Ada Peringatan dari AS, 6 Maskapai Batalkan Penerbangan ke Venezuela

- Iberia, TAP, LATAM, Avianca, GOL, dan Caribbean Airlines membatalkan layanan ke Venezuela
- Peringatan AS berlaku hingga Februari 2026
- Ketegangan meningkat dengan pengerahan pasukan AS dan kapal induk terbesar ke Laut Karibia
Jakarta, IDN Times - Enam maskapai penerbangan internasional menangguhkan layanan mereka ke Venezuela pada Sabtu (22/11/2025). Keputusan mendadak ini diambil setelah Amerika Serikat (AS) mengeluarkan peringatan mengenai situasi berbahaya di wilayah udara negara tersebut.
Saat ini, AS telah meningkatkan aktivitas militernya di sekitar wilayah Venezuela. Akibat peringatan ini, operator penerbangan sipil khawatir akan jaminan keselamatan penumpang di tengah ketegangan di kawasan.
1. Beberapa penerbangan ke Venezuela dibatalkan

Maskapai yang menangguhkan penerbangan ke Venezuela antara lain Iberia (Spanyol), TAP (Portugal), LATAM (Chili), Avianca (Kolombia), GOL (Brazil), dan Caribbean Airlines. Asosiasi Maskapai Venezuela mengonfirmasi penangguhan layanan ini secara serentak pada hari Sabtu.
TAP Air Portugal secara khusus membatalkan penerbangan yang dijadwalkan pada Sabtu dan Selasa depan. Sementara itu, Iberia memutuskan untuk menangguhkan rute ke Caracas sampai pemberitahuan lebih lanjut dari otoritas berwenang. Keputusan mendadak ini merujuk langsung pada notifikasi keselamatan yang dirilis oleh otoritas penerbangan AS.
“Keputusan ini mengikuti informasi yang dikeluarkan oleh otoritas penerbangan Amerika Serikat, yang mengindikasikan bahwa kondisi keselamatan di wilayah udara Venezuela tidak terjamin,” ungkap TAP Air Portugal, dilansir CNN.
2. Peringatan AS berlaku hingga Februari 2026

Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) mengingatkan pilot untuk berhati-hati karena situasi keamanan yang memburuk di kawasan tersebut. Ketegangan ini disebut menimbulkan risiko bagi pesawat di semua ketinggian, termasuk saat fase lepas landas dan mendarat.
Peringatan berlaku hingga Februari 2026 mengingat aktivitas militer yang masif di kawasan tersebut. FAA juga mencatat adanya laporan gangguan sistem navigasi pada beberapa pesawat sipil yang melintas di wilayah itu. FAA juga menyoroti pertahanan udara Venezuela yang patut diwaspadai oleh penerbangan sipil.
“Meskipun Venezuela tidak menyatakan niat untuk menargetkan penerbangan sipil, militer Venezuela memiliki pesawat tempur canggih dan berbagai sistem senjata yang mampu menjangkau atau melebihi ketinggian operasi pesawat sipil,” kata FAA, dilansir The Hill.
Ketegangan meningkat seiring pengerahan pasukan AS dan kapal induk terbesar di dunia, Gerald R. Ford, ke Laut Karibia. Washington beralasan langkah ini merupakan bagian dari operasi antinarkoba, tapi Caracas menudingnya sebagai upaya penggulingan kekuasaan.
3. AS tidak tutup kemungkinan pengerahan militer ke Venezuela

Pemerintahan Donald Trump terus meningkatkan tekanan terhadap Presiden Venezuela Nicolas Maduro dengan berbagai sanksi ekonomi. AS bahkan berencana melabeli Cartel de los Soles sebagai organisasi teroris asing, yang dituduh dipimpin langsung oleh Maduro.
Presiden Trump sendiri telah mengirimkan sinyal mengenai kemungkinan intervensi militer langsung di negara Amerika Selatan itu. Ia tidak menutup kemungkinan apa pun demi menangani situasi di Venezuela, termasuk opsi pengerahan pasukan.
Menanggapi tekanan AS yang bertubi-tubi, Maduro menegaskan kesiapannya mempertahankan kedaulatan Venezuela dari intervensi asing. Ia menuduh AS sengaja menciptakan alasan palsu untuk memicu perang di kawasan tersebut.
“Jika mereka merusak perdamaian dan bersikeras pada niat neokolonial mereka, mereka akan menghadapi kejutan besar. Saya berdoa hal itu tidak terjadi, tetapi mereka akan menerima kejutan yang benar-benar monumental,” tegas Maduro, dilansir Al Jazeera.


















