Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bendera Taiwan. (unsplash.com/Roméo A.)

Intinya sih...

  • Taiwan menjatuhkan hukuman penjara kepada 4 tentaranya karena menjadi mata-mata untuk China.
  • Keempatnya dihukum 5-7 tahun penjara karena membocorkan informasi internal militer kepada agen intelijen China.
  • Jumlah orang yang diadili karena menjadi mata-mata untuk China telah meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir.

Jakarta, IDN Times - Taiwan telah menjatuhi hukuman penjara kepada empat tentaranya karena menjadi mata-mata untuk China. Pengadilan mengatakan bahwa tiga anggota unit militer yang bertugas menjaga keamanan Kantor Kepresidenan dan seorang prajurit di komando informasi dan telekomunikasi Kementerian Pertahanan dihukum karena melanggar undang-undang keamanan nasional.

"Tindakan mereka mengkhianati negara dan membahayakan keamanan nasional," kata pengadilan dalam sebuah pernyataan 26 Maret 2025, dikutip dari The Straits Times pada Kamis (27/3/2025).

1. Hukuman yang dijatuhkan atas tindakan spionase

Potret pasukan militer. (x.com/MoNDefense)

Pengadilan juga mengungkapkan, keempat orang tersebut dijatuhi hukuman penjara mulai dari 5 tahun 10 bulan hingga 7 tahun. Sebab, mereka membocorkan informasi internal militer yang seharusnya dirahasiakan kepada agen intelijen China selama beberapa bulan.

Kejahatan tersebut terjadi antara tahun 2022-2024. Keempatnya telah menerima pembayaran mulai dari sekitar 260 ribu New Taiwan dolar (sekitar Rp130 juta) - 660 ribu New Taiwan dolar (Rp330 juta). Pengadilan tidak menyebutkan jenis informasi apa yang dibocorkan.

"Para terdakwa bekerja untuk unit yang sangat sensitif dan penting, namun melanggar tugas mereka dengan menerima suap, serta mencuri rahasia dengan memotret," kata pengadilan.

Jaksa mengatakan para prajurit tersebut telah menggunakan telepon seluler mereka untuk memotret informasi militer.

Tiga prajurit diberhentikan dari militer sebelum penyelidikan diluncurkan pada Agustus 2024, menyusul informasi yang diterima Kementerian Pertahanan. Sementara, prajurit keempat diskors. 

2. Jumlah warga Taiwan yang diadili karena spionase meningkat

Menurut data resmi, jumlah orang yang diadili karena menjadi mata-mata untuk China telah meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir.

Biro Keamanan Nasional (NSB), yakni badan intelijen utama Taiwan, melaporkan bahwa 64 orang dituntut karena spionase China pada 2024. Angka tersebut lebih tinggi, dibandingkan dengan 48 pada 2023 dan 10 pada 2022.

Hal ini terjadi setelah Presiden Taiwan Lai Ching-te mengumumkan rencana pada Maret untuk mengembalikan hakim militer, guna menangani kasus mata-mata China dan pelanggaran lainnya yang melibatkan anggota militer Taiwan.

3. Berbagai upaya China untuk memata-matai Taiwan

Ilustrasi bendera China. (unsplash.com/CARLOS DE SOUZA)

Dilansir France24, Beijing dan Taipei telah saling memata-matai satu sama lain selama beberapa dekade. Namun, para analis memperingatkan bahwa spionase merupakan masalah yang lebih besar bagi Taiwan, yang menghadapi ancaman eksistensial dari invasi China.

NSB mengatakan bahwa China menggunakan berbagai cara dan taktik untuk menyusup ke militer, lembaga-lembaga pemerintah, dan organisasi pro-China di pulau itu. Sasaran utamanya adalah anggota militer yang masih aktif, maupun yang sudah pensiun.

Mereka dibujuk dengan uang, pemerasan atau ideologi pro-China untuk mencuri rahasia pertahanan. Serta, bersumpah untuk menyerah kepada militer China, dan membentuk kelompok-kelompok bersenjata untuk membantu pasukan penyerang.

Beijing mengklaim Taiwan, pulau yang memiliki pemerintahan sendiri, sebagai bagian dari wilayahnya dan mengancam akan menggunakan kekerasan untuk merebutnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRahmah N