Biden: Ada Gencatan Senjata di Gaza jika Hamas Bebaskan Sandera Israel

- Joe Biden menuntut Hamas bebaskan 128 sandera Israel untuk gencatan senjata di Jalur Gaza.
- Biden mengancam akan menghentikan suplai senjata ke Israel jika menyerang Rafah, namun menyadari peran AS dalam pembunuhan warga Palestina.
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memgatakan bahwa gencatan senjata di Jalur Gaza bakal terjadi secepatnya jika kelompok Hamas bisa membebaskan 128 sandera Israel yang ditahan sejak 7 Oktober 2023 lalu.
“Akan ada gencatan senjata besok jika Hamas membebaskan para sandera,” kata Biden, dikutip dari Times of Israel, Senin (18/5/2024).
“Israel bilang bahwa itu semua terserah Hamas. Jika mereka ingin melakukannya, kita bakal mengakhiri (perang) besok dan gencatan senjata bisa terjadi besok,” ungkap Biden, pada Sabtu kemarin.
1. AS sempat ancam Israel jika nekat serang Rafah

Sebelumnya, Biden mengancam akan menghentikan suplai senjata ke Israel, jika negara tersebut ngotot menyerang Rafah, di Jalur Gaza.
“Saya perjelas, jika mereka tetap ke Rafah, saya tidak akan menyuplai senjata lagi, yang secara historis digunakan untuk menghadapi Rafah,” kata Biden.
Di sisi lain, Biden sadar bahwa senjata AS yang ditransfer ke Israel juga ‘berperan’ dalam membunuh warga Palestina. Namun, Biden menegaskan bahwa tujuannya adalah memburu Hamas.
2. AS minta warga sipil dilindungi

Menteri Pertahanan AS Llyod Austin mengatakan bahwa keputusan Biden tersebut adalah salah satu desakan AS agar Israel bisa melindungi warga sipil.
“Warga sipil terbunuh di Gaza akibat dari bom-bom ini dan cara-cara lainnya. Mereka (Israel) menyerang permukiman warga,” ucap Austin.
3. Israel kecewa dengan keputusan AS

Sementara itu, Israel mengaku kecewa dengan keputusan AS yang bakal menyetop suplai senjata ke negaranya.
“Presiden AS Biden tidak bisa mengatakam bahwa mereka adalah mitra kita dalam tujuan menghancurkan Hamas, tapi mereka menunda sarana dan pengiriman senjata untuk menghancurkan Hamas,” ungkap Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan.