Kemlu RI Lakukan Verifikasi Data WNI di Detensi Imigrasi Malaysia 

Ada ketidakcocokan data di awal antara RI dan Malaysia

Jakarta, IDN Times - Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, menegaskan pemerintah selalu menanggapi secara serius permasalahan Warga Negara Indonesia (WNI), khususnya yang bekerja di luar negeri.

Berkaitan dengan munculnya laporan kasus WNI yang diperlakukan tidak baik di Detensi Imigrasi Malaysia, tepatnya di Sabah dan Tawau, pemerintah Indonesia melalui KJRI Kota Kinabalu dan KRI Tawau telah menemui bagian Imigrasi Sabah untuk meminta kejelasan.

Pertemuan ini didasari oleh laporan KBMB terkait kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di detensi imigrasi Malaysia, tepatnya di Sabah dan Tawau.

KBMB) menyatakan bahwa angka kematian Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di detensi imigrasi di Malaysia, cukup tinggi.

1. Pemerintah mencocokkan data dengan imigrasi Malaysia

Kemlu RI Lakukan Verifikasi Data WNI di Detensi Imigrasi Malaysia Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah (IDN Times/Sonya Michaella)

Faizasyah menegaskan, KJRI Kota Kinabalu dan KRI Tawau telah melakukan kroscek data dengan menemui Imigrasi Sabah, untuk mengecek kondisi WNI yang berada di detensi imigrasi dan menunggu dipulangkan ke Indonesia.

“Dari sisi jumlah, ada perbedaan di data awal yang disebutkan oleh KBMB, kemudian ada data yang kita verifikasi kembali. Info yang kita dapatkan adalah jumlah WNI yang meninggal karena berbagai hal di detensi imigrasi dari 2021 hingga 2022 ada 15 orang,” kata Faizasyah, dalam konferensi pers daring, Kamis (30/6/2022).

“Namun di luar itu, bahwa meninggalnya WNI kita jadi perhatian pemerintah. Kita juga menggarisbawahi penanganan WNI kita di detensi imigrasi Malaysia,” ungkap mantan Duta Besar RI di Kanada ini.

Baca Juga: Mahathir Serukan Rebut Riau, Kemenlu: Sampai Kapanpun Milik NKRI!

2. Kedubes Malaysia di Jakarta meminta maaf karena salah data

Kemlu RI Lakukan Verifikasi Data WNI di Detensi Imigrasi Malaysia Sejumlah TKI yang ada di Malaysia (ANTARA Foto/Agus Setiawan)

Data itu juga sesuai dengan ralat dari Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, mengenai jumlah WNI yang meninggal di DTI di Sabah.

Awalnya, Kedubes Malaysia merilis bahwa ada 149 WNI yang meninggal di detensi imigrasi di Sabah. Namun, mereka telah meralat dan meminta maaf atas kesalahan data tersebut.

"149 adalah jumlah WNA dari seluruh negara yang meninggal dari 2021 hingga Juni 2022. Kedutaan Besar Malaysia meminta maaf atas kekeliruan ini," tulis mereka dalam sebuah pernyataan yang diterima IDN Times.

3. RI minta pemulangan WNI dipercepat dan kondisi detensi diperbaiki

Kemlu RI Lakukan Verifikasi Data WNI di Detensi Imigrasi Malaysia Ilustrasi petugas saat mengecek kedatangan TKI di Bandara Ahmad Yani. (Dok Humas Bandara Ahmad Yani Semarang)

Dalam pertemuan dengan Imigresen itu, pemerintah Indonesia meminta agar proses pemulangan para deportan dapat segera dilakukan karena risiko pandemi yang sudah rendah, atas biaya negara. Disampaikan pula agar kondisi detensi diperbaiki dari segi akses kesehatan dan fasilitas sanitasinya.

Di lain pihak KJRI Kota Kinabalu dan KRI di Sabah juga akan meningkatkan intensitas kunjungan pemantauan, bantuan logistik pakaian, makanan, obat-obatan, alat-alat kesehatan, dan tes PCR dalam proses pemulangan.

Dalam waktu dekat Duta Besar RI di Malaysia, Hermono akan mengunjungi Sabah dan melakukan pertemuan untuk segera mematangkan langkah-langkah di atas.

Baca Juga: Indonesia Minta Malaysia Perbaiki Kondisi Detensi Imigrasi 

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya