Menlu Retno Dorong Kesetaraan Vaksin Hadapi Pandemik COVID-19

Hal ini untuk kesiapsiagaan masa mendatang

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, memimpin Pertemuan COVAX Advance Market Commitment Engagement Group (AMC-EG) ke-10, bersama Menteri Kesehatan Ethiopia dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada, Rabu (28/09/2022) di New York, Amerika Serikat (AS).

Dalam rangkaian pertemuan ini, Retno menegaskan akhir pandemik sudah di depan mata, mengutip apa yang dikatakan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Gebreyesus beberapa waktu lalu.

Retno merupakan salah satu co-chairs dari COVAX AMC, bersama bersama Menteri Kesehatan Ethiopia dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada.

1. Dua solusi dari Indonesia untuk di masa mendatang terkait pandemik

Menlu Retno Dorong Kesetaraan Vaksin Hadapi Pandemik COVID-19Menlu Retno Marsudi pidato di UNGA 77. (dok. Kemlu RI)

Demi mengakhiri pandemi, Retno sampaikan dua solusi, untuk jangka pendek dan jangka panjang, antara lain COVAX AMC EG perlu terus atasi kesenjangan vaksin, dengan memperkuat kampanye vaksinasi, utamanya di negara-negara dengan tingkat coverage rendah.

"Kedua, pola pikir harus diubah dari 'gawat darurat' menjadi 'siap siaga' untuk merespons pandemik di masa depan," kata Menlu Retno, dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI, Kamis (29/9/2022).

Retno juga tekankan pentingnya terus mendorong solidaritas global dan memastikan akses setara terhadap medical solutions, utamanya bagi negara berkembang.

Baca Juga: Menlu Retno: Pemulihan Global Tak Boleh Tersandera Kondisi Geopolitik

2. Dunia membutuhkan mekanisme yang kuat

Menlu Retno Dorong Kesetaraan Vaksin Hadapi Pandemik COVID-19Monumen Tezozomoc terlihat dengan masker pelindung yang bertuliskan "Untuk Negeri Kami", saat penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Mexico City, Meksiko, Senin (21/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Jasso)

Lewat Presidensi Indonesia di G20, Indonesia juga turut mengamankan medical solutions bagi negara berkembang melalui Financial Intermediary Fund (FIF).

"Dunia saat ini membutuhkan mekanisme permanen yang mampu perkuat arsitektur kesehatan global," ucap Menlu Retno lagi.

Mengingat masih terdapat kesenjangan distribusi vaksin dan capaian vaksinasi, para Co-Chairs mendukung keberlanjutan kinerja COVAX hingga 2023, khususnya untuk mendorong upaya pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap pandemik di masa depan.

Pertemuan ini juga membahas mengenai perkembangan terkini penyediaan vaksin bagi negara anggota AMC. Sekitar 76 persen dosis vaksin yang ada di negara-negara berpenghasilan rendah berasal dari skema COVAX.

3. COVAX untuk perkembangan pandemik terkini

Menlu Retno Dorong Kesetaraan Vaksin Hadapi Pandemik COVID-19Ilustrasi kemasan vaksin hasil program global COVAX yang segera disalurkan. (WHO.int)

Selain itu, pertemuan juga menyepakati pentingnya penyesuaian struktur COVAX dengan perkembangan pandemi terkini, termasuk dengan meningkatkan kapasitas bagi negara-negara agar siap hadapi potensi pandemik lainnya.

"COVAX harus terus bekerja dengan WHO untuk memastikan setiap negara memiliki sumber daya yang diperlukan demi perkuat strategi kesehatan nasionalnya," ungkap Retno.

COVAX AMC adalah mekanisme penyaluran vaksin secara gratis kepada negara anggotanya, yaitu 92 negara berpendapatan menengah ke bawah dan berpendapatan rendah. Sebagai forum kerja sama multilateral, COVAX telah membuktikan multilateralisme bekerja efektif.

Hingga kini, sedikitnya 1,72  miliar dosis vaksin telah dikirim oleh COVAX melalui jalur multilateral. Sebanyak 79 negara telah capai target vaksinasi sebesar 70 persen, termasuk Indonesia. Melalui COVAX, Indonesia telah mendapatkan 130,662,975 (25,6 persen) dosis vaksin COVID-19 secara gratis.

Baca Juga: [UPDATE] Prancis Catat Penambahan Kasus COVID-19 Tertinggi Dunia 

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya