Semakin Panas, Turki Tegaskan Tidak Ada Kompromi di Lautnya

Istanbul, IDN Times - Pemerintah Turki melalui Presiden Reccep Tayyip Erdogan pada hari Rabu (26/08), menegaskan jika negaranya tidak akan berkompromi dengan negara lain jika membahas kedaulatan laut Turki.
Turki yang meyakini jalur diplomasi sebagai jalan terbaik untuk menyelesaikan perselisihan bersama Yunani, tetap tidak akan mengambil risiko dan selalu siap mempertahankan kedaulatan lautnya dengan segala cara, seperti yang dilansir dari Reuters.
1. Mencakup Laut Hitam, Aegean, dan Mediterania

Sudah lama Turki memiliki ambisi untuk melakukan eksplorasi kekayaan alam yang terletak di lepas pantainya dimana negara ini berbatasan dengan tiga laut utama, yaitu Laut Hitam, Aegean, dan Mediterania. Dikutip dari Reuters, mengetahui adanya perselisihan bersama Yunani terhadap kegiatan eksplorasinya di Laut Mediterania Timur, hal ini membuat Presiden Erdogan menegaskan tidak ada kompromi dan konsesi terhadap kegiatan eksplorasi di lautnya, secara khusus ditujukan ke laut yang berbatasan langsung dengan Republik Turki.
Erdogan mengklaim semua kegiatan eksplorasi yang Turki lakukan berada tepat di wilayahnya dan tidak melanggar garis batas seperti tuduhan yang dilayangkan Yunani. Mengetahui Yunani terus memprotes kegiatan Turki dan berencana mengubah batas teritorial lautnya dari 6 mil menjadi 12 mil di Laut Ionian, hal itu menjadi ancaman berat dimana Turki meminta Yunani untuk tidak menguji kesabarannya.
2. Jalur diplomasi masih menjadi pilihan

Ketegangan antara Turki-Yunani berada di ambang yang tidak pasti, namun kedua negara masih menyetujui jika diplomasi dapat menyelesaikan masalah. Menteri luar negeri dari kedua negara pada hari Selasa (25/08), juga sempat melakukan pembicaraan terpisah yang ditengahi oleh Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, dimana sekarang Jerman terlihat sebagai mediator utama yang mewakili keinginan Uni Eropa/NATO agar Turki dan Yunani menghindari konflik lebih lanjut, dilansir AlJazeera.
Masalah di awali ketika Kapal Riset Turki, Oruc Reis, melakukan eksplorasi di Laut Mediterania Timur yang memicu protes keras dari Pemerintah Yunani karena wilayah tersebut adalah laut sengketa antara Turki-Yunani yang belum selesai. Tindakan sepihak yang ditunjukkan Pemerintah Turki di Laut Mediterania Timur membawa hubungan keduanya memanas tepat seperti Konflik Siprus 1974.
3. Yunani gelar latihan militer bersama Siprus, Italia, dan Prancis di Laut Mediterania Timur

Menanggapi aksi Turki yang bersikeras melanjutkan kegiatan eksplorasi di Laut Mediterania Timur, Yunani sama halnya seperti Turki juga bertindak "tanpa kompromi" dengan melaksanakan latihan militer di sekitaran laut sengketa. Dilaporkan CyprusMail, Militer Yunani bersama Siprus, Italia, dan Prancis, menggelar latihan militer yang melibatkan angkatan laut masing-masing negara yang dilaksanakan dari tanggal 26-28 Agustus 2020 di perairan Barat Siprus.
Latihan militer ini tidaklah main-main sebagaimana kegiatan itu merupakan respon keras dari Yunani yang menyetujui penggelaran tersebut setelah Pemerintah Turki memperpanjang durasi eksplorasi kapal risetnya di laut sengketa. Militer Yunani selain melibatkan angkatan laut, mereka juga mengirim tiga jet tempur F-16 kemudian disusul Prancis yang mengirim tiga jet tempur Rafael. Latihan militer terkait yang diselenggarakan Militer Yunani menjadi kali kedua karena sebelumnya pada tanggal 13 Agustus 2020 kemarin, AL Yunani dan AL Prancis sudah melaksanakan latihan militer bersama dekat di lokasi sengketa.