Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Senator AS Desak Meta Ungkap Data Internal Dampak Produk ke Anak

Ilustrasi meta (unsplash.com/Dima Solomin)
Ilustrasi meta (unsplash.com/Dima Solomin)
Intinya sih...
  • Senator AS kirim surat tuntutan ke Meta terkait data internal anak.
  • Penutupan riset internal keamanan anak dan dugaan pelanggaran Meta.
  • Sorotan publik dan tuntutan transparansi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Senator Amerika Serikat (AS) dari dua partai mengajukan surat resmi kepada Meta Platforms, pada Selasa (16/9/2025). Mereka menuntut perusahaan menyerahkan data internal yang menunjukkan bagaimana produk Meta berdampak pada anak-anak serta efektivitas pengawasan orang tua di platform tersebut.

Permintaan ini muncul seminggu setelah sidang Senat yang mengungkap bahwa Meta diduga menutup riset internal yang menunjukkan anak-anak menggunakan produk virtual reality (VR) dan terekspos konten seksual eksplisit. Surat ini menunjukkan keprihatinan serius atas perlindungan anak di lingkungan digital Meta.

1. Senator AS kirim surat tuntutan ke Meta terkait data internal anak

Sepuluh senator AS dari berbagai partai, dipimpin Marsha Blackburn dari Tennessee, mengirim surat resmi yang mendesak Meta untuk menyampaikan laporan internal mengenai dampak produk mereka bagi anak-anak. Mereka menyoroti efektivitas pengawasan orang tua yang dinilai tidak maksimal dalam mencegah risiko bagi anak.

"Kami menilai pengawasan orang tua, bukannya menjadi solusi untuk bahaya yang tersebar luas—seperti yang selama ini digambarkan kepada publik—hanya menjadi fitur yang tidak efektif dan kurang dimanfaatkan," tulis para senator dalam surat tersebut, dilansir Channel News Asia.

Permintaan surat ini dikirim tepat seminggu setelah sidang Senat yang membahas temuan internal tentang anak-anak yang kerap menggunakan produk VR Meta dan terekspos konten yang tidak pantas.

2. Penutupan riset internal keamanan anak dan dugaan pelanggaran Meta

Dalam sidang subkomite Senat, dua mantan peneliti Meta, Cayce Savage dan Jason Sattizahn, menyatakan bahwa perusahaan sengaja menghentikan dan memodifikasi riset internal demi menutupi bukti bahayanya VR bagi anak-anak.

"Kami peneliti diarahkan untuk menulis laporan dengan cara yang meminimalkan risiko terhadap Meta," kata Sattizahn dalam sidang tersebut, dilansir Malwarebytes.

Savage mengungkap Meta sangat sadar bahwa anak-anak dirugikan di VR, tetapi menolak mengambil tindakan, meski bukti sudah jelas.

Sidang bertajuk “Hidden Harms: Examining Whistleblower Allegations that Meta Buried Child Safety Research” juga mendalami tuduhan bahwa departemen hukum Meta menghalangi pengumpulan dan publikasi data yang menunjukkan adanya eksploitasi seksual terhadap anak di platform VR.

3. Sorotan publik dan tuntutan transparansi

Pada Jum'at (15/8/2025), Reuters memublikasikan dokumen kebijakan internal Meta yang membolehkan chatbot berinteraksi secara romantis atau sensual dengan anak-anak, memicu sorotan publik dan desakan transparansi kepada perusahaan.

“Tidak hanya Meta, berbagai perusahaan teknologi lain pun harus menghentikan praktik yang secara sadar membahayakan anak-anak,” kata Marsha Blackburn.

Senator Chuck Grassley dan Richard Durbin, yang juga menandatangani surat tuntutan, meminta Meta untuk membeberkan semua permohonan riset internal dan menjelaskan alasan jika permohonan tersebut pernah ditolak atau diubah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

Dirut Garuda Temui Menteri Haji dan Umrah, Bahas Layanan Jemaah 2026

18 Sep 2025, 20:42 WIBNews