Produksi Misil Iran Meningkat Pesat 3 Kali Lipat

Tehran, IDN Times - Berdasarkan penjelasan yang disampaikan oleh Komandan Senior dari Garda Revolusi (Revolutionary Guards) pada Far News Service, yang dikutip dari Reuters, menyatakan bahwa Iran telah meningkatkan produksi misil mereka sebanyak tiga kali lipat.
Penjelasan ini diungkapkan oleh Penjabat Komandan Senior tersebut pada hari Rabu (07/03/2018) waktu setempat.
Meskipun begitu, komandan senior Pasukan Revolusi ini tidak memberikan penjelasan lebih lanjut terkait rentang waktu kapan peningkatan produksi ini terjadi.
1. Iran masih merahasiakan sebagian informasi program misil mereka

Penjabat Senior Komandan Garda Revolusi tidak memberikan pernyataan yang lebih rinci mengenai jenis misil dan juga kapan terjadinya peningkatan jumlah produksi tersebut.
"Dahulu, kita harus banyak menjelaskan kepada berbagai badan terkait dengan berbagai tindakan yang kita lakukan (Terkait misil dan pengayaan nuklir). Tapi (Saat ini) kita tidak seperti itu lagi," kata Kepala Divisi Kedirgantaraan, Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh.
Terkait dengan kemampuan produksi misil, Jenderal Hajizadeh hanya menyinggung kemampuan produksi yang bisa diamomodir oleh Iran.
"Produksi kami telah meningkat tiga kali lipat bila dibandingan dengan dahulu," tambahnya yang mengacu pada kemampuan persenjataan misil Iran.
2. Pemerintah dan parlemen menyetujui perlunya peningkatan rudal darat ke darat

Pernyataan Jenderal Hajizadeh mengenai meningkatnya produksi misil iran tidak lepas dari adanya persetujuan Pemerintah dan juga lembaga terkait.
Secara lebih lanjut, Hajizadeh mengatakan bahwa Pemerintah, parlemen dan juga penjabat Iran terkait lainnya telah menyetujui perlunya rudal dari darat ke darat.
Peningkatan kemampuan produksi misil Iran ini diyakini akan bisa memberikan pengaruh Iran terhadap situasi regional di wilayah tersebut.
Terkait program pengayaan nuklir dan balistik yang dilakukan oleh Iran, pada Senin (5/3/2018) lalu, Menteri Luar Negeri Prancis melakukan kunjungan kerja ke Iran. Kunjungan tersebut dalam rangka untuk menegaskan kembali dukungan Uni Eropa kepada Iran mengenai kesepakatan nuklir.
Kunjungan Menteri Jean-Yves Le Drian ke Iran tersebut untuk menunjukkan komitmen Prancis dalam menjunjung kesepakatan perundingan dengan Iran, yang dilakukan pada tahun 2015 lalu mengenai program nuklirnya.
3. Menurut Iran, pembatasan pemilikan senjata nuklir merupakan bentuk arogansi barat

Pihak Barat, utamanya adalah Amerika Serikat menginginkan Iran untuk membatasi pengaruhnya dalam peta politik di Timur Tengah serta membatasi program rudal balistik mereka.
Namun sepertinya keinginan Amerika Serikat dan Barat ini tidak terlalu disambut baik oleh Iran. Penjabat Senior Iran mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Prancis bahwa program rudal balistik Iran tidak untuk dinegosiasikan, dilansir dari Jpost.com.
Penjabat Senior Iran mengungkapkan bahwa peraturan-peraturan mengenai kepemilikian senjata nuklir yang diatur oleh Negara-negara Adidaya, merupakan suatu hukum yang tidak lebih baik daripada hukum rimba.
Meskipun Negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Israel tidak terlalu 'suka' dengan program persenjataan Iran, namun Iran tetap bersikukuh ingin tetap melanjutkan program persenjataan mereka.
Hajizadeh mengungkapkan bahwa Iran lebih kuat dari yang sebelumnya karena upaya-upaya yang dilakukan Negara-negara adidaya tersebut tidak berhasil untuk mengungkung pergerakan Iran.