Tawuran Antar Geng di Penjara Ekuador, 24 Orang Tewas

Jakarta, IDN Times - Pertempuran antar geng di sebuah penjara yang berlokasi di wilayah Guayaquil pada Selasa (28/9) waktu setempat telah menewaskan sebanyak 24 orang dan melukai sebanyak 42 orang lainnya. Gubernur Negara Bagian Guayas, Pablo Arosemena, mengatakan ketertiban di tempat sekitar lokasi kejadian sudah dipulihkan.
1. Peristiwa kekerasan tersebut melibatkan tembakan, senjata tajam, serta ledakan
Dilansir dari Aljazeera.com, setidaknya sebanyak 24 tahanan tewas dalam pertempuran antar geng narapidana yang dilengkapi dengan senjata api dan granat di sebuah penjara di wilayah Guayaquil serta setidaknya 42 tahanan lainnya mengalami luka-luka.
Komandan polisi setempat, Jend. Fausto Buenano, mengatakan bahwa korban termasuk tahanan yang ditembak mati dan dibunuh dengan meledakkan granat tangan.
Presiden Ekuador, Guillermo Lasso, mengatakan ketertiban telah dipulihkan di Lembaga
Permasyarakatan Littoral setelah peristiwa itu.
Kekerasan tersebut melibatkan tembakan, senjata tajam, dan ledakan granat yang disebabkan oleh perselisihan antar geng penjara Los Lobos dan Los Choneros.
Polisi telah memasuki penjara pada pukul 10:40 pagi waktu setempat, dengan mengevakuasi personel, termasuk 6 juru masak, serta berhasil mendapatkan kembali kendali fasilitas pada pukul 2 siang waktu setempat.
Direktur penjara setempat yang baru diangkat, Bolivar Garzon, mengatakan fakta yang begitu disayangkan bahwa ini terjadi di masyarakat Ekuador serta menyebutnya sebagai tahun yang sangat sulit.
Garzon melangkah ke peran utama pada pukul 11 pagi waktu setempat, tepat saat kerusuhan penjara sedang berlangsung.
Berbicara beberapa jam kemudian pada hari pertamanya bekerja, direktur tersebut mengatakan bahwa dia bertujuan untuk menemukan solusi atas meningkatnya kekerasan di penjara-penjara Ekuador, yang dia kaitkan dengan pertempuran antar geng yang terkait dengan perdagangan narkoba di Ekuador.
2. Selama ini, Ekuador telah berjuang mengurangi tindakan kekerasan di penjara
Negara ini telah berjuang untuk mengurangi kekerasan di penjara selama bertahun-tahun.
Sementara pemerintah Ekuador meluncurkan program baru pada tahun 2019 lalu untuk meningkatkan infrastruktur dan teknologi di penjara, pemerintah memotong anggaran proyek pada tahun berikutnya lebih dari 70 persen.
Setidaknya 145 orang telah tewas sepanjang tahun ini di penjara-penjara Ekuador, kekerasan yang terus meningkat sejak tahun 2018 lalu. Lebih dari 103 narapidana tewas pada tahun 2020 lalu.
Awal tahun 2021 lalu, Komnas HAM Inter-Amerika mengutuk gelombang kematian baru-baru ini, yang menghubungkan mereka dengan kegagalan untuk merancang, menerapkan, serta menilai kebijakan publik yang menargetkan tahanan secara memadai.
Bulan Agustus 2021 lalu, komisi yang sama, badan HAM Organisasi Negara-Negara Amerika, meminta pemerintah Ekuador untuk meningkatkan personel keamanan penjara serta memberlakukan kontrol yang efektif untuk mencegah masuknya senjata dan aktivitas organisasi kriminal di penjaranya.
Menurut Human Rights Watch, penjara Ekuador telah lama mengalami kepadatan dan keamanan yang lemah, dengan jumlah penjaga yang tidak mencukupi untuk mengendalikan populasi penjara di Ekuador.
Garzon juga mengatakan keadan darurat Presiden tetap berlaku sampai saat ini di sistem
penjara.
3. Pada akhir Juli 2021 lalu, peristiwa serupa telah menewaskan sebanyak 18 orang dan lebih dari 50 orang luka-luka
Pada (22/7) lalu, peristiwa serupa terjadi di dua penjara di Ekuador yang menewaskan
sedikitnya 18 orang dan lebih dari 50 orang mengalami luka-luka, termasuk petugas polisi.
Unit polisi elit telah mendapatkan kembali kendali atas dua penjara tersebut, satu di
Provinsi Guayas bagian barat daya dan yang lainnya di Provinsi Andes Tengah Cotopaxi.
Sebanyak 10 narapidana tewas dan 35 narapidana lainnya mengalami luka-luka, bersama dengan 6 petugas polisi, dalam kekerasan di penjara Cotopaxi.
Sedangkan itu, 8 narapidana kehilangan nyawa dan 3 polisi mengalami luka-luka di penjara Guayas.
Kedua penjara tersebut sebelumnya mengalami kerusuhan hebat pada Februari 2021 lalu, ketika bentrokan antara geng-geng yang bersaing memperebutkan kendali atas penjara-penjara utama Ekuador yang menyebabkan 79 narapidana tewas dalam satu hari.
Sistem penjara Ekuador diketahui memiliki 60 fasilitas dengan kapasitas sebanyak 29 ribu
narapidana. Tetapi kepadatan penduduk sekitar 30 persen, dengan 38 ribu tahanan diawasi oleh 1.500 penjaga yang menurut para ahli perlu 4.000 penjaga untuk dikendalikan secara efektif.
Sejak awal pandemi COVID-19, Ekuador telah menggunakan hukuman alternatif untuk pelanggaran ringan demi mengurangi populasi penjara dan telah berhasil mengurangi kepadatan dari 42 persen menjadi sekitar 30 persen.