Imbas Rusia Potong Pasokan Gas, Jerman Mulai Beralih ke Batu Bara

Dianggap sebagai langkah mundur Jerman dalam energi

Jakarta, IDN Times - Ketegangan akibat perang Rusia di Ukraina telah terjadi di Uni Eropa (UE). Pasokan gas ke beberapa negara blok tersebut telah dipangkas atau dihentikan oleh Rusia. Jerman adalah salah satunya, yang kini kemudian akan beralih ke batu bara.

Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck, telah mengumumkan penghematan konsumsi gas untuk memproduksi listrik. Negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di UE itu sementara ini berencana untuk beralih ke batu bara.

1. Meningkatkan batu bara untuk hasilkan listrik

Imbas Rusia Potong Pasokan Gas, Jerman Mulai Beralih ke Batu Barailustrasi kapal tongkang pembawa batubara (Unsplash.com/Justin Wilkens)

Perusahaan energi Rusia, Gazprom, mengatakan bahwa pengurangan pasokan gas ke beberapa negara Eropa akibat pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan. Namun, para pejabat UE percaya Moskow sedang menghukum negara-negara yang mendukung Ukraina.

Pengurangan pasokan gas itu telah membuat Jerman mencari strategi baru, setelah bertahun-tahun menjadikan Rusia sebagai pemasok utama. Mereka saat ini memutuskan untuk melakukan penghematan.

"Untuk mengurangi konsumsi gas, harus lebih sedikit gas yang digunakan untuk menghasilkan listrik. Pembangkit listrik tenaga batu bara harus digunakan lebih banyak," kata Robert Habeck pada Minggu, dikutip dari Al Jazeera.

Pemerintah Jerman sebelumnya juga telah mengimbau kepada penduduk untuk melakukan penghematan konsumsi gas, mengingat aliran pasokan dari Rusia yang bermasalah.

Baca Juga: Bertemu Presiden Jerman, Jokowi Sampaikan Posisi RI soal Ukraina-Rusia

2. Dianggap sebagai langkah mundur Jerman

Robert Habeck berasal dari Partai Hijau, mitra koalisi Kanselir Olaf Scholz di pemerintahan Jerman. Partai Hijau memiliki prinsip keras untuk mendorong pengurangan emisi karbon dan berganti ke energi yang bersih.

Rencana keputusan saat ini, untuk kembali menghasilkan listrik dengan batu bara, adalah keputusan yang pahit, kata Habeck. Dia menyesalkan penggunaan lebih banyak batu bara untuk sumber energinya.

"Itu pahit, tapi itu diperlukan dalam situasi ini untuk menurunkan penggunaan gas," ujar Habeck.

Menteri Ekonomi dari Partai Hijau itu menjelaskan, jika langkah itu tidak dilakukan, maka akan terjadi hal-hal yang sulit di musim dingin. Pasokan gas saat ini harus dipompa ke fasilitas penyimpanan guna mengantisipasi masalah sulit itu.

3. Strategi Rusia untuk memecah-belah Eropa

Imbas Rusia Potong Pasokan Gas, Jerman Mulai Beralih ke Batu BaraPresiden Rusia Vladimir Putin (Twitter.com/President of Russia)

Batu bara adalah bahan bakar fosil yang paling berpolusi. Pemerintahan koalisi Jerman sebelumnya sepakat untuk menghentikan penggunaan batu bara pada 2030 mendatang.

Tapi situasi kali ini memaksa Jerman harus kembali meningkatkan konsumsi bahan bakar berpolusi tersebut karena Rusia mengurangi pasokan gasnya.

"Jelas bahwa strategi (Presiden Rusia Vladimir) Putin adalah untuk mengganggu kami dengan menaikkan harga dan memecah belah kami. Kami tidak akan membiarkan itu terjadi," jelas Habeck, dilansir Sky News.

Tapi kabar keputusan peningkatan penggunaan batu bara yang sangat berpolusi itu memukul para aktivis iklim. Mohamed Adow, pendiri lembaga pemikir iklim Power Shift Africa, prihatin dengan hal itu.

Dave Jones, lembaga pemikir iklim Ember, melihat negara-negara UE saat ini dalam kondisi yang sulit. Dia berharap bahwa langkah Berlin meningkatkan batu bara itu benar-benar sebagai tanggapan darurat dan hanya akan berjalan dalam jangka pendek saja.

Baca Juga: Lithuania Larang Kereta Kargo Rusia Lewati dan Transit di Negaranya

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya