Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Presiden Serbia Kunjungi Ukraina untuk Pertama Kalinya

Presiden Serbia, Aleksandar Vucic. (Medija Centar Beograd, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)
Presiden Serbia, Aleksandar Vucic. (Medija Centar Beograd, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Serbia mendukung penuh kedaulatan Ukraina.
  • Rusia protes soal dugaan pengiriman senjata Serbia ke Ukraina.

Jakarta, IDN Times - Presiden Serbia Aleksandar Vucic, pada Rabu (11/6/2025), mengadakan kunjungan ke Kiev untuk pertama kalinya sejak dimulainya invasi skala besar Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. 

Pada akhir Mei, hubungan Rusia-Serbia menegang imbas dugaan pengiriman senjata dan amunisi buatan Serbia ke Ukraina. Namun, Belgrade menampik tuduhan tersebut dan mengklaim senjata itu dikirim lewat negara ketiga. 

Selama ini, Serbia memilih netral dalam konflik di Ukraina karena memiliki hubungan bersejarah dengan Rusia. Di sisi lain, negara Eropa Timur itu juga berkomitmen untuk menjadi anggota Uni Eropa (UE). 

1. Serbia mendukung penuh kedaulatan Ukraina

Dalam KTT Eropa Tenggara-Ukraina di Odessa, Vucic mengatakan bahwa Serbia mendukung dan akan terus menghormati integritas teritorial Ukraina. 

“Apa yang dapat saya katakan untuk mewakili negara saya bahwa Serbia akan tetap mengikuti Piagam PBB dan hukum internasional yang mana termasuk melindungi integritas teritorial sesuai yang diakui oleh PBB. Ini adalah prinsip utama kami,” tuturnya, dilansir The Moscow Times

Ia menambahkan, Ukraina dapat bergantung pada bantuan kemanusiaan dan dukungan politik dari Serbia. Ia menyebut, Belgrade akan mendukung seluruh upaya untuk mencapai sebuah gencatan senjata di Ukraina.

2. Vucic tolak deklarasi sanksi kepada Rusia dalam KTT Eropa Tenggara-Ukraina

Vucic menolak menandatangani deklarasi yang ditetapkan dalam KTT Eropa Tenggara-Ukraina soal sanksi kepada Rusia. Ia mengklaim bahwa deklarasi itu sama dengan mengkhianati Rusia. 

“Saya memilih untuk tidak menandatanganinya dan tidak ada tekanan dari siapapun untuk menyetujui deklarasi tersebut. Keputusan saya tidak melawan diri saya sendiri, negara saya, dan kebijakan yang ditetapkan dalam pertemuan itu,” ungkapnya. 

Ia mengapresiasi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang terus menghormati kedaulatan Serbia dengan tidak mengundang Kosovo. Ia menyebut, tindakan Kiev adalah langkah baik bagi Belgrade. 

Melansir Ukrinform, Vucic berharap agar Zelenskyy memperbolehkan Serbia berkontribusi dalam membangun kembali kota-kota di Ukraina. Ia menyebut, bantuan ini akan berdampak besar untuk membantu rakyat Ukraina. 

3. Rusia protes soal pengiriman senjata Serbia ke Ukraina

Bendera Rusia. (pixabay.com/fotiniya)
Bendera Rusia. (pixabay.com/fotiniya)

Pekan lalu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan bahwa Serbia seharusnya sadar akan segala risiko ketika mengirimkan senjata ke Ukraina. 

“Moskow melihat bahwa komentar Vucic soal adanya senjata dan amunisi buatan Serbia yang berakhir di Kiev menunjukkan bahwa Belgrade sebenarnya berlawanan dengan klaim netralitasnya dalam konflik di Ukraina,” tuturnya, dikutip N1

Ia menyatakan bahwa proses identifikasi dan pembatalan segala bentuk ekspor senjata mencurigakan seharusnya dapat dilakukan. Ia menyebut, Serbia seharusnya dapat mencegah senjata buatannya jatuh ke Ukraina. 

Zakharova mengharapkan agar Serbia mengambil tindakan efektif dan tepat dalam memastikan tidak ada kejadian serupa dan berkomitmen memperbaiki hubungan dengan Rusia. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us