Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Putin: Sanksi Barat ke Rusia Picu Krisis Global, Moskow Makin Tangguh!

Presiden Rusia Vladimir Putin (Twitter.com/President of Russia)

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Kamis (12/5/2022) mengatakan bahwa sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat telah memicu krisis ekonomi global. Sanksi kepada Rusia telah menjadi bumerang karena justru menyakiti negara-negara Barat. 

Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya telah meluncurkan berbagai sanksi ekonomi. Langkah itu dilakukan untuk menekan agar Rusia menghentikan perangnya di Ukraina.

Tapi menurut Putin, Rusia lebih mampu menghadapi tantangan eksternal. Barat dinilai telah mengorbankan dunia demi mengutamakan dominasi global mereka. Dia menyalahkah para elit negara Barat atas kesalahan tersebut.

1. Negara-negara Barat terkena dampak lebih parah

ilustrasi tank Rusia hancur di Ukraina (Twitter.com/ArmyInform)

Dalam sebuah pertemuan pemerintah yang disiarkan televisi, Presiden Putin menilai sanksi yang kenakan pada negaranya lebih membuat negara-negara Barat terkena dampak yang lebih parah.

"Dipandu oleh ambisi politik yang picik dan dibesar-besarkan dan oleh Russophobia, (sanks) memberikan pukulan yang jauh lebih keras terhadap kepentingan nasional mereka sendiri, ekonomi mereka sendiri, dan kesejahteraan warga mereka sendiri," kata Putin, dilansir The Moscow Times. 

"Kami melihatnya terutama dengan kenaikan tajam inflasi di Eropa yang mendekati 20 persen di beberapa negara," tambahnya.

Putin tidak memberikan rincian negara Eropa mana saja yang inflasinya mendekati angka yang ia sebutkan.

2. Mengorbankan dunia demi dominasi global

Perang Rusia di Ukraina telah memicu gejolak kenaikan harga di berbagai negara di dunia, khususnya harga energi di Eropa. Itu karena sebagian besar negara di benua tersebut bergantung pada energi yang diekspor Rusia.

Selain itu, beberapa negara miskin juga semakin terancam karena perang tersebut. Menurut Putin seperti dilansir Tass, dia mencatat bahwa sejumlah negara sudah menghadapi ancaman kelaparan jika sanksi terhadap Rusia berlanjut.

"Kesalahan untuk ini seluruhnya dan sepenuhnya terletak pada elit negara-negara Barat yang demi mempertahankan dominasi global mereka siap mengorbankan seluruh dunia," kata Presiden Rusia.

3. Rusia akan bertahan meski dijatuhi sanksi

Vladimir Putin. (Twitter.com/Kremlin Russia)

Dalam kesempatan tersebut, Putin menegaskan bahwa negaranya akan mampu menghadapi tantangan dari eksternal.

Dia menjelaskan, "perusahaan produksi kami secara bertahap mengisi ceruk pasar domestik yang dibebaskan setelah mitra yang tidak bermoral pergi, termasuk barang-barang dasar, peralatan industri dan jasa, konstruksi dan mesin pertanian."

Selain itu, dilansir Al Jazeera, Putin menunjuk pada kekuatan mata uang rubel yang telah menjadi mata uang dengan kinerja terbaik tahun ini.

Rubel telah melakukan rebound dan mengalami penguatan setelah jatuh berantakan saat negara-negara Barat meluncurkan sanksi ekonominya terhadap Rusia. Saat ini rubel berada pada level terkuatnya sejak Rusia menyerang Ukraina.

Maxim Reshetnikov, Menteri Ekonomi Rusia, setuju dengan Putin bahwa ekonomi menunjukkan ketahanan. Dia mengatakan bahwa situasi pasar tenaga kerja stabil dan inflasi mulai melambat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us