Sekjen PBB Kecam Serangan di Gaza yang Tewaskan Stafnya

Jakarta, IDN Times - Seorang staf keamanan (Safety and Security/DSS) PBB yang bertugas di Gaza dilaporkan tewas akibat serangan yang belum jelas dari mana asalnya, yang ditargetkan ke sebuah mobil, yang ternyata adalah mobil PBB.
Insiden itu terjadi pada Senin pagi waktu setempat, ketika kendaraan mereka yang bertanda PBB ditabrak dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Eropa di Rafah.
"Sekjen PBB mengutuk semua serangan terhadap personel PBB dan menyerukan penyelidikan penuh. Dia menyampaikan belasungkawa kepada keluarga staf yang tewas," kata Wakil Juru Bicara Sekjen PBB, Farhan Haq.
"Dengan konflik di Gaza yang terus menimbulkan banyak korban jiwa, tidak hanya warga sipil, tapi, juga pekerja kemanusiaan, Sekjen PBB menegaskan kembali seruannya untuk segera melakukan gencatan senjata kemanusiaan dan membebaskan semua sandera," tegasnya.
1. Nama staf masih dirahasiakan

Staf DSS tersebut menjadi staf internasional PBB pertama yang tewas di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Sekitar 190 staf PBB asal Palestina telah kehilangan nyawa mereka.
"Nama dan kewarganegaraan staf DSS yang tewas dan terluka dirahasiakan karena PBB sedang dalam proses memberikan informasi kepada pemerintah terkait dan anggota keluarga terkait," tutur Haq.
PBB saat ini dilaporkan sedang berusaha mendapatkan rincian mengenai insiden itu.
"Para staf DSS itu sedang melakukan pekerjaan rutin mereka, pergi ke berbagai lokasi untuk menilai kondisi keamanan," ujar Haq.
2. Jumlah korban tewas di Gaza makin banyak

Jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan dari Israel terus bertambah. Per kemarin, jumlah korban tewas mencapai 35.034 orang.
“Lalu, 78.755 orang juga terluka. Angka ini termasuk korban dalam 24 jam terakhir yaitu 63 orang tewas dan 114 terluka karena ulah Israel,” sebut pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza.
“Banyak yang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak bisa menjangkau mereka,” lanjut pernyataan itu.
3. AS minta Israel tidak serang Rafah

Gedung Putih mengatakan Presiden Joe Biden yakin Israel tidak akan mencapai tujuannya untuk mengalahkan kelompok Hamas melalui serangan besar-besaran di kota Rafah, Gaza selatan.
“Menghancurkan Rafah, dalam pandangannya, tidak akan mencapai tujuan tersebut,” kata juru bicara pemerintah Amerika Serikat (AS), John Kirby pada Kamis kemarin.
Ia mengatakan, Hamas telah mendapat tekanan signifikan dari Israel dan terdapat cara yang lebih baik untuk memburu sisa-sisa kepemimpinan kelompok tersebut dibandingkan melakukan operasi militer yang berisiko tinggi terhadap warga sipil.