Rusia Kecam Larangan Israel terhadap UNRWA

Jakarta, IDN Times - Rusia mengecam keputusan Israel yang melarang Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) beroperasi di wilayah pendudukan.
Dalam pernyataan pada Sabtu (1/2/2025), Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa UNRWA harus diizinkan untuk melanjutkan pekerjaannya sampai tercapainya penyelesaian damai dalam konflik Palestina-Israel.
"Moskow yakin bahwa misi UNRWA, yang selama beberapa dekade telah mendukung warga Palestina di wilayah pendudukan dan negara-negara tetangga serta menjamin hak dasar pengungsi untuk kembali, harus terus berlanjut hingga tercapainya penyelesaian damai akhir dalam konflik Palestina-Israel," kata kementerian tersebut.
1. Israel dituding melanggar hukum internasional
Rusia juga menuduh Israel melanggar hukum internasional, termasuk resolusi PBB, dan mengatakan bahwa kekuatan pendudukan tidak dapat memperluas kedaulatannya ke wilayah yang diduduki.
“Langkah sewenang-wenang seperti itu, yang penuh dengan konsekuensi kemanusiaan paling buruk bagi rakyat Palestina, sangat mengecewakan dan patut dikecam," kata kementerian, seraya menambahkan bahwa sedikitnya 273 anggota staf UNRWA telah terbunuh sejak dimulainya operasi militer Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Serangan Israel di Gaza, yang dimulai pada Oktober 2023, juga telah membunuh lebih dari 47 ribu warga Palestina, dengan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Konflik ini telah memicu bencana kemanusiaan dan menghancurkan hampir seluruh wilayah tersebut.
2. Larangan Israel mulai berlaku pada 30 Januari 2025
Pada Oktober 2024, parlemen Israel mengesahkan dua undang-undang yang menyerukan diakhirinya operasi UNRWA di Israel dan wilayah pendudukan Palestina, serta melarang pemerintah Israel melakukan kontak dengan badan tersebut. Undang-undang itu mulai berlaku pada Kamis (30/1/2025).
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah berulang kali memperingatkan bahwa larangan tersebut dapat mengancam bantuan penyelamat jiwa, pendidikan, dan layanan kesehatan bagi jutaan orang di wilayah pendudukan Palestina.
“Kami tidak akan punya apa pun untuk dimakan atau diminum, dan ini akan sangat berdampak pada kami. Orang-orang akan binasa dan tidak akan mempunyai makanan, air atau tepung," kata Iman Hillis, warga Gaza yang saat ini tinggal di sekolah UNRWA bersama keluarganya.
Sejak 1950, UNRWA telah membantu pengungsi Palestina di Yordania, Lebanon, Suriah, Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.
3. UNRWA tetap lanjutkan operasinya
Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengatakan bahwa UNRWA terus melanjutkan operasinya di seluruh wilayah Palestina.
“UNRWA mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk tetap bertahan dan memberikan bantuan,” kata Dujarric, dilansir dari Xinhua, Jumat (31/1/2025).
Ia mengungkapkan bahwa meskipun gedung markas besar di Yerusalem Timur telah kosong, para staf UNRWA berada di lapangan, seperti di klinik-klinik, atau bekerja dari rumah maupun lokasi lainnya.
"Klinik-klinik UNRWA di seluruh Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur, tetap buka. Sementara itu, operasi kemanusiaan di Gaza terus berlangsung, termasuk dengan pekerjaan UNRWA di sana," ujarnya, seraya menambahkan bahwa badan bantuan tersebut akan terus melaksanakan tugasnya selama masih memungkinkan.