Prabowo Akan Terbang ke Amerika Hadiri Sidang Umum PBB ke-80

- Prabowo berkenan hadir ke Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York sebagai penghormatan besar kepada Indonesia.
- Belum diketahui apakah Prabowo akan bertemu Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, karena belum ada informasi mengenai agendanya.
- Indonesia akan membahas isu Palestina dan reformasi multilateralisme dalam pidato Presiden Prabowo Subianto di PBB.
Jakarta, IDN Times - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, mengatakan Presiden Prabowo Subianto akan terbang ke Amerika Serikat untuk menghadiri Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80. Presiden Prabowo juga akan berpidato pada (23/9/2025).
"Betul ada undangan kepada Bapak Presiden untuk menghadiri sidang umum PBB di New York dan beliau sedang mempertimbangkan untuk akan hadir, karena berdasarkan informasi juga Bapak Presiden diberikan kesempatan untuk menyampaikan pidato," ujar Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (19/9/2025).
1. Prabowo berkenan hadir?

Menurutnya, undangan tersebut merupakan penghormatan besar kepada Indonesia. Oleh karena itu, diharapkan Presiden Prabowo bisa hadir.
"Kami kira ini juga sebuah penghormatan kepada bangsa Indonesia kalau Bapak Presiden kemudian memutuskan untuk berkenan hadir," ucap dia.
2. Prabowo akan bertemu Trump?

Saat ditanya apakah Presiden Prabowo akan bertemu Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, Prasetyo mengaku belum mengetahuinya.
"Belum tahu kalau agendanya," kata dia.
3. Indonesia akan bahas isu Palestina

Sebelumnya, Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemlu RI, Tri Tharyat, belum bisa membocorkan isi pidato Presiden RI. Tri memberi gambaran tentang isu-isu prioritas.
“Yang menonjol adalah dinamika global, khususnya serangan terhadap negara berdaulat, seperti yang baru-baru ini dialami Qatar. Isu Palestina tentu akan menjadi perhatian utama Indonesia,” ujar Tri dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (11/9/2025).
Tri menambahkan, Presiden Prabowo Subianto akan menyampaikan pesan mengenai perlunya reformasi multilateralisme agar lebih adaptif dengan kondisi saat ini. “Reformasi sistem multilateral itu penting, supaya PBB bisa lebih responsif, lebih inklusif, dan tidak didikte oleh segelintir negara besar,” ujarnya.
Selain itu, Indonesia akan mengangkat peran negara-negara Global South dalam tata dunia internasional. “Semangat Bandung akan kita bawa. Kita ingin memastikan suara negara-negara berkembang tidak terpinggirkan dalam pengambilan keputusan global,” ujar Tri.
Delegasi Indonesia juga disebut akan memanfaatkan momen ini untuk mendorong visi pembangunan nasional melalui Asta Cita. Menurut Tri, ini adalah kesempatan untuk mengaitkan prioritas domestik dengan agenda internasional.