NATO Tolak Kirim Tentara Kosovo ke Area Dominan Etnis Serbia

Jakarta, IDN Times - Pasukan Penjaga Perdamaian NATO di Kosovo (KFOR), pada Minggu (1/12/2024), menolak rencana penerjunan Kosovo Security Force (KSF) ke wilayah dominan etnis Serbia di utara. Langkah ini menyusul peristiwa ledakan di kanal air yang tak jauh dari Zubin Potok.
Sehari sebelumnya, polisi Kosovo sudah menangkap delapan terduga pelaku peledakan kanal air Ibar-Lepenac. Polisi menyebut mayoritas terduga pelaku merupakan anggota dari organisasi lokal etnis Serbia, Civilna Zastita, yang masuk dalam daftar teroris di Kosovo.
1. Klaim keamanan ada di bawah kendali KFOR
KFOR mengatakan, seluruh keamanan di Kosovo Utara sudah berada di bawah kendalinya. Alhasil, rencana Kosovo untuk mengirim KSF ke area dominan etnis Serbia tidak diizinkan.
"Komandan KFOR tidak memberikan izin terkait permohonan tersebut. Berdasarkan penilaian keamanan kami, aksi tersebut sudah ditangani oleh pasukan KFOR yang bertugas di lapangan," terangnya, dikutip dari RFE/RL.
KFOR sudah mengirim pasukan khusus untuk mengamankan sekitar kanal air di Zubin Potok. Selain itu, pasukan penjaga perdamaian itu juga sudah menawarkan bantuan kepada institusi Kosovo, termasuk bantuan logistik dan penjinak bom.
Pemimpin KFOR juga mengatakan komitmennya menjaga mandat dari PBB untuk memastikan keamanan dan keselamatan di area tersebut. Pihaknya juga terus bekerja sama dengan polisi dan pasukan EULEX.
2. AS belum ungkap dalang ledakan di Zubin Potok
Duta Besar Amerika Serikat (AS) di Pristina, Jeffrey Hovenier, mengatakan bahwa masih awal untuk mengatakan siapa pihak yang bertanggung jawab ledakan ini.
"Dalam kasus ini, AS tidak dalam posisi untuk mengatakan siapa pihak yang berada dalam serangan ini. Ini masih awal dan membutuhkan investagasi secara hati-hati. Kami masih dalam posisi mengungkapkan apapun," tuturnya, dikutip Koha.
Ia menambahkan, Washington akan menyediakan bantuan dalam proses investigasi kasus ini. Namun, ia mengungkapkan bahwa segala bentuk aksi kekerasan ini tidak dapat dijustifikasi.
Hovenier mengungkapkan, respons darurat dari otoritas Kosovo dalam membantu menyelesaikan masalah ini. Ia mengatakan bahwa AS akan terus bersolidaritas dengan Kosovo.
3. Presiden Serbia tolak tuduhan keterlibatan
Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, membantah tuduhan yang dilayangkan pemerintah Kosovo terkait ledakan di kanal Ibar-Lepenac. Ia bahkan menuding Perdana Menteri (PM) Albin Kurti yang sebenarnya melakukan ini.
"Belgrade dan Serbia tidak mengetahui apapun terakit dengan insiden ini. Selain itu, untuk apa kami melakukannya dan kami dapat membuktikannya. Kami memiliki dugaan bahwa sebenarnya pemerintahan Kurti yang mengorganisir semuanya. Namun, hasil investigasi yang akan membuktikannya," ungkapnya.
Vucic juga mengklaim, Kurti berupaya menggunakan insiden tersebut untuk memperkuat kedudukannya di Kosovo Utara. Ia pun mengaku siap bekerja sama dengan Uni Eropa dan KFOR dan Kosovo dalam mengungkap kasus ini.