AS Buru Bos Geng Venezuela Tren de Aragua

- Pemerintah AS menjatuhkan sanksi kepada Giovanni Vicente Mosquera Serrano, pemimpin buron geng kriminal Venezuela Tren de Aragua.
- Kementerian Keuangan dan Kehakiman AS memblokir properti Serrano, FBI menambahkan ke dalam daftar buronan paling dicari, dan menawarkan imbalan hingga 3 juta dolar AS.
- Mosquera terlibat dalam kekejaman geng Tren de Aragua di Kolombia, termasuk perdagangan narkotika dan pembunuhan. Pemerintah Venezuela dituduh bekerja sama dengan TdA.
Jakarta, IDN Times- Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Selasa (24/6/2025) menjatuhkan sanksi kepada Giovanni Vicente Mosquera Serrano. Serrano merupakan seorang pemimpin buron dari geng kriminal asal Venezuela, Tren de Aragua (TdA).
Langkah ini adalah bagian dari upaya terkoordinasi yang melibatkan tiga lembaga AS. Mosquera tidak hanya disanksi oleh Kementerian Keuangan AS, tetapi juga didakwa sebagai kriminal oleh Kementerian Kehakiman dan ditambahkan ke dalam daftar Sepuluh Buronan Paling Dicari FBI.
1. Tiga langkah AS untuk lumpuhkan Serrano
Kementerian Keuangan melalui Kantor Pengawasan Aset Asing (OFAC) memblokir semua properti dan kepentingan properti Serrano yang berada di AS atau dalam kendali warga AS. Aturan ini juga berlaku bagi entitas mana pun yang dimiliki 50 persen atau lebih oleh Serrano.
Pada saat yang sama, Kementerian Kehakiman AS membuka dakwaan federal terhadap Serrano. Dakwaan tersebut menjeratnya dengan tuduhan perdagangan narkoba dan kejahatan terkait terorisme.
FBI secara resmi memasukkan Mosquera Serrano ke dalam daftar "Sepuluh Buronan Paling Dicari", menjadikannya anggota TdA pertama yang masuk dalam daftar tersebut. Kementerian Luar Negeri AS juga menawarkan imbalan hingga 3 juta dolar AS, atau sekitar Rp48 miliar, untuk informasi yang mengarah pada penangkapan atau vonisnya.
Douglas Williams, agen khusus yang bertanggung jawab di FBI Houston, menyebut kepemimpinan Serrano mendorong aksi kejam geng tersebut.
"Kepemimpinan Giovanni Vicente Mosquera Serrano melahirkan sebuah organisasi yang berkembang pesat melalui pembunuhan brutal, prostitusi paksa, penculikan, dan penghancuran kehidupan di seluruh benua. Tidak ada perbatasan yang akan melindunginya dari keadilan," kata Williams, dikutip dari Fox News.
2. Peran Mosquera dalam kekejaman geng Tren de Aragua
Serrano dituduh memiliki peran penting dalam operasi TdA di Kolombia, termasuk mengawasi perdagangan narkotika dan pembunuhan. Ia juga disebut bertanggung jawab atas upaya pemerasan dan mengelola hasil keuangan dari berbagai aktivitas kriminal geng.
Tren de Aragua berawal dari dalam penjara di Venezuela dan telah berkembang pesat menjadi salah satu geng paling kejam dengan jangkauan luas di benua Amerika. Kelompok ini terlibat dalam beragam kejahatan terorganisir, mulai dari perdagangan narkoba, senjata, hingga pemerasan dan penyelundupan manusia.
Pemerintah AS sebelumnya telah menetapkan TdA sebagai Organisasi Kriminal Transnasional pada Juli 2024. Statusnya kemudian ditingkatkan menjadi Organisasi Teroris Asing (FTO) oleh Kementerian Luar Negeri pada 20 Februari 2025. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent mengatakan, TdA terus meneror komunitas dan memasok narkotika ke AS.
"TdA tetap fokus untuk meneror komunitas kita dan memfasilitasi aliran narkotika terlarang ke negara kita, dengan mengandalkan para pemimpin kunci seperti Mosquera Serrano untuk membiayai dan mengawasi operasi kekerasan mereka," ujarnya, dilansir dari situs Kemenkeu AS.
3. Pemerintah Venezuela dituduh bekerja sama dengan TdA
Keberadaan geng seperti TdA telah digunakan oleh pemerintahan Donald Trump untuk justifikasi kebijakan imigrasinya yang keras. Pemerintahan AS bahkan menggunakan undang-undang era perang tahun 1798, Alien Enemies Act, sebagai dasar hukum untuk mendeportasi terduga anggota geng secara cepat.
Administrasi Trump menuduh TdA mengoordinasikan aktivitasnya di AS dengan pemerintahan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. Tuduhan ini digunakan sebagai salah satu pembenaran untuk deportasi massal terhadap lebih dari 200 orang ke sebuah penjara di El Salvador, dilansir Al Jazeera.
Namun, sebuah memo dari Kantor Direktur Intelijen Nasional AS (ODNI) yang diakses media meragukan klaim tersebut. Memo itu justru menyebutkan bahwa rezim Maduro kemungkinan besar melihat TdA sebagai ancaman, bukan sebagai pihak yang diarahkan untuk beroperasi di AS.
Perburuan Serrano melibatkan koalisi multinasional yang luas. Selain FBI dan DEA, upaya ini juga didukung oleh Kepolisian Kolombia dan berbagai lembaga keamanan negara bagian di Texas.