Serbia-Montenegro Bantah Warganya Ingin Kudeta Pemerintahan Moldova

Jakarta, IDN Times - Serbia dan Montenegro, pada Selasa (14/2/2023), meminta klarifikasi Presiden Moldova Maia Sandu. Sebelumnya, Mandu menyampaikan kabar dari intelijen Ukraina bahwa warga dari dua negara Balkan itu akan mengkudeta pemerintahan Moldova.
Pekan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengungkap bahwa Rusia sedang merencanakan kudeta di Moldova. Setelah itu, Sandu mengatakan bahwa upaya kudeta yang diorganisir Rusia menghadirkan pihak asing dan sosok militer yang menyamar jadi warga sipil.
1. Serbia dan Montenegro bantah keterangan Sandu

Menteri Luar Negeri (Menlu) Serbia, Ivica Dacic menolak klaim bahwa warganya ikut dalam aksi pengrusakan stabilitas Moldova. Ia juga meminta agar Dubes Serbia di Moldova meminta klarifikasi resmi terkait komentar tersebut.
"Kami meminta Moldova memberikan semua informasi yang dimilikinya terkait dengan masalah ini. Sampai saat ini, Moldova belum memberikan keterangan dan menghubungi kami," kata Dacic, dikutip RFE/RL.
Sementara itu, Perdana Menteri Montenegro Dritan Abazovic juga meminta hal yang sama kepada Moldova.
"Kami lebih dari siap untuk mendengar itu. Sampai tadi, saya tidak punya informasi khusus atau mendengarnya, kecuali apa yang hanya saya lihat di media. Jika ada individu yang bertanggung jawab, mereka mungkin ada di negara kami dan di belahan lainnya. Namun, pernyataan Sandu agak kasar menurut saya," tutur Abazovic.
2. Sebanyak 12 warga Serbia dipulangkan dari Moldova
Sebanyak 12 warga Serbia yang terbang ke Moldova pada Senin (13/2/2023) dilarang masuk dan dipersilahkan kembali ke negaranya. Padahal, mereka merupakan suporter klub Partizan Belgrade yang hendak menonton pertandingan Liga Europa.
Juru bicara Federasi Sepak Bola Moldova, Alexandru Grecu, mengatakan bahwa larangan ini ditetapkan atas permintaan intelijen dan Badan Keamanan Nasional. Mereka diduga berniat menyabotase dan berusaha merusak stabilitas Moldova.
Sementara, polisi Moldova mengatakan bahwa sebanyak 12 warga Serbia itu dilarang masuk karena tidak membawa dokumen lengkap. Mereka juga disebut tidak dapat memberikan keterangan jelas terkait tujuannya di Moldova.
3. Pertandingan Partizan vs Sheriff Tiraspol diputuskan tanpa penonton
Mendengar kabar ini, klub FC Partizan menginformasikan agar suporternya tidak pergi ke Moldova. Asosiasi Sepak Bola Moldova pun memutuskan menggelar pertandingan melawan FC Sheriff Tiraspol, dalam lanjutan Liga Europa pada Kamis (16/2/2023), tanpa penonton.
"Kami menginformasi kepada seluruh suporter Partizan bahwa tidak mungkin dapat masuk ke Moldova dan menonton pertandingan. Kami meminta Anda untuk tidak pergi ke Moldova," terangnya, dikutip Balkan Insight.
Seorang anggota parlemen dari Partai PAS, Andrian Cheptonar, mengatakan bahwa ia mendapat informasi berbagai warga negara hendak masuk ke Moldova untuk merusak stabilitas negara.
"Mereka gagal dengan menyuruh orang yang dibayar oligarki Ilan Shor, sekarang mereka berusaha membawa orang asing ke sini. Tidak boleh ada suporter yang masuk. Banyak warga asing yang mencoba masuk, tapi jika mereka mencurigakan akan langsung dipulangkan," paparnya.