PBB Minta Penyelidikan Menyeluruh di Tragedi Kanjuruhan 

Tragedi Kanjuruhan jadi sorotan dunia

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyampaikan belasungkawa dan meminta agar investigasi terkait tragedi Kanjuruhan segera digelar. 

Setidaknya, 125 korban tewas dalam tragedi ini, kemudian Indonesia dilabeli sebagai salah satu negara yang paling berbahaya dalam menggelar pertandingan sepak bola. 

Patut disayangkan karena Kanjuruhan berdarah terjadi saat Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun depan, yang merupakan tonggak sejarah dalam perkembangan sepak bola Tanah Air. 

1. PBB minta ada penyelidikan

PBB Minta Penyelidikan Menyeluruh di Tragedi Kanjuruhan Sekjen PBB Antonio Guterres (un.org)

Dilansir VOA, Guterres berharap kejadian seperti ini tidak terulang kembali. 

“Saya sampaikan belasungkawa untuk keluarga yang ditinggalkan dan korban terluka segera sembuh. Saya mendesak Indonesia melakukan penyelidikan cepat dan menyeluruh serta mengambil tindakan, untuk mencegah tragedi seperti ini terjadi lagi,” kata Guterres. 

Sejumlah negara juga menyampaikan duka cita mendalam atas tragedi ini. Selain itu, media asing juga terus menyoroti tragedi Kanjuruhan, terutama penggunaan gas air mata oleh polisi di dalam stadion.

Baca Juga: Kemenag Ajak Umat Islam Salat Gaib untuk Korban Tragedi Kanjuruhan

2. Human Rights Watch minta polisi tanggung jawab

PBB Minta Penyelidikan Menyeluruh di Tragedi Kanjuruhan Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang usai pertandingan Arema FC Vs Persebaya Surabaya. (IDN Times/Alfi Ramadana)

Human Rights Watch menegaskan, harus ada fokus prioritas pertanggungjawaban, baik dari pihak kepolisian atau perwira tinggi yang memutuskan menembakkan gas air mata di dalam stadion.

“Penembakan gas air mata dalam jumlah signifikan dan berlebihan ini menyebabkan korban lemas dan akhirnya tewas. Mendorong kerumunan berlomba-lomba keluar dan akhirnya terinjak-injak,” sebut pernyataan itu.

HRW menambahkan, aturan FIFA sendiri melarang penggunaan gas air mata di stadion oleh petugas keamanan yang berada di pinggir lapangan, tepatnya adalah polisi Indonesia yang ada di tempat kejadian.

3. Tragedi Kanjuruhan terparah kedua di dunia setelah tragedi Stadion Peru

Insiden memilukan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, pada Sabtu (1/10/2022), mengingatkan publik pada tragedi Peru 1964. Tragedi tersebut merupakan terparah pertama yang pernah terjadi dalam sepak bola dunia yang menewaskan 328 orang.

Insiden pilu terjadi ketika Peru menghadapi Argentina di Estadio Nacional, Lima, 24 Mei 1964. Kericuhan terjadi dengan diawali keputusan wasit Angel Eduardo Pazos yang menganulir gol Peru.

Hampir sama dengan kerusuhan Kanjuruhan, dalam tragedi Estadio Nacional, polisi juga menembakkan gas air mata ke arah para penonton. Akibatnya, seluruh penonton panik dan langsung berebutan keluar stadion.

Mereka berlomba-lomba keluar dari stadion untuk menghindari gas air mata dan anjing polisi yang juga dilepaskan. Banyak dari mereka yang terinjak-injak saat ingin keluar dari stadion. Mereka juga sempat mendobrak pagar kawat dan mencoba untuk memanjat dinding stadion.

Di luar stadion, massa mengamuk. Mereka membakar toko, mobil polisi, dan beberapa pabrik kecil. Kerusuhan ini berlangsung selama tiga jam.

Baca Juga: Menarik Benang Merah Tragedi Kanjuruhan Lewat Fakta di Lapangan

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya