Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sekolah Gratis yang Didirikan Mark Zuckerberg Akan Ditutup

Mark Zuckerberg mengungkapkan strategi baru untuk meningkatkan privasi Facebook dalam acara Konferensi Pengembang pada 30 April 2019. (Anthony Quintano from Westminster, United States, CC-BY 2.0, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • The Primary School, didirikan Zuckerberg dan Priscilla Chan, akan tutup setelah tahun ajaran 2025-2026 tanpa banyak penjelasan.
  • Chan Zuckerberg Initiative menarik dukungan keuangan mereka, berjanji sumbangkan 50 juta dolar AS kepada komunitas yang terdampak.
  • Penutupan sekolah ini berdampak berat bagi keluarga yang bergantung pada layanan pendidikan dan kesehatan yang disediakan The Primary School.

Jakarta, IDN Times – The Primary School, sekolah gratis yang didirikan Mark Zuckerberg dan Priscilla Chan pada 2016, mengumumkan akan tutup setelah tahun ajaran 2025-2026. Dalam pesan kepada ratusan keluarga di dua kampusnya, pihak sekolah menyebut keputusan ini “sangat sulit” tanpa memberikan banyak penjelasan, menurut laporan San Francisco Standard dan New York Times.

Organisasi Chan Zuckerberg Initiative (CZI) dikabarkan menarik dukungan keuangan mereka, sehingga memicu penutupan ini. Seorang perwakilan CZI mengatakan kepada CNN bahwa keputusan dibuat oleh dewan direksi sekolah, namun tidak menjawab pertanyaan tambahan soal pendanaan.

CZI berjanji akan menyumbangkan 50 juta dolar AS (sekitar Rp840 miliar) kepada komunitas dan keluarga yang terdampak penutupan ini, sebagaimana tercantum dalam catatan resmi sekolah minggu ini. Meski begitu, keputusan ini mengejutkan banyak pihak, mengingat tujuan awal pendirian sekolah untuk melayani komunitas berpenghasilan rendah dan keluarga kulit berwarna.

Sejak awal, situs resmi The Primary School mengakui bahwa rasisme sistemik membuat komunitas kulit berwarna lebih rentan terhadap kesulitan pendidikan dan layanan kesehatan. Sekolah ini dibangun dengan tim beragam dari latar belakang pendidikan, kesehatan, dan dukungan keluarga untuk memperluas akses bagi komunitas kurang terlayani.

1. Pergeseran politik Zuckerberg dianggap pengaruhi penutupan

Penutupan The Primary School terjadi seiring perubahan besar dalam arah politik Mark Zuckerberg dan Chan Zuckerberg Initiative. Awal tahun ini, Meta menghapus program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI), langkah yang juga diikuti CZI dengan mengakhiri semua inisiatif serupa, dikutip dari The Guardian, Selasa (29/4/2025). CZI juga menghapus semua referensi tentang inklusivitas dan keadilan ekonomi dari situs web mereka.

Pada musim panas lalu, Zuckerberg menyebut Trump sebagai “badass” usai selamat dari upaya pembunuhan, dan dilaporkan mengunjungi Mar-a-Lago untuk mencari peran aktif dalam kebijakan presiden. Melalui Meta, Zuckerberg juga menyumbangkan 1 juta dolar AS (sekitar Rp16,8 triliun) untuk acara pelantikan Trump dan membayar 25 juta dolar AS (sekitar Rp480 triliun) untuk menyelesaikan gugatan Trump terhadap perusahaan itu. Pergeseran ini dianggap membuat fokus filantropi Zuckerberg lebih condong ke arah politik baru mereka.

The Primary School yang dahulu lahir dari semangat melayani komunitas rentan kini menjadi salah satu korban dari perubahan prioritas ini. Banyak pihak menilai keputusan ini mencerminkan perubahan arah keuangan Zuckerberg yang kini lebih terkait dengan kepentingan politik.

2. Keluarga mengalami kesulitan besar usai penutupan

ilustrasi anak sekolah (pexels.com/Naomi Shi)

Penutupan sekolah ini berdampak berat bagi banyak keluarga yang bergantung pada layanan pendidikan dan kesehatan yang disediakan The Primary School

“Sejujurnya, membicarakannya saja membuat saya ingin menangis, karena ini sangat berdampak pada keluarga saya,” Veronica Van Leeuwaarde, orang tua dari dua murid sekolah tersebut kepada San Francisco Standard, dikutip dari Gizmodo, Selasa (29/4/2025).

Ia menceritakan bagaimana bantuan sekolah membantu anaknya mendapatkan diagnosis ADHD, sesuatu yang sulit ia capai sendiri.

The Primary School juga menawarkan bantuan keuangan antara 1.000 hingga 10 ribu dolar AS (sekitar Rp16-168 juta) untuk membantu keluarga mendaftarkan anak-anak mereka ke sekolah lain, menurut San Francisco Chronicle. Namun, dengan biaya rata-rata sekolah swasta di Palo Alto sebesar 35 ribu dolar AS (sekitar Rp588 juta) per tahun, bantuan ini dinilai jauh dari cukup untuk menutupi kebutuhan pendidikan baru mereka.

Kesenjangan biaya ini menambah kesulitan baru bagi keluarga yang sebelumnya mengandalkan sekolah gratis tersebut. Selain pendidikan, banyak keluarga yang sebelumnya mendapatkan akses layanan kesehatan dan dukungan sosial kini kehilangan jalur vital itu. Model The Primary School yang mengintegrasikan pendidikan dan kesehatan menjadi sesuatu yang sulit ditemukan di institusi lain.

3. Staf sekolah berusaha berikan tahun terakhir yang terbaik

ilustrasi guru dan murid (pexels.com/Yan Krukau)

Carson Cook, Manajer Senior Strategi dan Pengembangan The Primary School, mengatakan kepada CNN bahwa staf telah mulai bertemu dengan orang tua untuk membahas rencana transisi setelah sekolah ditutup tahun depan.

“Di The Primary School, model kami selalu mempertimbangkan kebutuhan seluruh keluarga, dan kami ingin melakukan yang terbaik untuk mendukung setiap anak dan pengasuhnya,” ujar Cook, dikutip dari CNN Internasional, Selasa (29/4/2025).

Ia menambahkan bahwa komitmen sekolah untuk mendampingi keluarga tetap tidak berubah.

Cook juga menyampaikan bahwa para staf berfokus untuk memberikan pengalaman terbaik selama satu tahun terakhir bersama murid-murid mereka.

“Kami memiliki staf yang luar biasa dan fakta bahwa kami punya satu tahun lagi bersama keluarga kami sangat memotivasi kami untuk memberikan tahun sekolah dan program terbaik yang bisa kami lakukan,” katanya.

Ia mengatakan bahwa tim sekolah sangat peduli pada anak-anak, keluarga, dan komunitas mereka.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, para pelatih kesejahteraan orang tua (parent wellness coaches) akan membantu keluarga mencari alternatif pendidikan terbaik setelah sekolah resmi ditutup. Upaya ini bertujuan untuk memastikan masa depan anak-anak tetap mendapatkan perhatian meskipun The Primary School tidak lagi beroperasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us