Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump-Xi Jinping Teleponan Bahas Kerja Sama Global

ilustrasi perang dagang antara China dan Amerika Serikat. (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Jakarta, IDN Times - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengungkapkan optimismenya setelah melakukan panggilan telepon dengan Presiden China, Xi Jinping, pada Jumat (17/1/2025). Percakapan itu membahas hubungan bilateral serta peluang kerja sama di berbagai isu strategis.

Trump menyatakan keyakinannya bahwa kedua negara dapat mengatasi sejumlah permasalahan bersama, termasuk perdagangan, fentanyl, dan kebijakan terkait platform media sosial seperti TikTok.

“Presiden Xi dan saya akan melakukan segala hal untuk membuat dunia lebih damai dan aman,” tulis Trump melalui unggahan di media sosial, dikutip dari USA Today.

Hubungan antara AS dan China selama beberapa tahun terakhir diwarnai ketegangan akibat perselisihan dagang, isu Taiwan, hingga klaim Laut China Selatan. Namun, Trump menyatakan niatnya untuk memperkuat hubungan kerja sama dengan Beijing.

1. Tarif tinggi picu kekhawatiran hubungan dagang

Ketegangan dagang antara AS dan China masih menjadi isu utama. Trump sebelumnya berjanji akan memberlakukan tarif tinggi hingga 60 persen untuk impor dari China. Kebijakan ini dikhawatirkan dapat memicu perang dagang, menaikkan harga barang di AS, dan memperburuk ekonomi China.

Defisit perdagangan menjadi salah satu sorotan Trump dalam kebijakan luar negerinya. Dilansir dari Al Jazeera, tahun lalu, ekspor China ke AS mencapai 401 miliar dolar AS (sekitar Rp6.562 triliun), sementara impor dari AS hanya 130 miliar dolar AS (sekitar Rp2.127 triliun). Ketimpangan ini sering kali dijadikan alasan Trump untuk mengkritik kebijakan perdagangan Beijing.

Meski begitu, optimisme kerja sama tetap disampaikan oleh pihak Gedung Putih.

“Kami percaya, pendekatan yang saling menghormati akan membawa keuntungan bersama,” ujar salah satu pejabat Trump.

2. Masa depan TikTok dan ancaman keamanan

ilustrasi aplikasi TikTok (pexels.com/BM Amaro)

Salah satu isu penting yang dibahas dalam panggilan tersebut adalah TikTok, platform media sosial yang dimiliki oleh perusahaan China. Kongres AS sebelumnya mengesahkan undang-undang yang melarang TikTok dengan alasan kekhawatiran terhadap privasi dan manipulasi konten.

Namun, tim Trump sedang mengevaluasi opsi untuk mempertahankan akses TikTok bagi pengguna AS. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketegangan dan membangun dialog yang lebih produktif.

Sementara itu, isu keamanan nasional tetap menjadi perhatian utama. Pemerintahan Trump, diikuti oleh Presiden Joe Biden, terus menyoroti aktivitas China yang dianggap mengancam stabilitas AS, termasuk dugaan serangan siber dan penerbangan balon mata-mata.

3. Pendekatan China-AS: Kompetisi strategis

Hubungan AS-China semakin kompleks dengan munculnya dokumen National Security Strategy (NSS) AS yang menyebut Beijing sebagai tantangan geopolitik paling signifikan. Dokumen itu menyoroti persaingan strategis untuk menentukan tatanan internasional masa depan.

Meski begitu, China menyatakan prinsip hubungan berdasarkan saling menghormati.

“Kami menangani hubungan China-AS berdasarkan prinsip hidup berdampingan secara damai dan kerja sama yang saling menguntungkan,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, Kamis (16/1/2025).

Dilansir dari NPR, China mengumumkan bahwa Wakil Presiden Han Zheng akan menghadiri pelantikan Trump sebagai utusan khusus Presiden Xi.

Baik AS maupun China sepakat untuk menghindari konfrontasi yang menyerupai Perang Dingin. Namun, tantangan di bidang ekonomi, keamanan, dan geopolitik menuntut kedua negara untuk menemukan titik temu yang kokoh demi stabilitas global.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us