Putin Sebut Militer Rusia Tidak Kalah di Suriah

- Putin menyatakan bahwa Rusia telah mencapai tujuannya di Suriah dan akan terus berhubungan dengan pemerintahan baru.
- Rusia membantu Iran mengevakuasi 4 ribu tentara dari Suriah, tetapi klaim ini dibantah oleh pemimpin Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC).
- Putin juga akan bertemu dengan Assad untuk membahas keberadaan jurnalis Amerika Serikat yang hilang di Suriah.
Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Kamis (19/12/2024), mengatakan bahwa tentara Rusia tidak kalah di Suriah. Ia bahkan menyebut bahwa militer Rusia sudah mencapai tujuannya di Suriah meski pada akhirnya harus menarik pasukannya dari negara tersebut.
Di tengah agresi pemberontak Suriah, Rusia memutuskan untuk menarik sejumlah tentara dan diplomat dari Suriah. Sementara itu, sejak September 2015, Rusia menjadi pendukung utama pemerintahan mantan Presiden Bashar al-Assad dalam melawan pemberontak di Suriah.
1. Sebut pemimpin di Suriah bersedia mempertahankan pangkalan militer Rusia
Putin mengungkapkan bahwa Rusia terlibat dalam konflik di Suriah untuk mencegah terciptanya sebuah wilayah teroris. Ia pun menyebut, pemerintahan Suriah saat ini bersedia menampung pangkalan militer Rusia.
"Semua yang terjadi di Suriah bukanlah sebuah kekalahan untuk Rusia. Kami akan melanjutkan hubungan dengan siapapun yang memimpin di Suriah. Mayoritas dari mereka mengatakan kepada kami bahwa mereka menerima pangkalan militer Rusia di negaranya," tutur Putin, dikutip The Kyiv Independent.
Namun, ia masih belum tahu mengenai kondisi pangkalan militernya di Suriah. Ia mengaku akan menilai siapa pemerintah baru di Suriah dan siapa pemimpin yang akan memimpin di negara Timur Tengah tersebut.
2. Putin sebut akan bertemu dengan Assad
Putin mengatakan bahwa dirinya belum bertemu dengan Assad usai kejatuhannya pada awal Desember. Ia pun mengaku akan menanyakan mengenai keberadaan jurnalis Amerika Serikat (AS), Austin Tice yang hilang di Suriah 12 tahun lalu.
"Saya belum bertemu dengan Assad sejak kedatangannya di Moskow, tapi saya sudah merencanakan bertemu dengannya. Saya akan berbicara dengannya. Namun, Anda dan saya sudah dewasa dan kami paham bagaimana situasi di Suriah 12 tahun lalu dan hilangnya seorang jurnalis di sana," tuturnya, dilansir CNN.
Komentar ini terkait dengan kabar Tice ini setelah ibunya, Debra mengirimkan surat kepada Putin sehari sebelumnya. Dalam surat tersebut, ibu Tice meminta Putin untuk membantu mencari keberadaan anaknya yang hilang di Suriah.
Sementara, Debra mengatakan bahwa tidak ada keraguan untuk mengirimkan surat dan meminta bantuan kepada Putin. Ia menyebut, tindakannya adalah untuk mencari bantuan terutama pada orang yang punya kekuatan untuk membantunya.
3. Klaim Rusia membantu pemulangan militer Iran dari Suriah

Pada hari yang sama, Presiden Putin mengungkapkan bahwa militer Rusia sudah membantu Iran untuk mengevakuasi pasukannya dari Suriah.
"Sebelumnya, rekan kami, Iran sudah meminta kami membantunya mengirimkan unit tentaranya ke teritori Suriah. Sekarang mereka meminta kami untuk memulangkan tentaranya dari sana. Kami sudah mengevakuasi 4 ribu tentara Iran kembali ke Teheran dari pangkalan udara Hmeimim," ungkapnya, dikutip Iran International.
Di sisi lain, pemimpin Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) membantah klaim dari Putin. Ia menyebut, sejumlah warga Iran memang sudah tinggal dan menetap di Suriah dalam waktu yang lama.
"Orang-orang yang dipulangkan oleh Rusia bukanlah penasehat militer, kami sudah menarik tentara kami sendiri dari Suriah. Kami tidak pernah memperbolehkan Rusia merelokasi tentara kami dari Suriah," tuturnya.