarnya.