Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Klaim Sanksi AS Picu Krisis Energi Global

Ilustrasi bendera Rusia. (Dmitry Djouce, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Rusia, pada Sabtu (11/1/2025), mengecam sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap sektor energi di negaranya. Moskow mengklaim sanksi dari Washington tersebut akan memicu instabilitas dan krisis energi global. 

Pada 1 Januari, Ukraina resmi mengakhiri kontrak transit gas alam dari Rusia ke Eropa lewat negaranya. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut putusnya aliran gas Rusia ke Eropa adalah kekalahan besar Moskow. 

1. Berjanji akan membalas sanksi dari AS dan Inggris

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia akan merespons sanksi yang diterapkan AS dan Inggris kepada sektor energi dan sejumlah perusahaan energi besar di negaranya. 

"Tindakan ini adalah upaya untuk merusak sebagian ekonomi Rusia dan bahkan aksi ini akan berdampak pada stabilitas pasar global di akhir masa jabatan Presiden Joe Biden. Tentu saja, aksi tidak bersahabat Washington tidak akan dibiarkan begitu saja dan akan masuk perhitungan strategi ekonomi kami," terangnya, dikutip Tass.

Pihaknya menambahkan, Rusia selama ini tetap menjadi pemain kunci dalam pasar bahan bakar minyak global. Moskow menyebut sejumlah aksi AS untuk menyulut Russophobia di seluruh Barat hanya akan menyulut perang hybrid di sektor energi. 

Rusia menyebut langkah AS kali ini menunjukkan kekalahan strategi Washington untuk melobi negara-negara lain agar tidak berbisnis dengan Rusia. Moskow mengklaim bahwa negaranya tetap tumbuh di tengah tekanan ekonomi besar dari luar. 

2. Sebut AS paksa narapidana ikut padamkan api di Los Angeles

Juru Bicara Kemlu Rusia, Maria Zakharova, mengungkapkan bahwa AS telah memaksa ratusan narapidana untuk ikut membantu proses pemadaman kebakaran di Los Angeles, California. 

"Selama ini AS mengkritisi dugaan kerja paksa yang dilakukan China kepada etnis Uighur di Xinjiang dan membatasi produk yang diduga diproduksi oleh pekerja paksa. Pertanyaannya, apakah parlemen AS mau menjatuhkan sanksi kepada pemerintah California, perusahaan swasta, dan rakyat biasa karena menggunakan jasa paksa narapidana untuk memadamkan api?" katanya. 

Sebelumnya, otoritas California sudah menerjunkan 395 narapidana untuk membantu memadamkan kebakaran hutan hebat dalam beberapa hari terakhir. Para narapidana yang diterjunkan disebut hanya terlibat dalam tindakan kriminalitas ringan. 

3. Putin berniat menghalangi aksesi Ukraina dalam NATO

lambang Ukraina dan NATO (unsplash.com/jccards)

Perwakilan Perdamaian AS di Ukraina, Keith Kellogg, mengatakan bahwa Presiden terpilih AS Donald Trump sebenarnya tidak ingin memberikan hadiah kepada Presiden Rusia Vladimir Putin atau Rusia

"Trump sebenarnya tidak ingin memberikan sesuatu kepada Putin ataupun rakyat Rusia, tapi Trump hanya ingin menyelamatkan Ukraina dan kedaulatannya," kata Kelloggs, dilansir The Kyiv Independent.

Berdasarkan laporan dari Financial Times, tujuan utama Putin dalam negosiasi perdamaian yang diusung Trump adalah melarang masuknya Ukraina dalam NATO dan mengurangi keberadaan militer NATO di pertahanan bagian timur. 

Di sisi lain, Zelenskyy menyatakan niat kuat Ukraina untuk bergabung dengan NATO. Ia menyebut menjadi bagian dari aliansi militer Barat tersebut akan menjamin negaranya tidak diganggu oleh Rusia di masa yang akan datang. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us