Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Segera Kirim Bantuan Pesawat ke Iran Pasca Ledakan Dahsyat

ilustrasi pesawat pemadam kebakaran (pexels.com/Mike Kutz)
Intinya sih...
  • Rusia menawarkan bantuan kepada Iran setelah ledakan di Pelabuhan Shahid Rajaee
  • Pesawat darurat dan tim pemadam kebakaran dikirimkan oleh Rusia untuk membantu penanganan bencana
  • Kebakaran di pelabuhan menyebabkan sekolah dan kantor di Bandar Abbas ditutup akibat asap pekat

Jakarta, IDN Times – Rusia menjadi salah satu negara pertama yang menawarkan bantuan kepada Iran setelah ledakan dahsyat di Pelabuhan Shahid Rajaee, dekat Selat Hormuz. Pada Minggu (27/4/2025), Kementerian Darurat Rusia mengumumkan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah memerintahkan pengiriman sejumlah pesawat darurat ke Iran.

Pesawat-pesawat tersebut membawa tim pemadam kebakaran khusus untuk membantu upaya penanganan bencana. Rusia mengerahkan pesawat amfibi Beriev Be-200 dan pesawat angkut militer Ilyushin Il-76 untuk mendukung operasi pemadaman dan evakuasi.

Situs resmi Kremlin menyebut Putin menyampaikan belasungkawa mendalam kepada Iran.

“Putin menyampaikan ‘ungkapan simpati yang tulus dan dukungan kepada keluarga korban serta harapan untuk pemulihan bagi semua yang terluka’,” tulis Kremlin, dikutip dari The Guardian, Senin (28/4/2025).

Surat resmi juga dikirimkan Putin kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dan Presiden Masoud Pezeshkian.

Kebakaran masih melanda hampir 24 jam setelah ledakan yang menewaskan sedikitnya 28 orang dan melukai lebih dari 1.000 orang tersebut. Ledakan itu memicu perhatian luas karena Shahid Rajaee adalah pelabuhan utama Iran untuk perdagangan dunia. Bandar Abbas, kota berjarak 20 mil dari pelabuhan, terpaksa menutup sekolah dan kantor akibat asap pekat dan polusi udara yang menyebar.

1. Pemerintah Iran langsung lakukan investigasi penyebab ledakan

Pezeshkian segera terbang ke Bandar Abbas untuk menerima laporan langsung soal penyelidikan dan upaya penyelamatan. Kementerian Dalam Negeri Iran mengumumkan telah meluncurkan penyelidikan resmi atas insiden ini. Belum ada keterangan resmi tentang penyebab ledakan, namun dugaan awal mengarah pada kelalaian dalam penyimpanan bahan kimia saat suhu tinggi.

Rekaman CCTV yang beredar di media lokal menunjukkan api mulai muncul dari satu kontainer pada pukul 12.05 siang waktu setempat, kemudian menjalar cepat ke kontainer lain. Dua menit setelahnya, terjadi ledakan besar yang bahkan membuat kamera pengawas mati. Media setempat juga menyebut adanya indikasi masalah dalam regulasi keselamatan dan pemeriksaan bahan kimia di pelabuhan itu.

Kantor Kejaksaan Tehran mengungkapkan telah mengajukan tuntutan terhadap sejumlah media dari berbagai spektrum politik. Langkah ini diambil untuk meredam spekulasi liar yang beredar bahwa ledakan tersebut adalah serangan teroris atau kelalaian militer.

2. Negara-negara lain ikut menyatakan dukungan dan belasungkawa

Selain Rusia, beberapa negara lain turut menunjukkan solidaritas kepada Iran setelah tragedi ini. Irak menjadi negara pertama di kawasan yang secara resmi menawarkan bantuan penuh kepada Iran.

“Republik Irak menyampaikan belasungkawa kepada pemerintah dan rakyat Iran serta menyatakan dukungan selama masa-masa menyakitkan ini,” kata pemerintah Irak dalam pernyataan resmi, dikutip dari The Jerusalem Post, Senin (28/4/2025).

Oman, Bahrain, dan Kuwait juga mengeluarkan pernyataan belasungkawa melalui laporan Tasnim News Agency. Namun, ketiga negara itu tidak mengumumkan bentuk bantuan konkret kepada Iran. Dukungan moral juga datang dari sejumlah pejabat tinggi Kuba, yang menyampaikan rasa duka mendalam melalui akun resmi X/Twitter mereka.

Perdana Menteri Kuba, Manuel Marrero Cruz, menyatakan keprihatinan mendalam atas insiden tersebut.

“Kami berduka atas ledakan besar yang terjadi di Shahid Rajaei di selatan Iran,” tulis Cruz dalam pernyataan di X/Twitter, dikutip dari sumber resminya.

Presiden Kuba Miguel Díaz-Canel Bermúdez juga mengirimkan pesan serupa kepada rakyat dan pemerintah Iran.

3. Ledakan terjadi saat Iran-AS menggelar pembicaraan penting

Ledakan di Pelabuhan Shahid Rajaee terjadi bertepatan dengan dimulainya putaran ketiga pembicaraan antara Iran dan Amerika Serikat (AS). Dialog tersebut bertujuan membahas pengendalian program nuklir Iran sebagai syarat pencabutan sanksi AS. Putaran pembicaraan ini difasilitasi oleh Oman dan berlangsung di Muscat.

Kementerian Luar Negeri Iran menggambarkan diskusi ini sebagai yang paling serius, praktis, dan rinci dibandingkan putaran sebelumnya. Putaran pembicaraan berikutnya dijadwalkan berlangsung dalam waktu satu minggu.

Selain mengganggu jalannya diplomasi, ledakan ini juga memperparah tekanan domestik di Iran yang sedang berupaya memulihkan ekonomi nasionalnya. Sementara itu, pihak berwenang Iran masih berupaya keras mencari penyebab pasti ledakan untuk mencegah insiden serupa di masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us