Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Polisi Spanyol Bekuk 13 Tersangka Geng Tren de Aragua

ilustrasi pelaku kejahatan tertangkap polisi
ilustrasi pelaku kejahatan tertangkap polisi (pexels.com/Kindel Media)
Intinya sih...
  • Polisi Spanyol bongkar geng kriminal Venezuela
  • AS gempur kapal diduga geng narkoba di Laut Karibia
  • Geng Tren de Aragua muncul dari penjara Venezuela dengan fasilitas mewah
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Polisi Spanyol menangkap 13 orang yang diduga anggota geng kriminal asal Venezuela, Tren de Aragua, kelompok yang kini diburu Amerika Serikat (AS) karena jaringan penyelundupan narkoba lintas samudra. Operasi besar itu digelar serentak di lima kota Spanyol pada Jumat (7/11/2025), hanya beberapa bulan setelah Washington menetapkan geng ini sebagai organisasi teroris global.

Razia berlangsung di Barcelona, Madrid, Girona, A Coruna, dan Valencia, sebagai bagian dari penyelidikan atas perluasan jaringan geng ke Eropa. Aksi ini menjadi langkah pertama Spanyol membubarkan sel aktif geng penjara Venezuela tersebut, yang telah dicap organisasi teroris asing oleh pemerintah AS sejak Februari lalu.

Tahun sebelumnya, pemerintahan Joe Biden lebih dulu menggolongkan Tren de Aragua sebagai kelompok kriminal transnasional.

1. Polisi bongkar laboratorium narkoba dan sel kriminal internasional

ilustrasi perdagangan komoditas gelap (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi perdagangan komoditas gelap (pexels.com/MART PRODUCTION)

Dilansir dari CTV News, dalam operasi tersebut, polisi Spanyol menyita kokain serta narkoba sintetis, dan membongkar dua laboratorium pembuat tusi (campuran kokain, MDMA, dan ketamin). Penyelidikan ini merupakan kelanjutan dari kasus tahun lalu, ketika saudara Nino Guerrero, pemimpin Tren de Aragua, ditangkap di Barcelona berdasarkan surat perintah internasional dari otoritas Venezuela.

Awalnya, geng ini memperluas sel ke Kolombia, Peru, dan Republik Chili untuk menjalankan bisnis narkoba, perdagangan manusia, serta pemerasan. Salah satu kasus paling mencolok adalah pembunuhan Ronald Ojeda pada 2024, mantan perwira militer Venezuela yang bersekongkol melawan Presiden Venezuela, Nicolás Maduro, sebelum melarikan diri ke Chili. Pelaku yang menculik Ojeda diduga anggota geng yang menyamar sebagai polisi Chili.

Jaringan Tren de Aragua akhirnya menjangkau AS, tempat sekitar 700 ribu migran Venezuela bermukim. Geng ini dikaitkan dengan serangkaian perampokan, penembakan dua polisi New York, serta pembunuhan mantan polisi Venezuela di Florida. Kelompok tersebut kini menjadi target utama kebijakan imigrasi Presiden AS, Donald Trump, yang mendeportasi lebih dari 200 anggotanya pada Maret lalu.

2. AS gempur kapal diduga geng narkoba di Laut Karibia

ilustrasi kapal perang (pexels.com/Karina Badura)
ilustrasi kapal perang (pexels.com/Karina Badura)

Dilansir dari Al Jazeera, Tren de Aragua menjadi alasan utama pemerintahan Trump melancarkan operasi militer terhadap kapal-kapal yang dicurigai membawa narkoba di Laut Karibia dan Samudra Pasifik timur. Sejak awal September, lebih dari 60 orang tewas dalam serangan yang menargetkan sedikitnya 18 kapal, terdiri dari 17 perahu dan satu kapal selam semi. Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, mengatakan tiga orang tewas dalam serangan terbaru di Laut Karibia.

Namun, hingga kini pemerintahan Trump belum mempublikasikan bukti bahwa kapal-kapal tersebut benar-benar membawa narkoba atau mengancam keamanan nasional. Kepala HAM PBB, Volker Turk, mengecam aksi itu sebagai pembunuhan di luar hukum. Ia meminta Washington menghentikan operasi tersebut untuk mencegah korban jiwa di perairan internasional, sementara sejumlah anggota parlemen AS dari dua partai mendesak penjelasan resmi terkait dasar hukum serangan mematikan itu.

Trump memanfaatkan ancaman dari Tren de Aragua serta kartel lain untuk membenarkan serangan lanjutan di kawasan Amerika Selatan. Presiden Maduro, menuduh Trump berupaya mengguncang pemerintahannya lewat serangan itu, disertai pengerahan besar pasukan laut AS di wilayah sekitar dalam beberapa bulan terakhir. Maduro menilai perang narkoba Washington hanyalah alasan untuk menggulingkannya, sementara kehadiran militer AS terus meningkat di dekat perbatasan negaranya.

3. Geng muncul dari penjara Venezuela dengan fasilitas mewah

ilustrasi penjara (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi penjara (pexels.com/RDNE Stock project)

Dilansir dari NPR, Tren de Aragua, yang berarti “kereta dari Aragua” dalam bahasa Spanyol, lahir pada 2014 di penjara Tocorón, negara bagian Aragua, Venezuela tengah. Nama itu diduga terinspirasi serikat pekerja kereta api yang membangun jalur antara Caracas dan Aragua. Geng ini menguasai penjara secara penuh dan mengubahnya menjadi kompleks mewah dengan kebun binatang, disko, bar, restoran, dan kolam renang.

Dari balik jeruji, pimpinan geng mengendalikan beragam kejahatan, mulai dari perampokan, penculikan, hingga pembunuhan. Awalnya beroperasi di dalam negeri, organisasi ini berkembang menjadi salah satu jaringan kriminal lintas negara paling berbahaya di Amerika Latin, dengan bisnis utama perdagangan narkoba, manusia, dan pemerasan.

Perluasan jaringan mereka turut dipicu gelombang migrasi besar-besaran warga Venezuela yang mencapai lebih dari 7,7 juta orang akibat krisis ekonomi berkepanjangan. Ketika kejahatan lokal tak lagi menguntungkan dan kondisi ekonomi memburuk, geng ini memperluas operasinya ke luar negeri dengan merekrut anggota dari jutaan migran yang tersebar di kawasan Amerika Latin, AS, hingga Spanyol.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

OTT Bupati Ponorogo, KPK Amankan Barang Bukti Uang Tunai

08 Nov 2025, 12:35 WIBNews