Turki Larang Israel Ikut Latihan Militer NATO hingga Gaza Damai

Jakarta, IDN Times - Turki menolak keikutsertaan Israel dalam latihan militer tahunan NATO yang dijadwalkan di Bulgaria September 2025. Latihan tersebut merupakan agenda rutin NATO untuk meningkatkan ketahanan dan kesiapan menghadapi situasi darurat.
Penolakan ini dikonfirmasi oleh dua sumber Israel kepada Middle East Eye pada Senin (11/3/2024). Turki telah memblokir semua keterlibatan baru Israel dalam NATO sejak konflik Gaza dimulai.
"Kami tidak mengizinkan aktivitas atau keputusan baru terkait Israel di NATO sampai gencatan senjata permanen tercapai di Gaza dan hambatan bantuan kemanusiaan dihapuskan," ujar sumber dari pemerintah Turki.
Tim koordinasi NATO dan delegasi Bulgaria sebelumnya telah menggelar pertemuan dengan diplomat Israel dua minggu lalu. Pertemuan tersebut sempat menunjukkan antusiasme tinggi atas rencana partisipasi Israel dalam latihan gabungan.
1. Turki memanfaatkan hak veto untuk blokir Israel
Keputusan NATO mensyaratkan persetujuan bulat seluruh anggotanya. Status keanggotaan memberi Turki hak veto yang mampu menghentikan agenda apapun dalam aliansi militer tersebut.
Melansir Ynet, NATO tidak memiliki mekanisme birokrasi yang bisa memaksa Turki menyetujui partisipasi Israel. Aliansi militer ini akhirnya hanya bisa melanjutkan aktivitas Israel yang telah disetujui sebelum perang Gaza.
Pola serupa pernah terjadi saat Turki memblokir status pengamat Israel di NATO. Blokir tersebut baru dicabut ketika kedua negara melakukan rekonsiliasi pada 2023.
"Tidak mungkin Israel melanjutkan hubungan kemitraan dengan NATO setelah menginjak-injak nilai fundamental aliansi kami," kata Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dalam KTT NATO Juli 2024, dilansir Middle East Monitor.
2. Hubungan Turki-Israel memburuk
Hubungan kedua negara mengalami kemunduran tajam setelah pertemuan terakhir Erdogan dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di New York September 2023. Pertemuan yang seharusnya jadi simbol rekonsiliasi tersebut malah berakhir pahit.
Turki semakin keras mengkritik Israel sejak serangan Hamas 7 Oktober 2023 dan perang Gaza. Ankara bahkan bergabung dalam gugatan di Mahkamah Internasional yang menuduh Israel melakukan genosida.
Turki juga memberlakukan sanksi perdagangan terhadap Israel. Namun, oposisi malah mengkritik langkah tersebut karena dinilai kurang tegas karena masih ada celah perdagangan melalui negara ketiga dan Palestina.
Pemerintah Turki membantah pemblokiran Israel ini terkait pernyataan Netanyahu soal perlindungan komunitas Druze dan Kurdi di Suriah. Ankara sebelumnya khawatir pernyataan tersebut sebagai upaya pemisahan wilayah Suriah.
3. Israel sebut Turki rusak kerja sama kawasan
Pejabat Israel mengecam keras langkah Turki. Mereka menilai pemblokiran ini merusak kerja sama regional dan menghambat kemampuan NATO menghadapi tantangan global.
"Pemblokiran kerja sama Israel dengan NATO tidak mendukung stabilitas. Sikap ini justru merusak nilai-nilai inti aliansi," kata seorang pejabat Israel.
Mantan Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, bahkan pernah meminta NATO mengeluarkan Turki. Permintaan tersebut disampaikan setelah Erdogan mengisyaratkan kemungkinan aksi militer terhadap Israel.
Pejabat Turki membantah tudingan tersebut. Mereka menilai Israel justru melanggar prinsip fundamental NATO, hukum internasional, dan hak asasi manusia universal melalui aksinya di Gaza.