Tentara Afsel Tembak Rekannya dengan Senapan hingga Tewas di Kongo

Jakarta, IDN Times- Seorang tentara Afrika Selatan yang ditugaskan di Kongo menembak mati seorang rekannya. Setelah itu, tentara tersebut mengarahkan senjatanya ke dirinya sendiri.
Angkatan Pertahanan Nasional Afrika Selatan (SANDF), yang bertugas mengawasi angkatan bersenjata negara tersebut mengatakan, tentara itu menggunakan senjata resmi saat melancarkan aksinya.
“Insiden itu terjadi ketika salah satu dari mereka menembak dan membunuh yang lain dengan senjata dinasnya sebelum mengarahkan senjatanya ke diri mereka sendiri dengan konsekuensi fatal,” kata SANDF pada Sabtu (2/3/2024), dikutip TRT Afrika.
1. Penyelidikan sedang dilakukan

SANDF telah membentuk dewan penyelidikan yang bekerja sama dengan pasukan penjaga perdamaian Kongo untuk menyelidiki insiden tersebut. Langkah itu bertujuan melakukan penyelidikan secara menyeluruh.
Penyelidikan juga bertujuan mengungkap motif di balik tindakan tentara tersebut dan menerapkan langkah-langkah untuk mencegah kejadian serupa. Temuan nantinya sangat dinantikan pihak militer dan badan-badan penjaga perdamaian internasonal yang menekankan betapa seriusnya penanganan insiden tersebut.
Kedua Jenazah tentara yang tewas di Kongo akan dipulangkan ke Afrika Selatan jika waktunya telah tiba.
2. Tantangan dan tekanan yang dialami tentara di zona konflik
Afrika Selatan memiliki kontigen tentara di Kongo. Mereka berkontribusi untuk misi Komunitas Pembagunan Afrika Selatan guna memerangi kelompok pemberontak bersenjata di negara tersebut.
Insiden tragis yang menimpa dua tentara tersebut menggarisbawahi tantangan dan tekanan yang dihadapi personel milter yang ditugaskan di zona konflik.
Hilangnya nyawa dua tentara dalam keadaan seperti itu menimbulkan kekhawatiran tentang kesehatan mental dan kesejahteraan tentara. Insiden tersebut juga mendorong diskusi mengenai perlunya peningkatan sistem pendukung bagi mereka yang bertugas di lingkungan beresiko tinggi.
3. Memberikan dampak buruk terhadap misi SANDF di Kongo

Tewasnya dua tentara di Kongo mendapat reaksi dari berbagai pihak. Menteri Pertahanan Veteran Militer, Thandi Modise, terkejut dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga almarhum.
Tragedi itu terjadi setelah serangan bom mortir baru-baru ini yang juga menewaskan dua tentara dan melukai tiga lainnya di sebuah pangkalan miiter di Kongo, yang semakin menyoroti bahaya yang dihadapi pasukan penjaga perdamaian di wilayah tersebut.
Presiden Cyril Ramaphosa pun membela penempatan tentara SANDF di Kongo. Akan tetapi, dia menekankan kesiapan mereka untuk misi penjaga perdamaian tersebut dengan berbagai risiko yang ada.