Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tahanan Palestina Disiksa dan Kelaparan di Penjara Israel

protes solidaritas terhadap Palestina (unsplash.com/Iason Raissis)
Intinya sih...
  • Tahanan Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel menunjukkan tanda-tanda penyiksaan dan kelaparan
  • Para tahanan mengaku mengalami ancaman pembunuhan, penganiayaan berat, dan tidak diberikan makan serta minum
  • Komite Internasional Palang Merah (ICRC) marah atas perlakuan Layanan Penjara Israel terhadap tahanan Palestina yang dibebaskan

Jakarta, IDN Times - Kelompok Masyarakat Tahanan Palestina mengatakan bahwa para tahanan yang dibebaskan dari penjara-penjara Israel menunjukkan tanda-tanda penyiksaan dan kelaparan.

Pada Sabtu (1/2/2025), 183 tahanan Palestina dibebaskan dengan imbalan 3 sandera Israel yang ditahan di Gaza sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas. Beberapa dari tahanan tersebut terlihat lelah dan lemah saat keluar dari bus menuju Rumah Sakit Eropa di Khan Younis, Gaza selatan.

"Setiap kali tahanan dibebaskan, kami menemukan tubuh para tahanan mencerminkan tingkat kejahatan yang dilakukan terhadap mereka, termasuk penyiksaan yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah 7 Oktober, kejahatan kelaparan, kejahatan medis yang sistematis, dan infeksi kudis, selain pemukulan parah yang dialami para tahanan sebelum pembebasan mereka," kata organisasi tersebut dalam sebuah pernyataan usai pembebasan tahanan pada Sabtu.

1. Para tahanan mengaku mengalami penyiksaan berat selama 15 bulan terakhir

Dilansir dari Anadolu, saat penyambutan mereka di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki, sejumlah tahanan Palestina mengaku menghadapi ancaman pembunuhan dari tentara Israel, mengalami penganiayaan berat, serta tidak diberikan makan dan minum.

"Israel memperlakukan kami dengan cara yang tidak manusiawi. Mereka memperlakukan hewan lebih baik dari kami," ujar salah seorang tahanan yang dibebaskan. Ia menambahkan bahwa mereka mengalami penyiksaan paling brutal sejak Hamas melancarkan serangan di Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang genosida di Gaza.

Tahanan lainnya yang bernama Hussam Shahin bahkan harus dirujuk ke rumah sakit setelah ia menjalani operasi tanpa anestesi saat berada di penjara.

“Para narapidana mengalami kondisi kehidupan yang sangat keras, dan bentuk-bentuk penyiksaan, pelecehan, dan perlakuan yang paling ekstrem dilakukan terhadap kami hingga akhir,” ungkap seorang tahanan lainnya yang dibebaskan, dikutip dari Al Jazeera.

2. ICRC marah atas perlakuan Israel terhadap tahanan Palestina

Pejabat dari Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mengungkapkan kemarahan mereka atas perlakuan Layanan Penjara Israel terhadap tahanan Palestina yang dibebaskan dari Penjara Ketziot pada Sabtu. Menurut laporan mereka, para tahanan dibebaskan dengan tangan diborgol di atas kepala dan mengenakan gelang yang bertuliskan "bangsa abadi tidak pernah lupa".

Dalam pernyataannya, ICRC mengatakan bahwa mereka telah mengingatkan pihak-pihak terkait mengenai tanggung jawab mereka untuk memastikan agar pembebasan tersebut dilakukan dengan cara yang aman dan bermartabat.

“Seiring dengan semakin banyaknya keluarga yang cemas menunggu kabar tentang orang yang mereka cintai, ICRC terus menyerukan kelanjutan implementasi perjanjian tersebut agar lebih banyak keluarga dapat bersatu kembali,” tambah kelompok itu, dikutip dari The New Arab.

3. Hamas sebut kondisi tahanan Palestina gambarkan moral Israel

Hamas mengatakan bahwa kondisi para tahanan Palestina tersebut menunjukkan betapa buruknya perlakuan yang mereka alami di penjara-penjara Israel. Pihaknya pun membandingkan tindakan Israel dengan sayap bersenjatanya, Brigade Qassam, yang tetap memberikan perawatan medis yang diperlukan kepada sandera Israel di tengah kondisi Gaza yang menghadapi blokade dan pengeboman tanpa henti oleh Israel sejak Oktober 2023.

“Kondisi fisik dan psikologis yang baik dari para tahanan musuh membuktikan nilai-nilai perlawanan kami dan komitmen moral terhadap para tahanan, sementara pendudukan kriminal melakukan pelanggaran paling keji terhadap tahanan kami di penjara,” kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Med menyerukan tindakan global segera untuk mengakhiri kejahatan sistematis luas Israel berupa pembunuhan, penyiksaan, serta pelanggaran berat lainnya terhadap para tahanan Palestina.

“Setelah dibebaskan, banyak narapidana dan tahanan perlu segera dirujuk ke rumah sakit untuk pemeriksaan kesehatan kritis. Salah satu di antaranya tampak tidak mampu mengenali masa depannya setelah tidak diberikan perawatan selama dalam tahanan,” kata kelompok itu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us