Sadis! Milisi Bacok dan Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Kongo

Korban dimakamkan di kuburan massal

Jakarta, IDN Times - Insiden mematikan yang menewaskan 46 warga sipil terjadi di kamp pengungsi provinsi Ituri, Republik Demokratik Kongo (RD Kongo) pada Senin (12/6/2023).

Pelaku diidentifikasi sebagai milisi yang berbasis di wilayah timur, yaitu CODECO. Mereka membantai warga sipil dengan golok, senjata api, serta membakar hidup-hidup warga sipil. Neberapa rumah di kamp pengungsi juga dibakar. Mereka juga terkenal kerap melakukan serangan terhadap warga sipil di daerah lainnya.

1. Korban tewas akan dikuburkan massal

Sadis! Milisi Bacok dan Bakar Hidup-hidup Pengungsi di KongoIlustrasi Garis Polisi (IDN Times/Mardya Shakti)

Kepala distik Bahema Badjere, Jean Richard Lenga, mengatakan bahwa saat ini otoritas berwenang masih mendata para jenazah. Masih ada kemungkinan jumlah korban tewas bertambah. 

"Seluruh desa berduka sekarang, sangat menyedihkan," kata Lenga dikutip dari SABC News. 

"Mereka (milisi CODECO) mulai melepaskan tembakan, banyak orang dibakar sampai mati di rumah mereka, yang lainnya dibunuh dengan parang," kata Desire Malodra, perwakilan masyarakat sipil.

Charite Banza, ketua kelompok hak sipil, mengatakan para jenazah korban pembantaian akan dimakamkan di kuburan massal. Saksi dalam kejadian itu menjelaskan puluhan mayat tergeletak di tanah.

Baca Juga: Militer RD Kongo Klaim 36 Orang Tewas Dibantai ADF

2. Serangan milisi CODECO tewaskan ratusan orang

Sadis! Milisi Bacok dan Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Kongoilustrasi (Pixabay.com/Nambasi)

Lokasi kejadian perkara dikenal sebagai Kamp Lala, terletak di provinsi Ituri.

CODECO, menurut Reuters, sering menargetkan kamp-kamp pengungsian. Tahun lalu, serangan mereka menewaskan sekitar 60 orang di kamp dekat kota Bule, yang dianggap sebagai pembantaian paling mematikan.

Kelompok itu mengaku membela kepentingan petani Lendu yang telah lama berkonflik dengan penggembala Hema. Mereka juga mengklaim melindungi sukunya dari ancaman militer RD Kongo. Para pejuang CODECO telah membunuh ratusan warga sipil di Ituri. Serangan-serangan mereka juga memaksa ribuan orang mengungsi.

Dalam pejelasan Richard Lenga, para penduduk saat ini telah banyak yang melarikan diri ke kota terdekat Bule untuk berlindung. Sekitar 70 ribu orang kini terlantar di Bule antara 15 April dan 15 Mei karena kekerasan di daerah sekitarnya.

3. Belum diketahui motif serangan

RD Kongo bagian timur merupakan rumah bagi banyak kelompok milisi bersenjata. Kelompok-kelompok itu merupakan warisan perang regional pada 1990-an dan 2000-an.

Aksi kekerasan intra-milisi atau antara milisi dengan pemerintah telah menyebabkan jutaan orang mengungsi. Dalam catatan PBB, dilansir Al Jazeera, RD Kongo memiliki populasi pengungsi terbesar di Afrika, yakni sekitar 5,6 juta orang.

Di provinsi Ituri sendiri, jumlah pengungsi pada awal tahun ini mencapai 1,5 juta orang. Serangan mematikan terhadap warga sipil itu biasa terjadi. Pekan lalu, CODECO menyerang pos tentara di daerah Djukoth di provinsi Mahagi dan menewaskan tujuh warga sipil.

Charite Banza mengatakan bahwa para pengungsi di kamp Lala saat ini tidak memiliki keamanan. Padahal, beberapa hari sebelumnya telah terjadi dialog antara kelompok bersenjata di Ituri.

"Belum ada alasan untuk serangan berdarah (pada Senin) itu," jelas Banza.

Baca Juga: PBB Temukan 49 Mayat di Kongo, Diduga Korban Saingan Antar Milisi

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya