Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Serikat Buruh Italia Mogok Kerja usai Armada Flotilla Diserang

aksi demonstrasi pro-Palestina (unsplash.com/Merch HÜSEY)
aksi demonstrasi pro-Palestina (unsplash.com/Merch HÜSEY)
Intinya sih...
  • Politisi ikut bergabung dalam demonstrasi.
  • Lebih dari 80 ribu orang berunjuk rasa di Milan dan sekitar 300 ribu orang berpartisipasi dalam demonstrasi di ibu kota, Roma.
  • Pemerintah menyebut pemogokan ilegal dan merepotkan masyarakat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ratusan ribu orang di berbagai kota di Italia turun ke jalan pada Jumat (3/10/2025) dalam aksi mogok nasional yang diorganisir oleh serikat buruh. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap armada bantuan Global Sumud Flotilla (GSF), yang dicegat militer Israel pekan ini saat berusaha menuju Gaza.

Menurut harian La Stampa yang berbasis di Turin, pemogokan tersebut melibatkan sektor publik dan swasta, sehingga menghentikan layanan transportasi kereta api, udara, metro, dan bus, layanan kesehatan dan sekolah. Pengunjuk rasa juga dilaporkan memblokir jalan raya di sekitar Pisa, Pescara, Bologna dan Milan serta menutup akses ke pelabuhan Livorno.

Kementerian Dalam Negeri Italia menyatakan bahwa total ada 400 ribu orang yang turun ke jalan di 29 lokasi. Namun, Konfederasi Umum Buruh Italia (CGIL) mengklaim jumlahnya empat kali lipat lebih tinggi.

1. Politisi ikut bergabung dalam demonstrasi

Polisi mengatakan bahwa lebih dari 80 ribu orang berunjuk rasa di Milan. Massa mengibarkan bendera Palestina di jalan sambil membawa spanduk raksasa bertuliskan: “Bebaskan Palestina, Hentikan Mesin Perang”.

“Ini bukan sekadar mogok biasa. Hari ini kami hadir untuk membela persaudaraan antarindividu, antarsesama bangsa, untuk menempatkan kembali kemanusiaan di pusatnya, untuk mengatakan tidak pada genosida dan pada kebijakan persenjataan ulang,” kata pemimpin CGIL, Maurizio Landini.

Penyelenggara melaporkan bahwa sekitar 300 ribu orang berpartisipasi dalam demonstrasi di ibu kota, Roma. Salah satu peserta yang hadir adalah pemimpin Partai Demokrat, Elly Schlein, yang menyerukan pentingnya membela hak untuk mogok.

“Ini adalah wajah terbaik negara kami. Italia lebih baik daripada orang-orang yang saat ini memerintah,” kata Schlein kepada BBC. Ia menilai Perdana Menteri Giorgia Meloni gagal mengecam kejahatan Israel di Gaza, dan menyayangkan sikap Italia yang belum bergabung dengan negara-negara Eropa lain yang mengakui kedaulatan Palestina.

2. Pemerintah sebut pemogokan itu ilegal dan merepotkan masyarakat

Aksi mogok ini menuai kritik dari pemerintah Italia. Meloni sendiri menilai langkah tersebut tidak akan membawa kemajuan bagi perjuangan Palestina, melainkan hanya mengganggu aktivitas masyarakat. Ia juga menyindir bahwa serikat buruh hanya menginginkan libur akhir pekan yang lebih lama.

Wakil Perdana Menteri Matteo Salvini menyebut aksi mogok itu ilegal karena diumumkan tanpa pemberitahuan yang memadai, serta mengancam akan menjatuhkan sanksi. Menteri Pertahanan Guido Crosetto juga mengatakan bahwa penutupan pelabuhan dan jalur kereta api tidak akan memberikan dampak apa pun bagi warga Palestina.”

Dilansir dari Al Jazeera, Andrea Dessi, asisten profesor hubungan internasional dan politik global di American University of Rome, mengatakan bahwa pemerintah Italia tampak kewalahan menghadapi situasi ini.

“Saya yakin tekanan akan terus meningkat. Kami memperkirakan akan ada aksi besar-besaran pada Sabtu (4/10/2025) besok di Roma, dengan aktivis, anggota organisasi, serta warga dari seluruh Italia berkumpul di sini,” ujarnya.

Menurutnya, tuntutan demonstran meliputi pembebasan warga Italia yang ditahan dalam armada GSF, dukungan tanpa syarat terhadap negara Palestina, serta penerapan sanksi yang lebih tegas terhadap Israel atas perangnya di Gaza.

3. Empat politisi Italia telah dipulangkan

Namun, Milena Veselinovic dari Al Jazeera menilai pemerintah sayap kanan Italia kemungkinan besar tidak akan menyerah pada tekanan.

"Hal itu kemungkinan besar tidak akan terjadi, mengingat Italia merupakan sekutu utama Israel di Uni Eropa. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah memang mengadopsi nada yang sedikit lebih tegas terhadap pejabat Israel, khususnya karena aksi-aksi seperti protes ini,” ujarnya.

Sementara itu, empat politisi Italia yang sempat ditahan dalam armada GSF telah mendarat kembali di Roma pada Jumat usai dideportasi oleh Israel. Mereka disambut di bandara dengan pelukan hangat dari keluarga dan rekan kerja. Lebih dari 40 warga Italia lainnya masih ditahan di Israel.

“Segala hal terkait armada ini, termasuk protes dan aksi mogok, sangatlah besar. Kita belum melihat hal semacam ini dalam waktu yang lama, dan saya rasa tidak ada pemerintah yang bertanggung jawab bisa pura-pura seolah tidak terjadi apa-apa,” kata Benedetta Scuderi, anggota Parlemen Eropa, tak lama setelah tiba di rumah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Kala Monas Mendadak Jadi Pasar Malam Usai HUT 80 TNI

05 Okt 2025, 22:30 WIBNews